✔ Teori, Karakteristik , Prinsip Dasar Pembelajaran Quantum

asik berguru dot com. Untuk melengkapi koleksi kumpulan model pembelajaran, maka kali ini model pembelajaran yang diposting mengenai model pembelajaran quantum. Apa dan bagaimana model pembelajaran quantum tersebut, silakan baca di bawah ini...

A. Landasan Teori
Quantum teaching pertamakali dikembangkan oleh De Porter. Mulai dipraktekkan pada tahun 1992, dengan mengilhami rumus yang populer dalam fisika kuantum yaitu masa kali kecepatan cahaya kuadrat sama dengan energi. Dengan rumus itulah mendefinisikan Quantum sebagai interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.

Pembelajaran Quantum bermakna interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya sebab semua energi yaitu kehidupan dan dalam proses pembelajarannya mengandung keberagaman dan interdeterminisme. Dengan kata lain interaksi-interaksi yang dimaksud mengubah kemampuan dan talenta alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain.

Teori yang terkandung dalam Quantum Teaching yaitu Accelerated Learning, Multiple Intelligences, Neuro-Linguistic Programming, Experiential Learning, dan Elements of Effective Instruction sehingga Quantum Teahing merangkaikan sebuah kekuatan yang memadukan multisensori, multikecerdasan, dan kompatibel dengan otak yang didalamnya meramu konsep banyak sekali teori yaitu: 1) teori otak kanan/kiri; 2) teori otak triune (3 in 1); 3) pilihan modalitas (visual, auditorial dan kinestetik); 4) teori kecerdasan ganda; 5) pendidikan holistic (menyeluruh); 6) berguru menurut pengelaman; 7) berguru dengan symbol, dan 8) simulasi/permainan.

B. Karakteristik
Secara umum, Quantum Teaching (pembelajaran kuantum) mempunyai karakteristik sebagai berikut:
  1. Berpangkal pada psikologi kognitif.
  2. Bersifat humanistik, insan selaku pembelajar menjadi sentra perhatian. Potensi diri, kemampuan pikiran, daya motivasi dan sebagainya dari pembelajar sanggup berkembang secara optimal dengan meniadakan eksekusi dan hadiah sebab semua perjuangan yang dilakukan pembelajar dihargai. Kesalahan sebagai manusiawi.
  3. Bersifat konstruktivistis, artinya memadukan, menyinergikan, dan mengolaborasikan faktor potensi diri insan selaku pembelajar dengan lingkungan (fisik dan mental) sebagai konteks pembelajaran. Oleh sebab itu, baik lingkungan maupun kemampuan pikiran atau potensi diri insan harus diperlakukan sama dan memperoleh stimulant yang seimbang biar pembelajaran berhasil baik.
  4. Memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna. Dalam proses pembelajaran dipandang sebagai penciptaan intekasi-interaksi bermutu dan bermakna yang sanggup mengubah energi kemampuan pikiran yang sanggup mengubah energi kemampuan pikiran dan talenta alamiah pembelajar menjadi cahaya yang bermanfaat bagi keberhasilan pembelajar.
  5. Menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi. Dalam prosesnya menyingkirkan kendala dan halangan sehingga menjadikan hal-hal yang seperti: suasana yang menyengkan, lingkungan yang nyaman, penataan daerah duduk yang rileks, dan lain-lain.
  6. Menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran. Dengan kealamiahan dan kewajaran menjadikan suasana nyaman, segar sehat, rileks, santai, dan menyenangkan serta tidak membosankan.
  7. Menekankan kebermaknaan dan dan kebermutuan proses pembelajaran. Dengan kebermaknaan dan kebermutuan akan menghadirkan pengalaman yang sanggup dimengerti dan berarti bagi pembelajar, terutama pengalaman perlu diakomodasi secara memadai.
  8. Memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran. Konteks pembelajaran mencakup suasana yang memberdayakan, landasan yang kukuh, lingkungan yang mendukung, dan rancangan yang dinamis. Sedangkan isi pembelajaran meliputi: penyajian yang prima, pemfasilitasan yang fleksibel, keterampilan berguru untuk berguru dan keterampilan hidup.
  9. Menyeimbangkan keterampilan akademis, keterampilan hidup dan prestasi material.
  10. Menanamkan nilai dan keyakinan yang faktual dalam diri pembelajar. Ini mengandung arti bahwa suatu kesalahan tidak dianggapnya suatu kegagalan atau final dari segalanya. Dalam proses pembelajarannya dikembangkan nilai dan keyakinan bahwa eksekusi dan hadiah tidak diharapkan sebab setiap perjuangan harus diakui dan dihargai.
  11. Mengutamakan keberagaman dan kebebasan sebagai kunci interaksi. Dalam prosesnya adanya akreditasi keragaman gaya berguru siswa dan pembelajar.
  12. Mengintegrasikan totalitas badan dan pikiran dalam proses pembelajaran, sehinga pembelajaran bias berlangsung nyaman dan hasilnya lebih optimal.

C. Prinsip Dasar
Prinsip dasar yang terdapat dalam pembelajaran Quantum adalah:
1] Bawalah dunia mereka (siswa) ke dalam dunia kita (guru), dan antarkan dunia kita (guru ke dalam dunia mereka (siswa).
2] Proses pembelajaran bagaikan orkestra simfoni, yang secara spesifik sanggup dijabarkan sebagai berikut:
  • a) Segalanya dari lingkungan. Hal ini mengandung arti baik lingkungan kelas/sekolah hingga bahasa badan guru; dari lembar kerja atau kertas kerja yang dibagikan anak sampa planning pelakanaan pembelajaran, semuanya mencerminkan pembelajaran.
  • b) Segalanya bertujuan. Semua yang terjadi dalam proses pembelajaran mempunyai tujuan semuanya.
  • c) Pengalaman mendahului pertolongan nama. Pembelajaran yang baik yaitu kalau siswa telah memperoleh informasi terlebih dahulu apa yang akan dipelajari sebelum memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari. Ini diilhami bahwa otak akan berkembang pesat kalau adanya rangsangan yang kompleks selanjunya akan menggerakkan rasa keingintahuan.
  • d) Akuilah setiap usaha. Dalam proses pembelajaran siswa seharusnya dihargai dan diakui setiap usahanya walaupun salah, sebab berguru diartikan sebagai perjuangan yang mengandung resiko untuk keluar dari kenyamanan untuk membongkar pengetahuan sebelumnya.
  • e) Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan. Segala sesuatu yang telah dipelajari oleh siswa sudah niscaya layak pula dirayakan keberhasilannya.
3] Pembelajaran harus berdampak bagi terbentuknya keunggulan. Ada depalapan kunci keunggulan dalam pembelajaran kuantum yaitu:
  • a) terapkan hidup dalam integritas, dalam pembelajaran sebagai bersikap apa adanya, tulus, dan menyeluruh, sehingga akan meningkatkan motivasi belajar.
  • b) akuilah kegagalan sanggup membawa kesuksesan. Jika mengalami kegagalan janganlah membuat cemas terus menerus tetapi menawarkan informasi kepada kita untuk berguru lebih lanjut.
  • c) berbicaralah dengan niat baik. Dalam pembelajaran hendaknya dikembangkan keterampilan berbicara dalam arti faktual dan bertanggung jawab atas komunikasi yang jujur dan langsung. Dengan niat bicara yang baik akan mendorong rasa percaya diri dan motivasi.
  • d) tegaslah komitmen. Dalam pembelajaran baik guru maupun siswa harus mengikuti visi-misi tanpa ragu-ragu.
  • e) jadilah pemilik, mengandung arti bahwa siswa dan guru mempunyai rasa tanggung jawab sehingga terjadi pembelajaran yang bermakna dan bermutu.
  • f) tetaplah lentur. Seorang guru terutama harus pandai-pandai mengubah lingkungan dan suasana bilamana diperlukan.
  • g) Pertahankan keseimbangan. Dalam pembelajaran, pertahankan jiwa, tubuh, emosi dan semangat dalam satu kesatuan dan kesejajaran biar proses dan hasil pembelajaran efektif dan optimal.
4] Kerangka Perencanaan Pembelajaran Quantum
Kerangka perencanaan pembelejaran kuantum dikenal dengan abreviasi “TANDUR”, yaitu:
  • a) Tumbuhkan : Konsep tumbuhkan ini sebagai konsep operasional dari prinsip “bawalah dunia mereka ke dunia kita”. Dengan perjuangan menyertakan siswa dalam pikiran dan emosinya, sehingga tercipta jalinan dan kepemilikan bersama atau kemampuan saling memahami.  Secara umum konsep tumbuhkan yaitu sertakan diri mereka, pikat mereka, puaskan keingintahuan, buatlah siswa tertarik atau penasaraan perihal bahan yang akan diajarkan. Dari hal tersebut tersirat, bahwa dalam pendahuluan (persiapan) pembelajaran dimulai guru seyogyanya menumbuhkan perilaku faktual dengan membuat lingkungan yang positif, lingkungan sosial (komunitas belajar), sarana belajar, serta tujuan yang terang dan menawarkan makna pada siswa, sehingga menjadikan rasa ingin tahu.  Berikut pertanyaan-pertanyaan yang sanggup digunakan sebagai pola guru: hal apa yang siswa pahami? Apa yang siswa setujui? Apakah manfaat dan makna bahan tersebut bagi siswa? Pada cuilan apa siswa tertari/bermakna? Stategi untuk melaksanakan TUMBUHKAN tidak harus dengan tanya jawab, menuliskan tujuan pembelajaran dipapan tulis, melainkan sanggup pula dengan penyajian gambar/media yang menarik atau lucu, gosip muthakir, atau dongeng pendek perihal pengalaman seseorang.
