✔ Model Pembelajaran Contextual Teacing And Learning (Ctl)
Contextual Teacing and Learning (CTL) - Pembelajaran kontekstual yaitu pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab verbal (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari bahan yang akan disajikan, motivasi berguru muncul, dunia pikiran siswa menjadi nyata dan suasana menjadi kondusif-nyaman dan menyenangkan. Prinsip pembelajaran kontekstual yaitu acara siswa, siswa melaksanakan dan mengalami, tidak hanya menonton dan mencatat dan membuatkan kemampuan sosialisasi.
Ada tujuh indikator pembelajaran kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan model lainnya, yaitu modeling (pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-tujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, contoh), questioning (eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan, mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi), learning community (seluruh siswa partisipatif dalam berguru kelompok atau individual, minds-on, hands-on, mencoba, mengerjakan), Inquiry (identifikasi, investigasi, hipotesis, konjektur, generalisasi, menemukan),Contructivism (membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksikan konsep-aturan, analisis sintesis), Reflection (reviu, rangkuman, tindak lanjut), Authentic assessment (penilaian selama proses dan setelah pembelajaran, penilaian terhadap setiap aktivitas-usaha siswa, penilaian fortofolio, penilaian seobjektif-objektifnya dari banyak sekali aspek dengan banyak sekali cara).
Artikel Lainnya: Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)1. Pengertian
Strategi Pembelajaran Kontekstual merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna bahan pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan bahan tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa mempunyai pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel sanggup diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan /konteks ke permasalahan/ konteks lainnya.
Pendekatan kontektual (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep berguru yang membantu guru mengaitkan antara bahan yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa menciptakan kekerabatan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran dibutuhkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlansung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil.
Dalam kelas kontektual, kiprah guru yaitu membantu siswa mencapai tujuannya. Guru lebih banyak berurusan dengan seni administrasi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang gres bagi anggota kelas (siswa). Sesu-atu yang gres tiba dari menemukan sendiri bukan dari apa kata guru. Begitulah kiprah guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual.
Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) yaitu konsep berguru yang membantu guru mengaitkan antara bahan yang diajarkan-nya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa menciptakan kekerabatan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidu-pan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembela-jaran efektif, yakni: konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiri), masyarakat berguru (learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian bergotong-royong (authentic assessment).
2. Langkah-langkah CTL
CTL sanggup diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Pendekatan CTL dalam kelas cu-kup mudah. Secara garis besar, langkah-langkah yang harus ditempuh dalam CTL yaitu sebagai berikut.
a. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan berguru lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan kete-rampilan barunya.
b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
c. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
d. Ciptakan masyarakat belajar.
e. Hadirkan model sebagai referensi pembelajaran.
f. Lakukan refleksi di tamat pertemuan.
g. Lakukan penilaian yang bergotong-royong dengan banyak sekali cara.
3. Karakteristik Pembelajaran CTL
1) Kerjasama.
2) Saling menunjang.
3) Menyenangkan, tidak membosankan.
4) Belajar dengan bergairah.
5) Pembelajaran terintegrasi.
6) Menggunakan banyak sekali sumber.
7) Siswa aktif.
8) Sharing dengan teman.
9) Siswa kritis guru kreatif.
10) Dinding dan lorong-lorong penuh dengan hasil kerja siswa, peta-peta, gambar, artikel, humor dan lain-lain.
11) Laporan kepada orang bau tanah bukan hanya rapor tetapi hasil karya siswa, la-poran hasil pratikum, karangan siswa dan lain-lain.
Dalam pembelajaran kontekstual, agenda pembelajaran lebih merupa-kan rencana kegiatan kelas yang dirancang guru, yang berisi skenario tahap demi tahap wacana apa yang akan dilakukan bersama siswanya sehubungan dengan topik yang akan dipelajarinya. Dalam agenda tercermin tujuan pem-belajaran, media untuk mencapai tujuan tersebut, bahan pembelajaran, lang-kah-langkah pembelajaran, dan authentic assessment-nya.
Dalam konteks itu, agenda yang dirancang guru benar-benar rencana langsung wacana apa yang akan dikerjakannya bersama siswanya. Secara umum tidak ada perbedaan fundamental format antara agenda pembelajaran konven-sional dengan agenda pembelajaran kontekstual. Program pembelajaran konvensional lebih menekankan pada deskripsi tujuan yang akan dicapai (je-las dan operasional), sedangkan agenda untuk pembelajaran kontekstual le-bih menekankan pada skenario pembelajarannya.
