✔ Konsep Hasil Belajar

A.    Konsep Belajar
Pandangan seseorang guru terhadap pengertian berguru akan menghipnotis tindakannya dalam membimbing siswa untuk belajar. Berbicara pengertian berguru telah banyak konsep yang dirumuskan oleh para jago yang bekerjasama denga teori belajar.
Teori berguru behaviorisme (tingkah laku) menyatakan bahwa berguru yaitu proses perubahan tingkah laku. Seseorang telah dianggap telah berguru sesuatu bila ia bisa memperlihatkan tingkah laku. Menurut teori ini, yang terpenting yaitu masukan/input yang berupa masukan dan keluaran/output yang berupa respon. Sedangkan apa yang terjadi di antara stimulus dan respon itu dianggap tak penting diperhatikan alasannya yaitu tidak bisa di amati. Selanjutnya, teori berguru kognitivisme menyatakan bahwa berguru yaitu perubahan persepsi dan pemahaman (Uno, dkk., 2008: 56 & 59). Untuk teori berguru konstruktivisme dan teori berguru modern tidak diraikan dalam goresan pena demi menghindari kebingunan dalam penafsiran pempaca.
Merujuk pada teori-teori berguru di atas, Burton (dalam Usman dan Setiawati, 2001: 4) mengemukakan hal senada dengan teori behaviorisme di mana berguru sanggup diartikan sebagai perubahan tingkah laris pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih bisa berinteraksi dengan lingkungannya. Kemudian Witherington (dalam Usman dan Setiawati, 2001: 5) menyatakan bahwa “Belajar yaitu suatu proses perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu contoh gres dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan kepribadian atau suatu pengertian”. Selanjutnya, Gagne (dalam Slameto, 2010: 13) memperlihatkan dua definisi belajar, yakni: (1) berguru yaitu suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku; dan (2) berguru yaitu penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.
Berdasarkan pendapat para jago di atas sanggup dipahamai bahwa intinya berguru merupakan proses perubahan tingkah laris yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu melalui memberian pengetahuan, latihan maupun pengalaman. Belajar dengan pengalaman akan membawa pada perubahan diri dan cara merespon lingkungan.

B.     Konsep Hasil Belajar
Hasil berguru merupakan tujuan simpulan dilaksanakannya acara pembelajaran di sekolah. Hasil berguru sanggup ditingkatkan melalui perjuangan sadar yang dilakukan secara sistematis mengarah kepada perubahan yang positif yang kemudian disebut dengan proses belajar. Akhir dari proses berguru yaitu perolehan suatu hasil berguru siswa. Hasil berguru siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil berguru kelas. Semua hasil berguru tersebut merupakan hasil dari suatu interaksi tindak berguru dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar di akhiri dengan proses penilaian hasil belajar, sedangkan dari sisi siswa, hasil berguru merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses berguru (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 3).
Menurut Sudjana (2010: 22), hasil berguru yaitu kemampuan yang dimiliki siswa sesudah mendapatkan pengalaman belajar. Selanjutnya Warsito (dalam Depdiknas, 2006: 125) mengemukakan bahwa hasil dari acara berguru ditandai dengan adanya perubahan sikap ke arah positif yang relatif permanen pada diri orang yang belajar. Sehubungan dengan pendapat itu, maka Wahidmurni, dkk. (2010: 18) menjelaskan bahwa sesorang sanggup dikatakan telah berhasil dalam berguru bila ia bisa memperlihatkan adanya perubahan dalam dirinya. Perubahan-perubahan tersebut di antaranya dari segi kemampuan berpikirnya, keterampilannya, atau sikapnya terhadap suatu objek.
Jika dikaji lebih mendalam, maka hasil berguru sanggup tertuang dalam taksonomi Bloom, yakni dikelompokkan dalam tiga ranah (domain) yaitu domain kognitif atau kemampuan berpikir, domain afektif atau sikap, dan domain psikomotor atau keterampilan. Sehubungan dengan itu, Gagne (dalam Sudjana, 2010: 22) membuatkan kemampuan hasil berguru menjadi lima macam antara lain: (1) hasil berguru intelektual merupakan hasil berguru terpenting dari sistem lingsikolastik; (2) taktik kognitif yaitu mengatur cara berguru dan berfikir seseorang dalam arti seluas-luasnya termaksuk kemampuan memecahkan masalah; (3) sikap dan nilai, bekerjasama dengan arah intensitas emosional dimiliki seseorang sebagaimana disimpulkan dari kecenderungan bertingkah laris terhadap orang dan kejadian; (4) gosip verbal, pengetahuan dalam arti gosip dan fakta; dan (5) keterampilan motorik yaitu kecakapan yang berfungsi untuk lingkungan hidup serta memprestasikan konsep dan lambang.
Untuk mengetahui hasil berguru seseorang sanggup dilakukan dengan melaksanakan tes dan pengukuran. Tes dan pengukuran memerlukan alat sebagai pengumpul data yang disebut dengan instrumen penilaian hasil belajar. Menurut Wahidmurni, dkk. (2010: 28), instrumen dibagi menjadi dua bab besar, yakni tes dan non tes. Selanjutnya, berdasarkan Hamalik (2006: 155), memperlihatkan citra bahwa hasil berguru yang diperoleh sanggup diukur melalui kemajuan yang diperoleh siswa sesudah berguru dengan sungguh-sungguh. Hasil berguru tampak terjadinya perubahan tingkah laris pada diri siswa yang sanggup diamati dan diukur melalui perubahan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut sanggup diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.
Berdasarkan konsepsi di atas, pengertian hasil berguru sanggup disimpulkan sebagai perubahan sikap secara positif serta kemampuan yang dimiliki siswa dari suatu interaksi tindak berguru dan mengajar yang berupa hasil berguru intelektual, taktik kognitif, sikap dan nilai, penemuan verbal, dan hasil berguru motorik. Perubahan tersebut sanggup diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.

C.    Daftar Pustaka
  • Depdiknas. 2006. Bunga Rampai Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran (SMA, SMK, dan SLB). Jakarta: Depdiknas.
  • Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
  • Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara
  • Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Cet. XV). Bandung: PT. Ramaja Rosdakarya.
  • Uno, Hamzah B., Abdul Karim Rauf, dan Najamuddin Petta Solong. 2008. Pengantar Teori Belajar dan Pembelajaran. (Cet. II). Gorontalo: Nurul Jannah.
  • Usman, Moh Uzer dan Lilis Setiawati. 2001. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
  • Wahidmurni, Alifin Mustikawan, dan Ali Ridho. 2010. Evaluasi Pembelajaran: Kompetensi dan Praktik. Yogyakarta: Nuha Letera.
  • http://dirman-djahura.blogspot.com/

Belum ada Komentar untuk "✔ Konsep Hasil Belajar"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel