✔ Organisasi Sebagai Kultur: Pengertian, Tujuan Dan Manfaat

| Artikel administrasi ini membahas wacana Kultur Organisasi:

a. Pengertian
Suatu organisasi sanggup berkembang melebihi organisasi yang lain walaupun organisasi itu bergerak dalam bidang dan lokasi yang sama. Contoh, Harvard University dengan Massachusetts Institute of Technology (MIT) hanya dipisahkan oleh Sungai Charles. Masing-masing mempunyai keunikan. Hal ini dilatarbelakangi karakteristik dan struktur organisasinya (Robbin, 2001; MIT, 2002). Keunikan suatu organisasi tersebut dipengaruhi aneka macam hal antara lain nilai dan norma yang dianut anggotanya, kepercayaan, kebiasaan yang berlaku di dalam organisasi, dan filosofi organisasi yang dianut. Berbagai faktor tersebut termasuk dalam pengertian kultur organisasi (Ouchi,1981).
Koentjaraningrat (1994) menyatakan bahwa budaya berasal dari bahasa Sanskerta, budhayah, sebagai bentuk jamak budhi, yang artinya budi atau akal. Dalam bahasa Inggrisnya, budaya sama dengan culture. Culture berasal dari bahasa Latin, colere yang artinya segala daya dan upaya insan untuk mengubah alam. Kotter & Heskett (1992) mendefinisikan budaya sebagai totalitas contoh perilaku, kesenian, kepercayaan, kelembagaan, dan semua produk lain dari karya dan pemikiran insan yang menjadi ciri suatu masyarakat atau penduduk yang ditransmisikan bersama.
Kultur organisasi mempunyai banyak definisi dan konotasi. Robbin (2001) menawarkan definisi kultur organisasi sebagai pinjaman makna wacana sistem. Setiap organisasi mempunyai bentuk kepercayaan, lambang, ritual, mitos, dan praktik-praktik yang terjadi sepanjang waktu. Lebih lanjut, Robbin (2001) menawarkan karakteristik kultur organisasi, yaitu (1) inisiatif individu, (2) toleransi risiko, (3) pengarahan, (4) integrasi, (5) kontak manajemen, (6) kontrol, (7) identitas, (8) sistem ganjaran, (9) toleransi konflik, dan (10) contoh komunikasi.
Owen (1991) membagi organisasi atas hard dan soft. Hard mencakup struktur organisasi, aturan-aturan, kebijakan, teknologi, dan keuangan. Sedangkan soft mencakup insan dan budayanya. Lebih lanjut, dijelaskan oleh Owens bahwa budaya sering diartikan sebagai filsafat, ideologi, nilai-nilai, asumsi-asumsi, keyakinan, sikap, dan norma-norma bersama yang mengikat dan mempersatukan suatu komunitas.
Schein (1992) mendefinisikan budaya sebagai contoh pemecahan dilema eksternal dan internal yang diterapkan secara konsisten bagi suatu kelompok.
Oleh lantaran itu, diajarkan pada setiap anggota gres sebagai cara yang benar dalam memandang, memikirkan, dan mencicipi dilema yang dihadam Berdasarkan definisi tersebut terdapat tiga elemen yang telah didiskusikan sebelumnya, yaitu 1) dilema sosialisasi, 2) dilema ”perilaku” dan 3) dapatkah sebuah organisasi besar mempunyai satu kultur. Selanjutnya, berdasarkan Schein (1992) budaya dan kepemimpinan merupakan dua muka sebuah mata uang. Di satu sisi: pemimpin mengkreasi budaya untuk bawahannya. Di sisi lain, bawahan tetapkan kepemimpinan mereka berdasarkan budaya yang berlaku di organisasi itu.
Kao (1991) menyatakan bahwa kultur organisasi merupakan bab dankonteks organisasi. Konteks organisasi bisnis berdasarkan Kao (1991) terdiri atas struktur, kultur, peran, kebijakan, sistem sumber daya manusia, sistem komunikasi, akomodasi yang selalu terbatas, kreativitas, dan kewirausahaan.
Cushway & Lodge (1993) mendefinisikan kultur organisasi sebagai sistem nilai organisasi yang memengaruhi cara dan sikap pegawainya. Kultur organisasi berdasarkan Brown (1998) ialah teori terbaru wacana teori organisasi.
