✔ Model Pembelajaran Superitem

Pengertian Model Pembelajaran Superitem
Baca Juga
Ciri-Ciri Model Pembelajaran Superitem
Karakteristik soal-soal bentuk superitem yang memuat konsep dan proses yang makin tinggi tingkat kognitifnya tersebut, memberi peluang kepada siswa dalam menyebarkan pengetahuannya dan memahami korelasi antar konsep. Hal itu dikuatkan Lajoie (1991) yang menyatakan bahwa superitem didisain untuk mendatangkan daypikir matematis tentang konsep matematika. Di samping itu soal bentuk superitem diharapkan lebih menantang dan mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Sebaliknya guru sanggup melaksanakan acara diagnostik selama pembelajaran, sehingga perkembangan daypikir siswa sanggup dimonitor lebih dini.
Kemampuan memahami korelasi antar konsep, kematangan dalam bernalar dan keterlibatan secara aktif dalam pembelajaran merupakan bab yang diharapkan dalam memecahkan masalah. Dengan demikian pembelajaran memakai kiprah bentuk superitem sanggup diharapkan menjadi salah satu alternatif pembelajaran yang sanggup membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan meyelesaikan pemecahan perkara matematika.
Langkah-Langkah Model Pembelajaran Superitem
Pembelajaran ini dengan cara memperlihatkan kiprah kepada siswa secara bertingkat-bertahap dari mudah ke kompleks, berupa pemecahan masalah.
Sintaksnya yaitu :
- ilustrasikan konsep nyata dan gunakan analogi,
- berikan latihan soal bertingkat,
- berikan sal tes bentuk super item, yaitu mulai dari mengolah informasi-koneksi informasi,
- integrasi, dan
- hipotesis.
Kandungan maksud semoga siswa memahami korelasi antar konsep secara sedikit demi sedikit dari yang sederhana hingga meningkat kepada yang lebih kompleks. Selain daripada itu guru melaksanakan acara diagnostik terhadap respon siswa, sehingga sanggup dengan segera memilih langkah-langkah yang diharapkan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Kelebihan pembelajaran matematika dengan memakai kiprah bentuk superitem diantaranya, sanggup memperlihatkan kesempatan kepada siswa untuk memahami perkara matematika secara sedikit demi sedikit sesuai kesiapannya; dan guru sanggup memperlihatkan sumbangan yang sempurna kepada siswa menurut respon dari siswa. Pada sisi lain pembelajaran ini akan memberi kesulitan kepada guru dalam menciptakan atau menyusun butir-butir soal bentuk superitem. Kemudian dimungkinkan terdapat respon siswa yang beragam. Hal itu akan menuntut kesiapan guru dalam mengantisipasinya.
Wilson dan Chavarria (1993) memperlihatkan pengalamannya dalam mengkonstruksi bentuk soal superitem yaitu:
- Mengkonstruksi sebuah superitem akan dimulai dengan memilih terlebih dahulu prinsip umum apa yang akan menjadi fokus pada item level empat. Prinsip tersebut akan dibangun oleh tiga item sebelumnya. Setiap item akan membantu siswa dalam menggali situasi dari masalah.
- Stem akan menyajikan sebuah perkara yang relevan dan diharapkan siswa.
- Respon dari setiap item di dalam sebuah superitem tidak bergantung pada respon yang benar dari item sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
- Lajoie,S (1991). A Framework for Authentic Assessment in Mathematics. [Online].Tersedia: http://www.wcer.wisc.edu/ncisla/publications/newsletters/normse/vol1num.1pdf. [ 17 Pebruari 2002 ].
- Sumarmo,U (1993). Profil Struktur Hasil Belajar Matematika Siswa Sekolah Menengan Atas Berdasarkan Taksonomi SOLO. Laporan Hasil Penelitian FPMIPA IKIP Bandung
- Sumarmo,U (2002). Alternatif Pembelajaran Matematika dalam Menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi . Makalah pada Seminar Matematika Tingkat Nasional. Bandung
- Wilson dan Chavarria (1993). Superitem Test as a Classroom Assessment Toll. Dalam Webb dan Coxford (ed). Assessment in the Mathematics Classroom 1993 Yearbook. NCTM: Reston Virginia
Belum ada Komentar untuk "✔ Model Pembelajaran Superitem"
Posting Komentar