✔ Pendekatan Relasi Insan (Human Relations Approach)
| Pendekatan ini muncul untuk merevisi teori manajemen klasik yang ternyata tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja. Para jago selanjutnya melengkapi teori manajemen klasik dengan menerapkan sosiologi dan psikologi dalam manajemen.
Munsterberg (1863-1916) yaitu seorang profesor psikologi Jerman lulusan Harvard University dan menerima sebutan Bapak Psikologi Industri yang populer dengan bukunya yang berjudul, Psychology and Industrial Efficiency. Ia memakai peralatan-peralatan psikologi untuk membantu peningkatan produktivitas dan menyatakan bahwa untuk meningkatkan produktivitas sanggup dilakukan dengan tiga cara, yaitu 1) mendapatkan pekerja yang terbaik, 2) membuat pekerjaan terbaik, dan 3) penggunaan efek yang terbaik untuk merangsang motivasi kerja. Ia juga menyarankan biar teknik-teknik manajemen memakai hasil eksperimen psikologi. Sebagai contoh, banyak sekali metode psikologi sanggup digunakan untuk menentukan karakteristik tertentu yang cocok dengan kebutuhan suatu jabatan. Penelitian mencar ilmu sanggup mengarahkan pengembangan metode pelatihan. Berdasarkan penelitian sikap insan dengan pendekatan psikologi sanggup digunakan untuk membantu insan dalam meningkatkan motivasi karyawan dan produktivitas kerja. Ia juga menyarankan biar faktor sosial dan budaya turut dipertimbangkan dalam suatu organisasi. Kontribusi utama Munsterberg untuk manajemen ialah aplikasi psikologi industri dalam manajemen.
Mayo (1880-1949) populer dengan penelitian Hawthorne. Menurut penelitian Hawthorne, hubungan manusiawi merupakan istilah umum yang sering digunakan untuk menggambarkan cara interaksi manajer dengan bawahannya secara manusiawi. Asumsinya, kalau manajer personalia memotivasi pekerja dengan baik maka hubungan manusiawi dalam organisasi pun menjadi baik. Apabila moral dan efisiensi memburuk maka hubungan manusiawi dalam organisasi pun menjadi memburuk. Untuk membuat hubungan manusiawi yang baik maka manajer harus memahami alasan-alasan pekerja bekerja dengan cara tertentu, tidak dengan cara yang lainnya. Selain itu, Mayo juga meneliti faktor-faktor sosial dan psikologi yang sanggup memotivasi pekerja.
Pada tahun 1924, dengan disponsori oleh National Research Council, kelompok Hawthorne meneliti efek penerangan di kawasan kerja terhadapi produktivitas kerja. Ketika penerangan dinaikkan ternyata produktivitas pun naik. Akan tetapi, saat penerangan dikurangi, produktivitas pun tetap naik. Akibatnya penelitian dilanjutkan untuk mencari penyebabnya.
Mayo (1880-1949) dan asistennya Roethlisberger (1898-1974) membagi dua kelompok pekerja yang masing-masing terdiri atas enam orang pada dua ruang terpisah. Satu ruang dilakukan eksperimen berupa upah dinaikkan, hari kerja dan ahad kerja diperpendek, usang istirahat dan jam makan siang diubah-ubah, jam istirahat disuruh menentukan sendiri, kesempatan untuk mengusulkan jam istirahat biar diubah sesuai saran. Sementara itu, kelompok di ruang yang lainnya dengan kondisi menyerupai biasa. Hasilnya memperlihatkan ternyata kedua” kelompok menun | Pendekatan ini muncul untuk merevisi teori manajemen klasik yang ternyata tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja. Para jago selanjutnya melengkapi teori manajemen klasik dengan menerapkan sosiologi dan psikologi dalam manajemen.
Munsterberg (1863-1916) yaitu seorang profesor psikologi Jerman lulusan Harvard University dan menerima sebutan Bapak Psikologi Industri yang populer dengan bukunya yang berjudul, Psychology and Industrial Efficiency. Ia memakai peralatan-peralatan psikologi untuk membantu peningkatan produktivitas dan menyatakan bahwa untuk meningkatkan produktivitas sanggup dilakukan dengan tiga cara, yaitu 1) mendapatkan pekerja yang terbaik, 2) membuat pekerjaan terbaik, dan 3) penggunaan efek yang terbaik untuk merangsang motivasi kerja. Ia juga menyarankan biar teknik-teknik manajemen memakai hasil eksperimen psikologi. Sebagai contoh, banyak sekali metode psikologi sanggup digunakan untuk menentukan karakteristik tertentu yang cocok dengan kebutuhan suatu jabatan. Penelitian mencar ilmu sanggup mengarahkan pengembangan metode pelatihan. Berdasarkan penelitian sikap insan dengan pendekatan psikologi sanggup digunakan untuk membantu insan dalam meningkatkan motivasi karyawan dan produktivitas kerja. Ia juga menyarankan biar faktor sosial dan budaya turut dipertimbangkan dalam suatu organisasi. Kontribusi utama Munsterberg untuk manajemen ialah aplikasi psikologi industri dalam manajemen.
Mayo (1880-1949) populer dengan penelitian Hawthorne. Menurut penelitian Hawthorne, hubungan manusiawi merupakan istilah umum yang sering digunakan untuk menggambarkan cara interaksi manajer dengan bawahannya secara manusiawi. Asumsinya, kalau manajer personalia memotivasi pekerja dengan baik maka hubungan manusiawi dalam organisasi pun menjadi baik. Apabila moral dan efisiensi memburuk maka hubungan manusiawi dalam organisasi pun menjadi memburuk. Untuk membuat hubungan manusiawi yang baik maka manajer harus memahami alasan-alasan pekerja bekerja dengan cara tertentu, tidak dengan cara yang lainnya. Selain itu, Mayo juga meneliti faktor-faktor sosial dan psikologi yang sanggup memotivasi pekerja.
Pada tahun 1924, dengan disponsori oleh National Research Council, kelompok Hawthorne meneliti efek penerangan di kawasan kerja terhadapi produktivitas kerja. Ketika penerangan dinaikkan ternyata produktivitas pun naik. Akan tetapi, saat penerangan dikurangi, produktivitas pun tetap naik. Akibatnya penelitian dilanjutkan untuk mencari penyebabnya.
Kesimpulannya, ternyata kelompok pekerja terpilih terjalin hubungan emosional (merasa senasib) yang sanggup meningkatkan produktivitas kerja. Perhatian pengawas (peneliti) terhadap mereka memotivasinya untuk meaningkatkan produktivitas kerja. Pengaruh terhadap meningkatnya produktivitas kerja disebut sebagai Hawthorne effect.
Penelitian lainnya menemukan bahwa kelompok kerja nonformal dan lingkungan sosial pekerja ternyata mempunyai efek yang besar terhadap produktivitas kerja. Konsep makhluk sosial dimotivasi oleh kebutuhan sosial, harapan berinteraksi dalam pekerjaan, dan pengawasan manajer telah mengubah konsep makhluk rasional yang sekadar dimotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan fisik manusia. Kontribusi utama Mayo dan Roethlisberger bagi manajemen ialah melaksanakan penelitian di pabrik Hawthorne dari Western Electric Company yang menemukan efek sikap sosial dan hubungan kelompok kerja atas prestasi.
Lewin menekankan teori medan dan penelitiannya dikenal sebagai dinamika kelompok. Dalam lingkungan kerjanya ada kelompok demokratis dan ada kelompok otoriter. Lewin dan kawan-kawannya memperlihatkan kesimpulan umum bahwa dalam kelompok demokratis, para anggotanya mempunyai partisipasi aktif dan lebih produktif dalam mencapai tujuan individu dan forum dibandingkan dengan kelompok otoriter. Lebih jauh, dalam dunia kerja dinamika kelompok ini perlu diadakan dalam pelatihan, pembentukan kelompok dan penelitian tindakan dalam membuatkan organisasi.
Roger (1951) tidak hanya membuatkan mekanisme untuk bimbingan industri, tetapi juga perkiraan metapsikologi yang berpusat pada terapi pelanggan (client-centered). Terapi didasarkan pada pendekatan hubungan manusiawi yang harus dibangun.
Morino (1953) tertarik pada hubungan interpersonal di dalam kelompok dengan membuatkan teknik sosiometri. Whyte & Homans mengadakan penelitian hakikat dan sikap kelompok kerja di industri restoran. la meneliti konflik dalam kelompok, status dalam kelompok, arus kerja, dan sebagainya. Ia menemukan pemilihan preferen di antara kelompok berafiliasi dengan faktor menyerupai usia, jenis kelamin, dan minat lainnya.
Keterbatasan Teori Hubungan Manusiawi dan Sumbangannya
Konsep makhluk sosial tidaklah menggambarkan secara lengkap individu-individu di kawasan kerjanya. Perbaikan kondisi kerja dan kepuasan pekerja tidak menghasilkan perubahan produktivitas yang mencolok. Lingkungan sosial di kawasan kerja bukanlah satu-satunya kawasan pekerja saling berinteraksi alasannya yaitu ada yang berinteraksi dengan unit lain di luar kawasan kerja. Kelompok yang diteliti mengubah perilakunya alasannya yaitu merasa kelompoknya menjadi objek dan subjek penelitian. Teori hubungan manusiawi mengilhami para jago sikap menyerupai Argyris, Maslow, McGregor, dan McClelland untuk membahas teori motivasi.
Sumber:
Usman, Husaini. 2011. Manajemen: Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hal.35-37.
Usman, Husaini. 2011. Manajemen: Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hal.35-37.
Keyword terkait:
manajemen pendidikan dalam profesi keguruan, manajemen pendidikan berdasarkan para ahli, manajemen pendidikan dan manajemen pendidikan
manajemen pendidikan dalam profesi keguruan, manajemen pendidikan berdasarkan para ahli, manajemen pendidikan dan manajemen pendidikan
Belum ada Komentar untuk "✔ Pendekatan Relasi Insan (Human Relations Approach)"
Posting Komentar