Kultur organisasi ialah istilah yang gampang diucapkan, tetapi sulit didefinisikan menyerupai halnya yang dinyatakan Robbin (2001), ”Organizational culture is one of those topics about which many people will say, 'Oh, yeah, I know what you mean, 'but one of that is quite difficult to define in any specific form.” Meskipun demikian, Robbin (2001) mendefinisikan kultur organisasi cenderung dimaknai oleh anggota organisasinya sebagai sistem yang dianut, yang membedakan suatu organisasi dengan organisasi lainnya.
Kultur organisasi (Organizational Culture) ialah istilah yang sering dikacaukan orang awam maupun ilmuwan dengan istilah kultur perusahaan (Corporate Culture). Padahal yang dimaksud dengan budaya perusahaan menyerupai yang dinyatakan oleh Ndraha (1997) ialah sebagai penerapan dari kultur organisasi pada lingkungan perusahaan. Jadi, kultur perusahaan lebih bersifat praktis, sedangkan kultur organisasi bersifat teoretis. Kultur organisasi mendeskripsikan bagaimana orang-orang di dalam organisasi berpikir (cipta), berperasaan (rasa), dan bertindak (karsa). Kultur organisasi ialah nilai-nilai yang dimiliki dan dipatuhi oleh anggota organisasi dalam berpikir, berperasaan, dan bertindak.
Jones (1995) menawarkan definisi kultur organisasi dan karakteristik' karakteristiknya. Kultur organisasi berdasarkan Jones ialah seperangkat nilai yang mengontrol anggota organisasi dalam berinteraksi, baik dengan sesamanyll maupun dengan orang-orang di luar organisasinya. Sedangkan karakteristik kulmf organisasi berdasarkan Jones (1995) meliputi: nilai-nilai, kontrol koordinasi dat1 motivasi, etika, struktur, dan proses desain organisasi. Nilai ialah suatu keadaan yang ditinjau dari kegunaannya bagi hidup manusia, baik lahir maupun batin, jasmani maupun rohani, dunia maupun akhirat. Nilai sanggup dikategorikan atas nilai ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, militer, keamanan, dan agama. Kultur organisasi berdasarkan Marquardt (1996) ialah nilai, kepercayaan, praktik, ritual yang digunakan organisasi. Ndraha (1997) menyatakan kultur organisasi ialah bab yang integral dengan teori organisasi yang di dalamnya terdapat iklim organisasi. Oleh lantaran itu, konsep kultur organisasi sanggup mengadaptasi teoriteori iklim organisasi.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, sanggup disimpulkan bahwa banyak kesamaan pendapat dalam mendefinisikan kultur organisasi. Kultur organisasi ialah keyakinan dan nilai bersama yang mengikat kebersamaan seluruh anggota organisasi. Kultur organisasi ada dan menempel di semua organisasi, baik besar maupun kecil, di manapun, kapanpun, termasuk organisasi forum pendidikan.

b. Tujuan dan Manfaat Kultur Organisasi
Kultur organisasi bertujuan dan bermanfaat untuk 1) identitas organisasi, yang membedakan organisasi satu dengan lainnya; 2) perekat kebersamaan seluruh Warga organisasi dalam hidup multikultural, juga mencegah konflik hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; 3) sarana pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien lantaran adanya kesamaan pikiran, pendapat, gerak dan langkah; 
4) meningkatkan kesehatan (iklim) organisasi yang kondusif; 5) meningkatkan mutu produk organisasi, baik jasa maupun barang; 6) menjelaskan dinamika kultur dalam organisasi; 7) memahami iptek gres yang memengaruhi dan dipengaruhi organisasi; 8) memahami resistensi budaya terhadap perubahan yang terjadi menyerupai pembelajaran organisasional dan perubahan organisasi.

Sumber:
Usman, Husaini. 2011. Manajemen: Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hal.183-185.


Keyword terkait:
pengorganisasian dalam manajemen, pengorganisasian dan struktur organisasi, pengorganisasian dan organisasi

Belum ada Komentar untuk "✔ Organisasi Sebagai Kultur: Pengertian, Tujuan Dan Manfaat"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel