✔ Taktik Pembelajaran Ekspositori (Lengkap)
1. Pengertian
Strategi pembelajaran ekspositori ialah seni administrasi pembelajaran yang me-nekankan kepada proses penyampan materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud biar siswa sanggup menguasai materi pelajaran secara optimal. Dalam seni administrasi ini materi pelajaran disampaikan lang-sung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi pe-lajaran seakanakan sudah jadi. Karena seni administrasi ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan seni administrasi ”chalk and talk”.
2. Karakteristik Pembelajaran Ekspositori
Terdapat beberapa karakteristik seni administrasi ekspositori di antaranya:
a. Strategi ekspositori dilakukan dengan cara memberikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara mulut merupakan alat utama dalam melaksanakan seni administrasi ini, oleh lantaran itu sering orang mengidentikannya de-ngan ceramah.
b. Biasanya materi pelajaran yang disampaikan ialah materi pelajaran yang sudah jadi, menyerupai data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang.
c. Tujuan utama pembelajaran ialah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya, sesudah proses pembelajaran berakhir siswa dibutuhkan sanggup memahaminya dengan benar dengan cara sanggup mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Dikatakan demikian, lantaran dalam seni administrasi ini guru memegang kiprah yang sa-ngat dominan. Melalui seni administrasi ini guru memberikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan cita-cita materi pelajaran yang disampaikan itu sanggup dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama seni administrasi ini ialah kemampuan akademik (academic achievement) siswa. Metode pembelajaran dengan kuliah merupakan bentuk seni administrasi ekspositori.
3. Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori
Tidak ada satu seni administrasi pembelajaran yang dianggap lebih baik diban-dingkan dengan seni administrasi pembelajaran yang lain. Baik tidaknya suatu seni administrasi pembelajaran bisa dilihat dari efektif tidaknya seni administrasi tersebut dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan demikian, pertimbang-an pertama penggunaan seni administrasi pembelajaran ialah tujuan apa yang harus dicapai.
Dalam penggunaan seni administrasi pembelajaran ekspositori terdapat beberapa prinsip berikut ini, yang harus diperhatikan oleh setiap guru.
a. Berorientasi pada Tujuan
Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam
seni administrasi pembelajaran ekspositori melalui metode ceramah, namun tidak berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran. Justru tujuan itu-lah yang harus menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan seni administrasi ini. Karena itu sebelum seni administrasi ini diterapkan terlebih dahulu guru harus meru-muskan tujuan pembelajaran secara terang dan terukur. Seperti kriteria pada umumnya, tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laris yang sanggup diukur atau berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Hal ini sangat penting untuk dipahami, lantaran tujuan yang spesifik me-mungkinkan kita bisa mengontrol efektivitas penggunaan seni administrasi pembela-jaran. Memang benar, seni administrasi pembelajaran ekspositori mustahil sanggup mengejar tujuan kemampuan berpikir tingkat tinggi, contohnya kemampuan untuk menganalisis, mensintesis sesuatu, atau mungkin mengevaluasi sesua-tu, namun tidak berarti tujuan kemampuan berpikir taraf rendah tidak perlu dirumuskan. Justru tujuan itulah yang harus dijadikan ukuran dalam menggu-nakan seni administrasi ekspositori.
b. Prinsip Komunikasi
Proses pembelajaran sanggup dikatakan sebagai proses komunikasi, yang menunjuk pada proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan). Pesan yang ingin disampaikan dalam hal ini ialah materi pelajaran yang diorganisir dan disu-sun sesuai dengan tujuan tertentu yaang ingin dicapai. Dalam proses komuni-kasi guru berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa berfungsi sebagai peserta pesan.
Dalam proses komunikasi, bagaimanapun sederhananya, selalu terjadi urutan pemindahan pesan (informasi) dari sumber pesan ke peserta pesan. Sistem komunikasi dikatakan efektif manakala pesan itu sanggup gampang ditangkap oleh peserta pesan secara utuh. Sebaliknya, sistem komunikasi dikata-kan tidak efektif, manakala peserta pesan tidak sanggup menangkap setiap pesan yang disampaikan. Kesulitan menangkap pesan itu sanggup terjadi oleh aneka macam gangguan (noise) yang sanggup menghambat kelancaran proses komunikasi. Akibat gangguan (noise) tersebut memungkinkan peserta pesan (siswa) tidak memahami atau tidak sanggup mendapatkan sama sekali pesan yang ingin disampaikan. Sebagai suatu seni administrasi pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian, maka prinsip komunikasi merupakan prinsip yang sangat penting untuk diperhatikan. Artinya, bagaimana upaya yang bisa dilakukan biar setiap guru sanggup menghilangkan setiap gangguan (noise) yang bisa meng-ganggu proses komunikasi.
c. Prinsip Kesiapan
Siswa sanggup mendapatkan informasi sebagai stimulus yang kita berikan, terlebih dahulu kita harus memosisikan mereka dalam keadaan siap baik secara fisik maupun psikis untuk mendapatkan pelajaran. Jangan mulai kita sajikan mata pelajaran, manakala siswa belum siap untuk menerimanya.
d. Prinsip Berkelanjutan
Proses pembelajaran ekspositori harus sanggup mendorong siswa untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlang-sung pada ketika itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya. Ekspositori yang berhasil ialah manakala melalui proses penyampaian sanggup membawa siswa pada situasi ketidakseimbangan (disequilibrium), sehingga mendorong mereka untuk mencari dan menemukan atau menambah wawasan melalui proses mencar ilmu mandiri.
Keberhasilan penggunaan seni administrasi ekspositori sangat tergantung pada kemampuan guru untuk bertutur atau memberikan mated pelajaran.
4. Langkah-langkah Pelaksanaan Strategi Ekspositori
Ada beberapa langkah dalam penerapan seni administrasi ekspositori, yaitu:
a. Persiapan (Preparation)
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk meneri-ma pelajaran. Dalam seni administrasi ekspositori, langkah persiapan merupakan lang-kah yang sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan memakai seni administrasi ekspositori sangat tergantung pada langkah persiapan.
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan di antara-nya adalah:
1) Berikan sugesti yang faktual dan hindari sugesti yang negatif.
2) Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai.
3) Bukalah file dalam otak siswa.
b. Penyajian (Presentation)
Langkah penyajian ialah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai
dengan persiapan yang telah dilakukan. Guru harus dipikirkan guru dalam penyajian ini ialah bagaimana biar materi pelajaran sanggup dengan gampang ditangkap dan dipahami oleh siswa. Karena itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini, yaitu: (1) penggunaan bahasa, (2) intonasi suara, (3) menjaga kontak mata dengan siswa, dan (4) mengguna-kan joke-joke yang menyegarkan.
c. Korelasi (Correlation)
Langkah hubungan ialah langkah menghubungkan materi pelajaran de-ngan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa sanggup menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah di-milikinya. Langkah hubungan dilakukan untuk memperlihatkan makna terhadap materi pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah dimilikinya maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan kemampuan motorik siswa.
d. Menyimpulkan (Generalization)
Menyimpulkan ialah tahapan untuk memahami inti {core) dari materi pelajaran yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan merupakan langkah yang sangat penting dalam seni administrasi ekspositori, lantaran melalui langkah menyim-pulkan siswa akan sanggup mengambil inti sari dari proses penyajian.
e. Mengaplikasikan (Application)
Langkah aplikasi ialah langkah unjuk kemampuan siswa sesudah mere-ka menyimak klarifikasi guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting dalam proses pembelajaran ekspositori, lantaran melalui langkah ini guru akan sanggup mengumpulkan informasi perihal penguasaan dan pemahaman materi pelajaran oleh siswa. Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini di antaranya: (1) dengan menciptakan kiprah yang relevan dengan materi yang telah disajikan, (2) dengan memperlihatkan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah disajikan.
5. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Ekspositori
a. Keunggulan
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan seni administrasi pembelajaran yang banyak dan sering digunakan. Hal ini disebabkan seni administrasi ini mempunyai bebe-rapa keunggulan, di antaranya:
1) Dengan seni administrasi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, ia sanggup mengetahui hingga sejauh mana siswa menguasai materi pelajaran yang disampaikan.
2) Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk mencar ilmu terbatas.
3) Melalui seni administrasi pembelajaran ekspositori selain siswa sanggup mendengar melalui penuturan (kuliah) perihal suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
4) Keuntungan lain ialah seni administrasi pembelajaran ini bisa dipakai untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
b. Kelemahan
Di samping mempunyai keunggulan, seni administrasi ekspositori juga mempunyai kelemahan, di antaranya:
1) Strategi pembelajaran ini hanya mungkin sanggup dilakukan terhadap siswa yang mempunyai kemampuan mendengar dan menyimak secara baik. Untuk siswa yang tidak mempunyai kemampuan menyerupai itu perlu dipakai strate-gi lain.
2) Strategi ini mustahil sanggup melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya belajar.
3) Karena seni administrasi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit berbagi kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.
4) Keberhasilan seni administrasi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa yang dimiliki guru, menyerupai persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi, dan aneka macam kemampuan menyerupai kemam-puan bertutur (berkomunikasi), dan kemampuan mengelola kelas. Tanpa itu sudah sanggup dipastikan proses pembelajaran mustahil berhasil.
5) Oleh lantaran gaya komunikasi seni administrasi pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah (one-way communication), maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan materi pembelajaran akan sangat terbatas pula. Di samping itu, komunikasi satu arah bisa menjadikan pengetahuan yang
6) Siswa akan terbatas pada apa yang diberikan guru.
Sumber:
Anonymus, 2008. Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya. Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.
Strategi pembelajaran ekspositori ialah seni administrasi pembelajaran yang me-nekankan kepada proses penyampan materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud biar siswa sanggup menguasai materi pelajaran secara optimal. Dalam seni administrasi ini materi pelajaran disampaikan lang-sung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi pe-lajaran seakanakan sudah jadi. Karena seni administrasi ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan seni administrasi ”chalk and talk”.
Terdapat beberapa karakteristik seni administrasi ekspositori di antaranya:
Baca Juga
b. Biasanya materi pelajaran yang disampaikan ialah materi pelajaran yang sudah jadi, menyerupai data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang.
c. Tujuan utama pembelajaran ialah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya, sesudah proses pembelajaran berakhir siswa dibutuhkan sanggup memahaminya dengan benar dengan cara sanggup mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Dikatakan demikian, lantaran dalam seni administrasi ini guru memegang kiprah yang sa-ngat dominan. Melalui seni administrasi ini guru memberikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan cita-cita materi pelajaran yang disampaikan itu sanggup dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama seni administrasi ini ialah kemampuan akademik (academic achievement) siswa. Metode pembelajaran dengan kuliah merupakan bentuk seni administrasi ekspositori.
3. Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori
Tidak ada satu seni administrasi pembelajaran yang dianggap lebih baik diban-dingkan dengan seni administrasi pembelajaran yang lain. Baik tidaknya suatu seni administrasi pembelajaran bisa dilihat dari efektif tidaknya seni administrasi tersebut dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan demikian, pertimbang-an pertama penggunaan seni administrasi pembelajaran ialah tujuan apa yang harus dicapai.
a. Berorientasi pada Tujuan
Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam
seni administrasi pembelajaran ekspositori melalui metode ceramah, namun tidak berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran. Justru tujuan itu-lah yang harus menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan seni administrasi ini. Karena itu sebelum seni administrasi ini diterapkan terlebih dahulu guru harus meru-muskan tujuan pembelajaran secara terang dan terukur. Seperti kriteria pada umumnya, tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laris yang sanggup diukur atau berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Hal ini sangat penting untuk dipahami, lantaran tujuan yang spesifik me-mungkinkan kita bisa mengontrol efektivitas penggunaan seni administrasi pembela-jaran. Memang benar, seni administrasi pembelajaran ekspositori mustahil sanggup mengejar tujuan kemampuan berpikir tingkat tinggi, contohnya kemampuan untuk menganalisis, mensintesis sesuatu, atau mungkin mengevaluasi sesua-tu, namun tidak berarti tujuan kemampuan berpikir taraf rendah tidak perlu dirumuskan. Justru tujuan itulah yang harus dijadikan ukuran dalam menggu-nakan seni administrasi ekspositori.
b. Prinsip Komunikasi
Proses pembelajaran sanggup dikatakan sebagai proses komunikasi, yang menunjuk pada proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan). Pesan yang ingin disampaikan dalam hal ini ialah materi pelajaran yang diorganisir dan disu-sun sesuai dengan tujuan tertentu yaang ingin dicapai. Dalam proses komuni-kasi guru berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa berfungsi sebagai peserta pesan.
Dalam proses komunikasi, bagaimanapun sederhananya, selalu terjadi urutan pemindahan pesan (informasi) dari sumber pesan ke peserta pesan. Sistem komunikasi dikatakan efektif manakala pesan itu sanggup gampang ditangkap oleh peserta pesan secara utuh. Sebaliknya, sistem komunikasi dikata-kan tidak efektif, manakala peserta pesan tidak sanggup menangkap setiap pesan yang disampaikan. Kesulitan menangkap pesan itu sanggup terjadi oleh aneka macam gangguan (noise) yang sanggup menghambat kelancaran proses komunikasi. Akibat gangguan (noise) tersebut memungkinkan peserta pesan (siswa) tidak memahami atau tidak sanggup mendapatkan sama sekali pesan yang ingin disampaikan. Sebagai suatu seni administrasi pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian, maka prinsip komunikasi merupakan prinsip yang sangat penting untuk diperhatikan. Artinya, bagaimana upaya yang bisa dilakukan biar setiap guru sanggup menghilangkan setiap gangguan (noise) yang bisa meng-ganggu proses komunikasi.
c. Prinsip Kesiapan
Siswa sanggup mendapatkan informasi sebagai stimulus yang kita berikan, terlebih dahulu kita harus memosisikan mereka dalam keadaan siap baik secara fisik maupun psikis untuk mendapatkan pelajaran. Jangan mulai kita sajikan mata pelajaran, manakala siswa belum siap untuk menerimanya.
d. Prinsip Berkelanjutan
Proses pembelajaran ekspositori harus sanggup mendorong siswa untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlang-sung pada ketika itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya. Ekspositori yang berhasil ialah manakala melalui proses penyampaian sanggup membawa siswa pada situasi ketidakseimbangan (disequilibrium), sehingga mendorong mereka untuk mencari dan menemukan atau menambah wawasan melalui proses mencar ilmu mandiri.
Keberhasilan penggunaan seni administrasi ekspositori sangat tergantung pada kemampuan guru untuk bertutur atau memberikan mated pelajaran.
4. Langkah-langkah Pelaksanaan Strategi Ekspositori
Ada beberapa langkah dalam penerapan seni administrasi ekspositori, yaitu:
a. Persiapan (Preparation)
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk meneri-ma pelajaran. Dalam seni administrasi ekspositori, langkah persiapan merupakan lang-kah yang sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan memakai seni administrasi ekspositori sangat tergantung pada langkah persiapan.
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan di antara-nya adalah:
1) Berikan sugesti yang faktual dan hindari sugesti yang negatif.
2) Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai.
3) Bukalah file dalam otak siswa.
b. Penyajian (Presentation)
Langkah penyajian ialah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai
dengan persiapan yang telah dilakukan. Guru harus dipikirkan guru dalam penyajian ini ialah bagaimana biar materi pelajaran sanggup dengan gampang ditangkap dan dipahami oleh siswa. Karena itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini, yaitu: (1) penggunaan bahasa, (2) intonasi suara, (3) menjaga kontak mata dengan siswa, dan (4) mengguna-kan joke-joke yang menyegarkan.
c. Korelasi (Correlation)
Langkah hubungan ialah langkah menghubungkan materi pelajaran de-ngan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa sanggup menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah di-milikinya. Langkah hubungan dilakukan untuk memperlihatkan makna terhadap materi pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah dimilikinya maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan kemampuan motorik siswa.
d. Menyimpulkan (Generalization)
Menyimpulkan ialah tahapan untuk memahami inti {core) dari materi pelajaran yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan merupakan langkah yang sangat penting dalam seni administrasi ekspositori, lantaran melalui langkah menyim-pulkan siswa akan sanggup mengambil inti sari dari proses penyajian.
e. Mengaplikasikan (Application)
Langkah aplikasi ialah langkah unjuk kemampuan siswa sesudah mere-ka menyimak klarifikasi guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting dalam proses pembelajaran ekspositori, lantaran melalui langkah ini guru akan sanggup mengumpulkan informasi perihal penguasaan dan pemahaman materi pelajaran oleh siswa. Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini di antaranya: (1) dengan menciptakan kiprah yang relevan dengan materi yang telah disajikan, (2) dengan memperlihatkan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah disajikan.
5. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Ekspositori
a. Keunggulan
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan seni administrasi pembelajaran yang banyak dan sering digunakan. Hal ini disebabkan seni administrasi ini mempunyai bebe-rapa keunggulan, di antaranya:
1) Dengan seni administrasi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, ia sanggup mengetahui hingga sejauh mana siswa menguasai materi pelajaran yang disampaikan.
2) Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk mencar ilmu terbatas.
3) Melalui seni administrasi pembelajaran ekspositori selain siswa sanggup mendengar melalui penuturan (kuliah) perihal suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
4) Keuntungan lain ialah seni administrasi pembelajaran ini bisa dipakai untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
b. Kelemahan
Di samping mempunyai keunggulan, seni administrasi ekspositori juga mempunyai kelemahan, di antaranya:
1) Strategi pembelajaran ini hanya mungkin sanggup dilakukan terhadap siswa yang mempunyai kemampuan mendengar dan menyimak secara baik. Untuk siswa yang tidak mempunyai kemampuan menyerupai itu perlu dipakai strate-gi lain.
2) Strategi ini mustahil sanggup melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya belajar.
3) Karena seni administrasi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit berbagi kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.
4) Keberhasilan seni administrasi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa yang dimiliki guru, menyerupai persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi, dan aneka macam kemampuan menyerupai kemam-puan bertutur (berkomunikasi), dan kemampuan mengelola kelas. Tanpa itu sudah sanggup dipastikan proses pembelajaran mustahil berhasil.
5) Oleh lantaran gaya komunikasi seni administrasi pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah (one-way communication), maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan materi pembelajaran akan sangat terbatas pula. Di samping itu, komunikasi satu arah bisa menjadikan pengetahuan yang
6) Siswa akan terbatas pada apa yang diberikan guru.
Sumber:
Anonymus, 2008. Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya. Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.
Belum ada Komentar untuk "✔ Taktik Pembelajaran Ekspositori (Lengkap)"
Posting Komentar