Sumber:
Anonymus, 2008. Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya. Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.
Ada tujuh indikator pembelajaran kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan model lainnya, yaitu modeling (pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-tujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, contoh), questioning (eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan, mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi), learning community (seluruh siswa partisipatif dalam berguru kelompok atau individual, minds-on, hands-on, mencoba, mengerjakan), Inquiry (identifikasi, investigasi, hipotesis, konjektur, generalisasi, menemukan),Contructivism (membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksikan konsep-aturan, analisis sintesis), Reflection (reviu, rangkuman, tindak lanjut), Authentic assessment (penilaian selama proses dan setelah pembelajaran, penilaian terhadap setiap aktivitas-usaha siswa, penilaian fortofolio, penilaian seobjektif-objektifnya dari banyak sekali aspek dengan banyak sekali cara).
Artikel Lainnya: Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)1. Pengertian
Strategi Pembelajaran Kontekstual merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna bahan pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan bahan tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa mempunyai pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel sanggup diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan /konteks ke permasalahan/ konteks lainnya.
Pendekatan kontektual (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep berguru yang membantu guru mengaitkan antara bahan yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa menciptakan kekerabatan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran dibutuhkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlansung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil.
Dalam kelas kontektual, kiprah guru yaitu membantu siswa mencapai tujuannya. Guru lebih banyak berurusan dengan seni administrasi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang gres bagi anggota kelas (siswa). Sesu-atu yang gres tiba dari menemukan sendiri bukan dari apa kata guru. Begitulah kiprah guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual.
Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) yaitu konsep berguru yang membantu guru mengaitkan antara bahan yang diajarkan-nya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa menciptakan kekerabatan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidu-pan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembela-jaran efektif, yakni: konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiri), masyarakat berguru (learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian bergotong-royong (authentic assessment).
2. Langkah-langkah CTL
CTL sanggup diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Pendekatan CTL dalam kelas cu-kup mudah. Secara garis besar, langkah-langkah yang harus ditempuh dalam CTL yaitu sebagai berikut.
a. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan berguru lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan kete-rampilan barunya.
b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
c. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
d. Ciptakan masyarakat belajar.
e. Hadirkan model sebagai referensi pembelajaran.
f. Lakukan refleksi di tamat pertemuan.
g. Lakukan penilaian yang bergotong-royong dengan banyak sekali cara.
3. Karakteristik Pembelajaran CTL
1) Kerjasama.
2) Saling menunjang.
3) Menyenangkan, tidak membosankan.
4) Belajar dengan bergairah.
5) Pembelajaran terintegrasi.
6) Menggunakan banyak sekali sumber.
7) Siswa aktif.
8) Sharing dengan teman.
9) Siswa kritis guru kreatif.
10) Dinding dan lorong-lorong penuh dengan hasil kerja siswa, peta-peta, gambar, artikel, humor dan lain-lain.
11) Laporan kepada orang bau tanah bukan hanya rapor tetapi hasil karya siswa, la-poran hasil pratikum, karangan siswa dan lain-lain.
Dalam pembelajaran kontekstual, agenda pembelajaran lebih merupa-kan rencana kegiatan kelas yang dirancang guru, yang berisi skenario tahap demi tahap wacana apa yang akan dilakukan bersama siswanya sehubungan dengan topik yang akan dipelajarinya. Dalam agenda tercermin tujuan pem-belajaran, media untuk mencapai tujuan tersebut, bahan pembelajaran, lang-kah-langkah pembelajaran, dan authentic assessment-nya.
Dalam konteks itu, agenda yang dirancang guru benar-benar rencana langsung wacana apa yang akan dikerjakannya bersama siswanya. Secara umum tidak ada perbedaan fundamental format antara agenda pembelajaran konven-sional dengan agenda pembelajaran kontekstual. Program pembelajaran konvensional lebih menekankan pada deskripsi tujuan yang akan dicapai (je-las dan operasional), sedangkan agenda untuk pembelajaran kontekstual le-bih menekankan pada skenario pembelajarannya.
Sumber:
Anonymus, 2008. Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya. Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.
Belum ada Komentar untuk "✔ Model Pembelajaran Contextual Teacing And Learning (Ctl)"
Posting Komentar