✔ Model Pembelajaran Superitem

 Superitem yaitu sebuat teknik pemberian kiprah kepada siswa oleh guru ✔ Model Pembelajaran Superitem
Model Pembelajaran Superitem.  Superitem yaitu sebuat teknik pemberian kiprah kepada siswa oleh guru, yang dimulai dari kiprah yang sederhana meningkat pada yang lebih kompleks dengan memperhatikan tahap SOLO siswa, Karakteristik soal-soal bentuk  superitem yang memuat konsep dan proses yang makin tinggi tingkat kognitifnya tersebut, memberi peluang kepada siswa dalam menyebarkan pengetahuannya dan memahami korelasi antar konsep, Kemampuan memahami korelasi antar konsep, kematangan dalam bernalar dan keterlibatan secara aktif dalam pembelajaran merupakan bab yang diharapkan dalam memecahkan masalah.

Pengertian Model Pembelajaran Superitem 

Pembelajaran memakai kiprah bentuk superitem yaitu pembelajaran yang dimulai dari kiprah yang sederhana meningkat pada yang lebih kompleks dengan memperhatikan tahap SOLO siswa. Dalam pembelajaran tersebut dipakai soal-soal bentuk superitem. Alternatif pembelajaran yang direkomendasikan Sumarmo tersebut, dirancang semoga sanggup membantu siswa dalam memahami korelasi antar konsep. Juga membantu dalam memacu kematangan daypikir siswa. Hal itu dilakukan semoga siswa sanggup memecahkan perkara matematika.
 

Sebuah  superitem  terdiri  dari  sebuah  stem yang  diikuti beberapa pertanyaan atau item yang semakin meningkat kekompleksannya. Biasanya setiap superitem terdiri dari empat item pada masing-masing stem. Setiap item menggambarkan dari empat level daypikir menurut Taksonomi SOLO. Semua item sanggup dijawab dengan merujuk secara eksklusif pada warta dalam stem dan tidak dikerjakan dengan mengandalkan respon yang benar dari item sebelumnya. Pada level 1 diharapkan penggunaan satu bab informasi  dari  stem. Level 2  diharapkan dua atau lebih bab warta dari stem.  Pada level 3 siswa harus mengintegrasikan dua atau lebih bab dari warta yang tidak secara  langsung  berhubungan  dengan  stem,  dan pada level 4 siswa telah sanggup mendefinisikan hipotesis yang diturunkan dari stem.

Ciri-Ciri Model Pembelajaran Superitem  

Karakteristik soal-soal bentuk  superitem yang memuat konsep dan proses yang makin tinggi tingkat kognitifnya tersebut, memberi peluang kepada siswa dalam menyebarkan pengetahuannya dan memahami korelasi antar konsep. Hal itu dikuatkan Lajoie (1991) yang menyatakan bahwa superitem didisain untuk mendatangkan daypikir matematis  tentang  konsep  matematika. Di samping itu soal bentuk superitem diharapkan lebih menantang dan mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Sebaliknya guru sanggup melaksanakan acara diagnostik selama pembelajaran, sehingga perkembangan daypikir siswa sanggup dimonitor lebih dini.
 

Kemampuan memahami korelasi antar konsep, kematangan dalam bernalar dan keterlibatan secara aktif dalam pembelajaran merupakan bab yang diharapkan dalam memecahkan masalah. Dengan demikian pembelajaran memakai kiprah bentuk superitem sanggup diharapkan menjadi salah satu alternatif pembelajaran yang sanggup membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan meyelesaikan pemecahan perkara matematika.

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Superitem 

Pembelajaran ini dengan cara memperlihatkan kiprah kepada siswa secara bertingkat-bertahap dari mudah ke kompleks, berupa pemecahan masalah.
Sintaksnya yaitu :

  1. ilustrasikan konsep nyata dan gunakan analogi,
  2. berikan latihan soal bertingkat,
  3. berikan sal tes bentuk super item, yaitu mulai dari mengolah informasi-koneksi informasi,
  4. integrasi, dan
  5. hipotesis.
Kelebihan Model Pembelajaran Superitem 
Kandungan maksud semoga siswa memahami korelasi antar konsep secara sedikit demi sedikit dari yang sederhana hingga meningkat kepada yang lebih kompleks. Selain daripada itu guru melaksanakan acara diagnostik terhadap respon siswa, sehingga sanggup dengan segera memilih langkah-langkah yang diharapkan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Kelebihan pembelajaran matematika dengan memakai kiprah bentuk superitem diantaranya, sanggup memperlihatkan kesempatan kepada siswa untuk memahami perkara matematika secara sedikit demi sedikit sesuai kesiapannya; dan guru sanggup memperlihatkan sumbangan yang sempurna kepada siswa menurut respon dari siswa. Pada sisi lain pembelajaran ini akan memberi kesulitan kepada guru dalam menciptakan atau menyusun butir-butir soal  bentuk superitem. Kemudian dimungkinkan terdapat respon siswa yang beragam.  Hal itu akan menuntut kesiapan guru dalam mengantisipasinya.
   
Wilson dan Chavarria (1993) memperlihatkan pengalamannya dalam mengkonstruksi bentuk soal superitem yaitu:

  1. Mengkonstruksi sebuah superitem akan dimulai dengan memilih terlebih dahulu prinsip umum apa yang akan menjadi fokus pada item level empat. Prinsip tersebut akan dibangun oleh tiga item sebelumnya. Setiap item akan membantu siswa dalam menggali situasi dari masalah.
  2. Stem akan menyajikan sebuah perkara yang relevan dan diharapkan siswa.
  3. Respon dari setiap item di dalam sebuah superitem tidak bergantung pada respon yang benar dari item sebelumnya.
Pengalaman kedua mahir tersebut, sepertinya sanggup membantu guru dalam menyusun butir soal bentuk superitem.

DAFTAR PUSTAKA

  • Lajoie,S (1991). A Framework for Authentic Assessment in Mathematics. [Online].Tersedia: http://www.wcer.wisc.edu/ncisla/publications/newsletters/normse/vol1num.1pdf. [ 17 Pebruari 2002 ].
  • Sumarmo,U (1993). Profil Struktur Hasil Belajar Matematika Siswa Sekolah Menengan Atas Berdasarkan Taksonomi SOLO. Laporan Hasil Penelitian FPMIPA IKIP Bandung
  • Sumarmo,U (2002). Alternatif Pembelajaran Matematika dalam Menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi . Makalah pada Seminar Matematika Tingkat Nasional. Bandung
  • Wilson dan Chavarria (1993). Superitem Test as a Classroom Assessment Toll. Dalam Webb dan Coxford  (ed). Assessment in the Mathematics Classroom 1993 Yearbook. NCTM: Reston Virginia

Belum ada Komentar untuk "✔ Model Pembelajaran Superitem"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel