✔ Pandangan Habermas Terhadap Belajar
Pandangan Habermas Terhadap Belajar. Tokoh humanis lain yakni Habermas. Menurutnya, berguru gres akan terjadi bila ada interaksi antara individu dengan lingkungannya. Lingkungan berguru yang dimaksud di sini yakni lingkungan alam maupun lingkkungan sosial, alasannya yakni antara keduanya tidak sanggup dipisahkan. Dengan pandangannya yang demikian, ia membagi tipebelajar menjadi tiga, yaitu berguru teknis (technical learning), berguru simpel (practical learning), dan berguru emansipatoris (emancypatory learning). Masing-masing tipe mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Belajar teknis (technica learning)
Yang dmaksud berguru teknis yakni berguru bagaimana seseorang sanggup beinteraksi dengan lingkungan alamnya secara benar. Pengetahuan dan keterampilan apa yang dibutuhkan dan perlu dipelajari semoga sanggup mereka sanggup menguasai dan mengelola lingkungan alam sekitarnya dengan baik. Oleh alasannya yakni itu, ilmu-ilmu alam atau sain amat dipentingkan dalam berguru teknis.
b. Belajar simpel (practical learning)
Sedangkan yang dimaksud berguru simpel yakni berguru bagaimana seseorang sanggup berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, yaitu dengan orang-orang di sekelilingnya dengan baik. Kegiatan berguru ini lebih mengutamakan terjadinya interaksi yang serasi antar sesama manusia. Untuk itu bidang-bidang ilmu yang bekerjasama sosiologi, komunikasi, psikologi, antropologi, dan semacamnya, amat diperlukan. Sungguhpun demikian, mereka percaya bahwa pemahaman dan keterampilan seseorang dalam mengelola lingkungan alamnya tidak sanggup dipisahkan dengan kepentingan insan pada umumnya. Oleh alasannya yakni itu, interaksi yang benar antara individu dengan lingkungan alamnya hanya akan tampak dari kaitan atau relevansinya dengan kepentingan manusia.
c. Belajar emansipatoris (emancypatory learning)
Lain halnyadengan beljar emansipatoris. Belajar emansipatoris menekanan upaya semoga seseorang mencapai suatu pemahaman dan kesadaran yang tinggi akan terjadinya perubahan atau gosip budaya dalam lingkungan sosialnya. Dengan pengertian demikian maka dibutuhkan pengetahuan dan ketrampilan serta perilaku yang benar untuk mendukung terjadinya transformasi kultural tersebut. Untuk itu, ilmu-ilmu yang bekerjasama dengan budaya dan bahasa amat diperlukan. Pemahaman dan kesadaran terhadap trasformasi kultural inilah yang oleh Habermas dianggap sebagai tahap berguru yang paling tinggi, alasannya yakni transformasi kultural yakni tujuan tujuan pendidikan paling tinggi.
a. Belajar teknis (technica learning)
Yang dmaksud berguru teknis yakni berguru bagaimana seseorang sanggup beinteraksi dengan lingkungan alamnya secara benar. Pengetahuan dan keterampilan apa yang dibutuhkan dan perlu dipelajari semoga sanggup mereka sanggup menguasai dan mengelola lingkungan alam sekitarnya dengan baik. Oleh alasannya yakni itu, ilmu-ilmu alam atau sain amat dipentingkan dalam berguru teknis.
b. Belajar simpel (practical learning)
Sedangkan yang dimaksud berguru simpel yakni berguru bagaimana seseorang sanggup berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, yaitu dengan orang-orang di sekelilingnya dengan baik. Kegiatan berguru ini lebih mengutamakan terjadinya interaksi yang serasi antar sesama manusia. Untuk itu bidang-bidang ilmu yang bekerjasama sosiologi, komunikasi, psikologi, antropologi, dan semacamnya, amat diperlukan. Sungguhpun demikian, mereka percaya bahwa pemahaman dan keterampilan seseorang dalam mengelola lingkungan alamnya tidak sanggup dipisahkan dengan kepentingan insan pada umumnya. Oleh alasannya yakni itu, interaksi yang benar antara individu dengan lingkungan alamnya hanya akan tampak dari kaitan atau relevansinya dengan kepentingan manusia.
c. Belajar emansipatoris (emancypatory learning)
Lain halnyadengan beljar emansipatoris. Belajar emansipatoris menekanan upaya semoga seseorang mencapai suatu pemahaman dan kesadaran yang tinggi akan terjadinya perubahan atau gosip budaya dalam lingkungan sosialnya. Dengan pengertian demikian maka dibutuhkan pengetahuan dan ketrampilan serta perilaku yang benar untuk mendukung terjadinya transformasi kultural tersebut. Untuk itu, ilmu-ilmu yang bekerjasama dengan budaya dan bahasa amat diperlukan. Pemahaman dan kesadaran terhadap trasformasi kultural inilah yang oleh Habermas dianggap sebagai tahap berguru yang paling tinggi, alasannya yakni transformasi kultural yakni tujuan tujuan pendidikan paling tinggi.
Sumber :
DR. C. Asri Budiningsih, 2004. Belajar dan Pembelajaran. Penerbit Rinika Cipta, Yogyakarta. Hal. 73-74
Belum ada Komentar untuk "✔ Pandangan Habermas Terhadap Belajar"
Posting Komentar