  • b) Alami : Tahap ini kalau kita tulis pada planning pelaksanaan pembelajaran terdapat pada acara inti. Konsep ALAMI mengandung pengertian bahwa dalam pembelajaran guru harus memberi pengalaman dan manfaat terhadap pengetahuan yang dibangun siswa sehingga menjadikan hasrat alami otak untuk menjelajah.Pertanyaan yang memandu guru pada konsep alami yaitu cara apa yang terbaik biar siswa memahami informasi? Permainan atau cita-cita apa yang memanfaatkan pengetahuan yang sudah mereka miliki? Permainan dan acara apa yang memfasilitasi siswa? Strategi konsep ALAMI sanggup memakai jembatan keledai, permainan atau simulasi dengan memberi kiprah secara individu atau kelompok untuk mengaktifkan pengetahuan yang telah dimiliki.
  • c) Namai : Konsep ini berada pada acara inti, yang NAMAI mengandung maksud bahwa penamaan memuaskan hasrat alami otak (membuat siswa penasaran, penuh pertanyaan mengenai pengalaman) untuk menawarkan identitas, menguatkan dan mendefinisikan. Penamaan dalam hal ini yaitu mengajarkan konsep, melatih keterampilan berpikir dan taktik belajar. Pertanyaan yang sanggup memenadu guru dalam memahami konsep NAMAI yaitu perbedaan apa yang perlu dibentuk dalam belajar? Apa yang harus guru tambahkan pada pengertian siswa? Strategi, kiat jitu, alat berpikir apa yang digunakan untuk siswa ketahui atau siswa gunakan? Strategi implementasi konsep NAMAI sanggup memakai gambar susunan gambar, warna, alat Bantu, kertas tulis dan poster di dinding atau yang lainnya.
  • d) Demonstrasikan :  Tahap ini masih pada acara ini. Inti pada tahap ini yaitu memberi kesempatan siswa untuk memperlihatkan bahwa siswa tahu. Hal ini sekaligus memberi kesempatan siswa untuk memperlihatkan tingkat pemahaman terhadap bahan yang dipelajari. Panduan guru untuk memahami tahap ini yaitu dengan cara apa siswa sanggup memperagakan tingkat kecakapan siswa dengan pengetahuan yang baru? Kriteria apa yang sanggup membantu guru dan siswa berbagi bersama untuk menuntut peragaan kemampuan siswa. Strategi yang sanggup digunakan yaitu mempraktekkan, menyusun laporan, membuat presentasi dengan powerpoint, menganalisis data, melaksanakan gerakan tangan, kaki, gerakan badan bersama secara harmonis, dan lain-lain.
  • e) Ulangi : Tahap ini kalau kita tuangkan pada planning pelaksanaan pembelajaran terdapat pada penutup. Tahap ini dilaksanakan untuk memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa “aku tahu bahwa saya tahu ini”. Kegiatan ini dilakukan secara multimodalitas dan multikecerdasan. Panduan guru untuk memasukan tahap ini yaitu cara apa yang terbaik bagi siswa untuk mengulang pelajaran ini? Dengan cara apa setiap siswa akan mendapat kesempatan untuk mengulang? Strategi untuk mengimplementasikan yaitu bias dengan membuat isian “aku tahu bahwa saya tahu ini” hal ini merupakan kesempatan siswa untuk mengajarkan pengetahuan gres kepada orang lain (kelompok lain), atau sanggup melaksanakan pertanyaan – pertanyaan post tes.
  • f) Rayakan : Tahap ini dituangkan pada epilog pembelajaran. Dengan maksud menawarkan rasa rampung, untuk menghormati usaha, ketekunan, dan kesusksesan yang karenanya menawarkan rasa kepuasan dan kegembiraan. Dengan kondisi final siswa yang bahagia maka akan menjadikan kegairahan siswa dalam berguru lehi lanjut. Panduan pertanyaan dalam diri guru untuk melaksanakan yaitu untuk pelajaran ini, cara apa yang paling sesuai untuk merayakannya? Bagaimana anda sanggup mengakui setiap orang atas prestasi mereka? Strategi yang sanggup digunakan yaitu dengan kebanggaan bernyanyi bersama, pesta kelas, menawarkan reward berupa tepukan.

Belum ada Komentar untuk "✔ Teori, Karakteristik , Prinsip Dasar Pembelajaran Quantum"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel