✔ Pendekatan Teori Sikap (Behavioral Approch)
| Perilaku sanggup dipahami melalui tiga pendekatan, yaitu dengan model 1) rasional, 2) sosiologis, dan 3) pengembangan korelasi manusia. Model rasional memusatkan perhatiannya pada anggota organisasi yang diasumsikan bersifat rasional dan mempunyai banyak sekali kepentingan, kebutuhan, motif, dan tujuan Pendukung model ini antara lain Down (1967) dan Simon (1973).
Model sosiologis lebih memusatkan perhatiannya pada pengetahuan antropologi, sosiologi, dan psikologi. Pendukung model ini antara lain Bern (1970).
Model pengembangan korelasi insan lebih memusatkan perhatiannya pada tujuan yang ingin dicapai dan pengembangan banyak sekali sistem motivasi berdasarkan jenis motivasi semoga sanggup meningkatkan produktivitas kerja. Pendukung model ini antara lain McGregor (1961), Maslow (1970), dan Bennis (1990). Teori sikap merupakan pengembangan dari pendekatan korelasi manusiawi. Pendekatan ini memandang bahwa sikap insan dipengaruhi oleh sistem sosialnya. Tokoh-tokoh pendekatan ini ialah sebagai berikut.
1) Maslow yang populer dengan teori hierarki kebutuhan untuk menjelaskan sikap insan dalam kaitannya dengan motivasi manusia.
2) McGregor dengan teori X dan Y.
3) Herzberg dengan teori dua faktor (hygiene-motivation).
4) McClelland dengan teori need of power, need of aniation, and need of achievement.
5) Blake dan Mouton dengan teori Managerial Grid.
6) Likert dengan teori empat sistemnya.
7) Fiedler dengan pendekatan kontingensi dalam teori kepemimpinannya.
8) Argyris dengan teori organisasi sebagai sistem budayanya dan Optimal actualization-organization and individual.
9) Getzels & Guba dengan teori sistem sosial-nomotetis dan idiografisnya.
10) Schein dengan penelitian dinamika kelompoknya.
11) Vroom dengan teori ekspektansinya.
12) Reddin dengan teori tiga dimensi kepemimpinannya.
13) Mintzberg dengan struktur organisasinya.
14) Oehi dengan teori Z-nya sebagai kombinasi budaya Amerika dengan Jepang.
15) Hersey & Blanchard dengan kepemimpinan situasionalnya. 16) Bass dengan kepemimpinan transformasionalnya.
17) Deming dengan PDCA dan TQM-nya.
18) Goleman dengan kepemimpinan primal dan emosionalnya.
19) Manning & Curtis dengan kepemimpinan heroiknya.
1) Maslow yang populer dengan teori hierarki kebutuhan untuk menjelaskan sikap insan dalam kaitannya dengan motivasi manusia.
2) McGregor dengan teori X dan Y.
3) Herzberg dengan teori dua faktor (hygiene-motivation).
4) McClelland dengan teori need of power, need of aniation, and need of achievement.
5) Blake dan Mouton dengan teori Managerial Grid.
6) Likert dengan teori empat sistemnya.
7) Fiedler dengan pendekatan kontingensi dalam teori kepemimpinannya.
8) Argyris dengan teori organisasi sebagai sistem budayanya dan Optimal actualization-organization and individual.
9) Getzels & Guba dengan teori sistem sosial-nomotetis dan idiografisnya.
10) Schein dengan penelitian dinamika kelompoknya.
11) Vroom dengan teori ekspektansinya.
12) Reddin dengan teori tiga dimensi kepemimpinannya.
13) Mintzberg dengan struktur organisasinya.
14) Oehi dengan teori Z-nya sebagai kombinasi budaya Amerika dengan Jepang.
15) Hersey & Blanchard dengan kepemimpinan situasionalnya. 16) Bass dengan kepemimpinan transformasionalnya.
17) Deming dengan PDCA dan TQM-nya.
18) Goleman dengan kepemimpinan primal dan emosionalnya.
19) Manning & Curtis dengan kepemimpinan heroiknya.
Beberapa prinsip sikap antara lain 1) pendekatan motivasi yang menghasilkan komitmen pekerja sangat dibutuhkan; 2) manajemen tidak sanggup dianggap sebagai suatu proses teknik yang kaku; 3) manajemen harus sistematis dan sistemis; 4) pendekatan yang dipakai dalam manajemen harus hati-hati; 5) organisasi sebagai suatu keseluruhan; 6) kepemimpinan diterapkan sesuai dengan situasi bawahannya; 7) unsur insan merupakan kunci utama yang menentukan sukses atau gagalnya organisasi mencapai tujuannya; 8) manajer masa sekarang harus dididik dan dilatih untuk memahami dan menerapkan konsepkonsep manajemen; 9) komitmen sanggup ditingkatkan melalui partisipasi dan keterlibatan pekerja; dan 10) pengawasan harus dibangun dalam pengertian positif, bukan mencari kesalahan tetapi mencegah terjadinya kesalahan secara diri.
Keterbatasan Pendekatan Perilaku dan Sumbangannya
Beberapa jago manajemen termasuk jago sikap percaya bahwa bidang sikap tidak sepenuhnya kasatmata alasannya ialah berkenaan dengan insan yang bersifat unik. Model, teori dan istilah sikap oleh jago sikap (jargon) sangat kompleks dan abnormal untuk dipraktikkan para manajer. Dikarenakan sikap insan sangat unik, maka ahli-ahli sikap sering berbeda dalam menyimpulkan penelitian, dan rekomendasinya pun sulit bagi manajer untuk menentukan dan melaksanakannya.
Beberapa jago manajemen termasuk jago sikap percaya bahwa bidang sikap tidak sepenuhnya kasatmata alasannya ialah berkenaan dengan insan yang bersifat unik. Model, teori dan istilah sikap oleh jago sikap (jargon) sangat kompleks dan abnormal untuk dipraktikkan para manajer. Dikarenakan sikap insan sangat unik, maka ahli-ahli sikap sering berbeda dalam menyimpulkan penelitian, dan rekomendasinya pun sulit bagi manajer untuk menentukan dan melaksanakannya.
Sumbangan teori sikap ibarat yang telah disebutkan tadi ialah untuk dikembangkan dalam teori motivasi. Selain itu, untuk mengetahui sikap kelompok, korelasi manusiawi di kawasan kerja, dan pentingnya korelasi manusiawi di kawasan kerja. Ahli sikap menyarankan untuk dikembangkan dalam teori-teori kepemimpinan, konflik, kekuasaan, perubahan organisasi, dan komunikasi.
Info lain:
The Behavioral Approach (Pendekatan Perilaku dalam Manajemen)
Pendekatan sikap merupakan pendekatan yang percaya bahwa jikalau manajer berfokus pada karyawan bukan pada produksi mekanistik, maka pekerjaan menjadi lebih puas dan dengan demikian, lebih produktif. Mereka mendukung gagasan manajer harus paternalistik dan memelihara dalam rangka membangun kelompok kerja yang produktif dan kuat. Studi ini merupakan sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari banyak sekali ilmu. Antara lain yaitu ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi, dan psikologi. Gerakan ilmu sikap menekankan perlunya untuk studi ilmiah dari elemen insan organisasi.Model ini menekankan perlunya karyawan untuk tumbuh dan berkembang mempertahankan harga diri dan tetap produktif.
Prespektif manajemen sikap (behavioral management perspective) menekankan pada pentingnya manajemen memerhatikan sikap dan kebiasaan individu insan yang terdapat dalam sebuah organisasi dan pentingnya pula manajemen melaksanakan perubahan sikap dan kebiasaan insan yang ada dalam organisasi semoga organisasi sanggup berjalan dengan baik.
Sehingga perspektif manajemen sikap banyak dipengaruhi oleh konsep-konsep psikologi yang diaplikasikan dalam sebuah industri.Kontributornya yaitu:
1. Hugo Munstberg (1863 – 1961)
Hugo Mustberg dikenal sebagai the Father of Industril Psychology atau Bapak dari Ilmu Psikologi Industri alasannya ialah beliau yang termasuk pertama kali memperkenalkan aplikasi dari konsep-konsep psikologi dalam aktivitas industri.
Hugo Munstberg menyatakan bahwa para psikolog sanggup menawarkan bantuan yang sangat berharga dalam sebuah aktivitas bisnis atau industri dalam hal seleksi pekerja dan upaya-upaya yang sanggup memotivasi pekerja.Hal ini terkait dengan prediksi akan sikap pekerjanya nanti.Demikian pula aktivitas untuk memotivasi para pekerja.Kegiatan pemotivasian pekerja sehingga sangatlah dibutuhkan semoga sikap dan kebiasaan para pekerja yang berbeda-beda dalam pelaksanaanya sanggup diperhatikan namun sekaligus diarahkan kepada pencapaian tujuan organisasi. Kegagalan dalam dukungan motivasi pada pekerja akan mengakibatkan perbedaan yang ada pada pekerja dari sisi sikap dan kebiasaan mendorong ke arah kegagalan organisasi dalam mencapai tujuannya daripada semestinya.
2. Mary Parker Follet
Menurut Mary Parker Follet definisinya mengenai manajemen,seni dalam menuntaskan suatu pekerjaan melalui orang lain, memperlihatkan bahwa kiprah manajemen tidak saja melaksanakan aktivitas sistematis dalam rangka pencapaian tujuan, tetapi juga merupakan juga seni dalam memahami sikap orang lain sehingga sanggup diarahkan kepada pencapaian tujuan yang sesuai.
Mary Parker Follet juga menganjurkan pentingnya manajemen memahami kiprah dan fungsi insan dalam organisasi secara utuh, sehingga Follet juga meyakini perlunya organisasi lebih demokratis dalam memandang pekerja juga para manajernya.
3. Eltan Mayo (1880-1949)
Lahir 26 Desember 1880 adalah psikolog/sosiolog dan teori tikus organisasi kelahiran australia. Mayo dikenal alasannya ialah penelitian-penelitiannya serta kiprahnya dalam Hawtrone Studies. Ia mengajar di University of Queensland dari 1919-1923, sebelum pindah ke University of Pennsylvania. Ia juga mengajar di Harvard Business School pada tahun 1226-1947 dimana ia menjadi profesor di bidang penelitian industrial.
Eltan Mayo menciptakan sebuah studi dan peneliatian, antara lain :
studi Howthorne :
Teori Perhatian (Attention Theory)
Pekerja akan lebih produktif jikalau merasa diperhatikan
Teori Penerimaan Sosial (Social Acceptance Theory)
Pekerja akan memperlihatkan produktifitas berdasarkan faktor penerimaan sosial
The Howthorne Studies
Salah satu bantuan berharga dalam dunia manajemen ialah apa yang telah dihasilkan oleh studi yang dilakukan di perusahaan Western Electric di Howthorne antara tahun 1927 sampai 1932, atau dikenal sebagai the Howthorne studies atau studi Howthorne.Studi ini terdiri dari 2 eksperimen, Eksperimen yang pertama dilakukan bagi kelompok pekerja yang memperoleh manipulasi atas penerangan di kawasan kerjanya.
Sedangkan eksperimen kedua dilakukan bagi kelompok pekerja yang memasang telepon di bank-bank.
Kedua eksperimen ini menyimpulkan bahwa ternyata dukungan insentif dan juga nyala lampu atau penerangan tidak menentukan produktivitas para pekerja, akan tetapi adanya perlakuan yang sama oleh manajer serta “perhatian khusus” yang akan menentukan produktivitas para pekerja. Dan tentunya tidak berarti bahwa mereka tidak memerlukan upah atau intensif atau juga penerangan secukupnya dalam bekerja, akan tetapi “perhatian dan penerimaan sosial” rupanya lebih menjadi faktor yang mempengaruhi sikap mereka dalam bekerja dalam organisasi daripada faktor yang memengaruhi sikap mereka dalam bekerja dalam organisasi daripada faktor insentif dan faktor individu.
Sedangkan Douglas McGregor menawarkan pandangan berdasarkan studi Hawthorne dan Maslow, yaitu teori X dan teori Y ihwal sifat insan di kawasan kerja :
Teori X berasumsi bahwa karyawan :
Tidak suka bekerja
Tidak mempunyai ambisi
Tidak bertanggung jawab
Enggan untuk berubah
Lebih suka dipimpin daripada memimpin
Teori Y berasumsi bahwa karyawan :
Suka bekerja
Mampu mengendalikan diri
Menyukai tanggung jawab
Penuh imajinasi dan kreasi
Mampu mengarahkan diri sendiri
Manajer yang berasumsi bahwa karyawan bersifat X sanggup di prediksikan akan bersikap sangat mengatur dan berorientasi pada pengendalian. Sehingga sikap ini mendorong karyawan bersikap pasif, tergantung dan mempunyai rasa enggan.
Manajer yang berasumsi bahwa karyawan bersifat Y akan bersikap mendorong karyawan untuk berpartisipasi, bertanggung jawab dan merasa bebas dan kreatif dalam melaksanakan pekerjaan mereka.
Dalam kalangan akademisi umumnya setuju bahwa Kajian Hawthrone ini memberi dampak dramatis terhadap arah keyakinan manajemen terhadap kiprah perlikau insan dalam organisasi. Sehingga Mayo sanggup menyimpulkan bahwa:
sikap dan sentimen mempunyai kaitan yang sangat erat
dampak kelompok sangat besar dampaknya pada sikap individu
standar kelompok menentukan hasil kerja masing-masing karyawan
uang tidak begitu menjadi faktor penentu output bila dibandingkan dengan standar kelompok, sentimen kelompok, dan rasa aman.
Kesimpulan-kesimpulan itu berakibat pada pemfokusan gres terhadap faktor sikap insan sebagai penentu berfungsi atau tidaknya organisasi, dan pencapaian target organisasi tersebut.
Pendekatan sikap mempunyai 2 prespektif yaitu :
1. The Human Relations Approach (Pendekatan Hubungan Kemanusiaan)
Pada dasarnya teori pendekatan korelasi kemanusiaan berargumentasi bahwa intinya insan selalu melaksanakan respons terhadap konteks sosial dimana pun beliau berada. Sehingga perkiraan dasar yang sanggup dipakai dalam teori ini ialah bahwa perhatian manajer atau pimpinan terhadap bawahannya akan meningkatkan tingkat penerimaan dan sekaligus tingkat kepuasan dari bawahannya, sehingga tingkat penerimaan dan kepuasan ini akan mendorong tercapainya peningkatan produktivitas.
Kontributornya :
1. Abraham Maslow
Menurut Abraham Maslow menyatakan bahwa sikap insan dimotivasi oleh keragaman kebutuhan yang dihadapinya. Keragaman kebutuhan ini direpresentasikannya melalui apa yang dinamakan dengan “Hierakhi Kebutuhan” (Hierarkhi of Needs), yang termasuk kebutuhan akan insentif secara keuangan dan juga penerimaan social.
2. Douglas McGregor
Douglas McGregor menawarkan bantuan berharga mengenai dinamika dalam kekerabatan manusia. Dia memperkenalkan kepada kita bahwa intinya insan sanggup diklasifikasikan menjadi tipe X dan tipe Y. Mereka yang bertipe X biasanya cenderung bersifat pasif, malas, dan tidak mau bekerja kecuali kalau disuruh, kurang inisiatif, serta kurang menyukai tantangan, disamping itu juga akan berdisiplin jikalau diawasi saja. Untuk mereka yang dikategorikan tipe X ini, pendekatan manajemen yang harus dilakukan ialah hal yang terkait dengan pengarahan dan pengawasan yang menyeluruh dan terus-menerus.
Adapun penjabaran yang kedua ialah tipe Y dimana mereka yang bertipe Y memilki karakteristik proaktif, menyukai tantangan dan pekerjaan, mempunyai banyak ilham dan inisiatif, serta berdisiplin ialah pecahan dari tantangan prestasi yang ingin dicapainya. Untuk mereka yang berkategori Y ini, pendekatan manajemen ini sanggup lebih kepada dukungan delegasi dan kepercayaan daripada pengawasan terus-menerus dan menyeluruh.
Douglas McGregor menawarkan pandangan yang berdasarkan studi Hawthorne dan Maslow, yaitu teori X dan teori Y ihwal sifat insan di kawasan kerja :
Teori X berasumsi bahwa karyawan :
Tidak mempunyai ambisi
Tidak bertanggung jawab
Enggan untuk berubah
Lebih suka dipimpin daripada memimpin
Tidak suka bekerja
Teori Y berasumsi bahwa karyawan :
Suka bekerja
Mampu mengendalikan diri
Menyukai tanggung jawab
Penuh imajinasi dan kreasi
Mampu mengarahkan diri sendiri
Manajer yang berasumsi bahwa karyawan bersifat X akan bersikap sangat mengatur dan berorientasi pada pengendalian. Sikap ini sanggup mendorong karyawan bersikap pasif, tergantung dan mempunyai rasa enggan sehingga manajer yang berasumsi bahwa karyawan bersifat Y akan bersikap mendorong karyawan untuk berpartisipasi, bertanggung jawab dan merasa bebas dan kreatif dalam melaksanakan pekerjaan mereka.
2. Behavioral Science Approach (Pendekatan Ilmiah Perilaku)
Dalam perkembangan kiprah insan dalam organisasi direpresentasikan dalam teori sikap organisasi yang mencoba melihat organisasi dari perspektif yang lebih luas, di antaranya dari perspektif psikologi, sosiologi, ekonomi, antropologi, sampai medis. Beberapa topik penting dalam teori ini, di antaranya ialah bahwa kinerja organisasi sangat terkait dengan kepuasan kerja, stres, motivasi, kepemimpinan, dinamika kelompok, budaya kerja, pollitik dalam organisasi, konflik interpersonal, desain organisasi, dan lain sebagainya.
Beberapa pecahan selanjutnya yang terkait dengan pengorganisasian, kepemimpinan dalam organisasi, sangat dipengaruhi prespektif dari kelompok sikap organisasi ini.
Aliran Hubungan Modern (Ilmu Pengetahuan)
Dalam pengembangannya dibagi menjadi dua, yang pertama yaitu fatwa korelasi manusiawi (perilaku organisasi), dan yang kedua yaitu berdasar pada manajemen ilmiah atau manajemen operasi.
Perilaku Organisasi :
Beberapa pakar pendekatan sikap organisasi dengan banyak sekali teori dan opini yang dikemukakanynya diantaranya ilalah sebagai berikut :
Douglas McGregor, populer dengan Teori X dan Teori Y Frederick Herzberg, populer dengan Teori Motivasi Higenis atau Teori Dua faktor Chris Argiris, mengataka bahwa organisasi sebagai system social atau system antar korelasi budaya.
Edgar Schein, dunamika kelompok dalam organisasi Abraham Maslow, mengemukakan ihwal hirarki kebutuhan, sikap manusia,dan dinamika proses Robert Blak dan Jane Mounton, mengemukakan lima gaya kepemimpinan dengan kisi- kisi manajerial (managerial Grid)
Rensistlikert, mengemukakan empat system manajemen dari system explotatif otoritatif samapi system partisipatif kelompok.
Fred Feidler, menerapkan pendekatan kontingensi pada studi kepemimpinan.
Prinsip Dasar Perilaku Organisasi :
Manajemen tidak sanggup dipandang sebagai proses teknik secara ketat (peranan,prosedur dan prinsip).
Manajemen harus sistematis, pendekatannya harus dengan pertimbangan konservatif.
Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk pengawasan harus sesuai dengan situasi.
Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi sangat dibutuhkan sehingga haruslah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.Pembentukan pendekatan motivasional sangatlah dibutuhkan semoga mempunyai daya tarik bagi human yang mempunyai kenginginan untuk melaksanakan Change dalam hidupnya. Hidup dengan motivasi akan mengakibatkan sesuatu dalam hidup akan lebih berarti. Pendekatan motivasional akan muncul pada diri seseorang bila ada cita-cita keras dalam diri insan untuk melaksanakan suatu keberanian suatu prilaku yang memprioritaskan dirinya lebih baik daripada orang lain dengan kiat motivasi tersebut.
Sumber:
Usman, Husaini. 2011. Manajemen: Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hal.38-39.
Usman, Husaini. 2011. Manajemen: Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hal.38-39.
https://plasmajihan.blogspot.com/search?q=behavioral-approach-pendekatan-perilaku? diakses tgl.6/1/2018.
Keyword terkait:
manajemen pendidikan dalam profesi keguruan, manajemen pendidikan berdasarkan para ahli, manajemen pendidikan dan manajemen pendidikan.
manajemen pendidikan dalam profesi keguruan, manajemen pendidikan berdasarkan para ahli, manajemen pendidikan dan manajemen pendidikan.
Belum ada Komentar untuk "✔ Pendekatan Teori Sikap (Behavioral Approch)"
Posting Komentar