✔ Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
| Kompetensi Supervisi Akademik merupakan salahsatu kompetensi yang harus dimiliki oleh para pengawas satuan pendidikan. Kompetensi ini berkenaan dengan kemampuan pengawas dalam rangka training dan pengembangan kemampuan guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan bimbingan di sekolah/satuan pendidikan. Secara spesifik pengawas satuan pendidikan harus mempunyai kemampuan untuk membantu guru dalam memahami dan membuatkan substansi tiap mata pelajaran atau rumpun mata pelajaran khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
Istilah pendidikann IPS dalam menyelenggarakan pendidikan di Indonesia masih relatif gres digunakan. Pendidikan IPS merupakan padanan dari sosial studies dalam konteks kurikulum di Amerika Serikat. Istilah tersebut per-tama kali dipakai di AS pada tahun 1913 mengadopsi nama forum Sosial Studies yang membuatkan kurikulum di AS (Marsh, 1980; Martoella, 1976).
Kurikulum pendidikan IPS tahun 1994 sebagaimana yang dikatakan oleh Hamid Hasan (1990), merupakan fusi dari banyak sekali disiplin ilmu, Martoella (1987) menyampaikan bahwa pembelajaran Pendidikan IPS lebih menekankan pada aspek “pendidikan” daripada “transfer konsep”, lantaran dalam pembela-jaran pendidikan IPS mahasiswa dibutuhkan memperoleh pemahaman terha-dap sejumlah konsep dan membuatkan serta melatih sikap, nilai, moral, dan keterampilannya menurut konsep yang telah dimilikinya. Dengan demikian, pembelajaran pendidikan IPS harus diformulasikannya pada aspek kependidikannya.
Ada 10 konsep social studies dari NCSS, yaitu (1) culture; (2) time, continuity and change; (3) people, places and environments; (4) individual development and identity; (5) individuals, group, and institutions; (6) power, authority and govermance; (7) production, distribution and consumption; (8) science, technology and society; (9) global connections, dan; (10) civic ideals and practices. (NCSS http://www.social studies.org/standard/exec.html).
Konsep IPS, yaitu: (1) interaksi, (2) saling ketergantungan, (3) kesinam-bungan dan perubahan, (4) keragaman/kesamaan/perbedaan, (5) konflik dan konsesus, (6) contoh (patron), (7) tempat, (8) kekuasaan (power), (9) nilai ke-percayaan, (10) keadilan dan pemerataan, (11) kelangkaan (scarcity), (12) ke-khususan, (13) budaya (culture), dan (14) nasionalisme.
Mengenai tujuan ilmu pengetahuan sosial (pensisikan IPS), para hebat se-ring mengaitkannya dengan banyak sekali sudut kepentingan dan pementingan dari jadwal pendidikan tersebut, Gross (1978) menyebutkan bahwa tujuan pen-didikan IPS ialah untuk memepersiapkan mahasiswa menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya di masyarakat, secara tegas ia menyampaikan “to prepare students to be well functioning citizens in a democratic society”. Tujuan lain dari pendidikan IPS ialah untuk membuatkan kemampuan mahasiswa memakai kebijaksanaan budi dalam mengambil keputusan setiap masalah yang dihadapinya (Gross, 1978).
Ilmu pengetahuan sosial juga membahas relasi antara insan de-ngan lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bab dari masyarakat, dihadapkan pada banyak sekali permasalahan yang ada dan terjadi di lingkungan sekitarnya. Pendidikan IPS berusaha membantu mahasiswa dalam memecahkan permasalahan yang dihada-pi sehingga akan menjadikannya semakin mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakatnya (Kosasih, 1994).
Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS ialah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk membuatkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan lingkungannya, serta banyak sekali bekal siswa untuk melanjtkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Berdasarkan pengertian dan tujuan dari pendidikan IPS, sepertinya dibutuhkan suatu contoh pembelajaran yang bisa menjembatani tercapainya tujuan tersebut. Kemampuan dan keterampilan guru dalam menentukan dan memakai banyak sekali model, metode dan seni administrasi pembelajaran senantiasa terus ditingkatkan (Kosasih, 1994), biar pembelajaran Pendidikan IPS benar-benar bisa mengondisikan upaya pembekalan kemampuan dan keterampilan dasar bagi mahasiswa untuk menjadi insan dan warga negara yang baik. Hal ini dikarenakan pengondisian iklim mencar ilmu merupakan aspek penting bagi tercapainya tujuan pendidikan (Azis Wahab, 1986).
Pola pembelajaran pendidikan IPS menekankan pada unsur pendidikan dan pembekalan pada mahasiswa. Penekanan pembelajarannya bukan sebatas pada upaya mencecoki atau menjejali mahasiswa dengan sejumlah konsep yang bersifat hafalan belaka, melainkan terletak pada upaya biar mereka bisa menyebabkan apa yang tekag dipelajarinya sebagai bekal dalam memahami dan ikut serta dalam melakoni kehidupan masyarakat lingkungannya, serta sebagai bekal bagi dirinya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Di sinilah bekerjsama pementingan misi dari pendidikan IPS. Oleh lantaran itu, rancangan pembelajaran guru hendaknya diarahkab dan difokuskan sesuai dengan kondisi dan perkembangan potensi siswa biar pembelajaran yang dilakukan benar-benar mempunyai kegunaan dan bermanfaat bagi siswa (Kosasih, 1994; Hamid Hasan, 1996).
Karakteristik mata pembelajaran IPS berbeda dengan disiplin ilmu lain yang bersifat monolitik. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari banyak sekali disiplin ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Rumusan Ilmu Pengetahuan Sosial menurut realitas dan fenomena sosial melalui pendekatan interdisipliner.
Geografi, sejarah, dan antropologi merupakan disiplin ilmu yang mempunyai keterpaduan yang tinggi. Pembelajaran geografi memperlihatkan kebulatan wawasan yang berkenaan dengan wilayah-wilayah, sedangkan sejarah mem-berikan wawasan berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dari banyak sekali perio-de. Antropologi mencakup studi-studi komparatif yang berkenaan dengan nilai-nilai, kepercayaan, struktur sosial, aktivitas-aktivitas ekonomi, organisasi po-litik, ekspresi-ekspresi dan spiritual, teknologi, dan benda-benda budaya dari budaya-budaya terpilih. Ilmu politik dan ekonomi tergolong ke dalam ilmu-ilmu wacana kebijakan pada aktivitas-aktivitas yang berkenaan dengan pembuatan keputusan. Sosiologi dan psikologi sosial merupakan ilmu-ilmu ten-tang sikap menyerupai konsep peran, kelompok, institusi, proses interaksi dan kontrol sosial. Secara intensif konsep-konsep menyerupai ini dipakai ilmu-ilmu sosial dan studi-studi sosial.
Karateristik mata pelajaran IPS Sekolah Menengan Atas antara lain sebagai berikut.
Sumber:
Anonim. 2008. Strategi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.
Istilah pendidikann IPS dalam menyelenggarakan pendidikan di Indonesia masih relatif gres digunakan. Pendidikan IPS merupakan padanan dari sosial studies dalam konteks kurikulum di Amerika Serikat. Istilah tersebut per-tama kali dipakai di AS pada tahun 1913 mengadopsi nama forum Sosial Studies yang membuatkan kurikulum di AS (Marsh, 1980; Martoella, 1976).
Kurikulum pendidikan IPS tahun 1994 sebagaimana yang dikatakan oleh Hamid Hasan (1990), merupakan fusi dari banyak sekali disiplin ilmu, Martoella (1987) menyampaikan bahwa pembelajaran Pendidikan IPS lebih menekankan pada aspek “pendidikan” daripada “transfer konsep”, lantaran dalam pembela-jaran pendidikan IPS mahasiswa dibutuhkan memperoleh pemahaman terha-dap sejumlah konsep dan membuatkan serta melatih sikap, nilai, moral, dan keterampilannya menurut konsep yang telah dimilikinya. Dengan demikian, pembelajaran pendidikan IPS harus diformulasikannya pada aspek kependidikannya.
Ada 10 konsep social studies dari NCSS, yaitu (1) culture; (2) time, continuity and change; (3) people, places and environments; (4) individual development and identity; (5) individuals, group, and institutions; (6) power, authority and govermance; (7) production, distribution and consumption; (8) science, technology and society; (9) global connections, dan; (10) civic ideals and practices. (NCSS http://www.social studies.org/standard/exec.html).
Konsep IPS, yaitu: (1) interaksi, (2) saling ketergantungan, (3) kesinam-bungan dan perubahan, (4) keragaman/kesamaan/perbedaan, (5) konflik dan konsesus, (6) contoh (patron), (7) tempat, (8) kekuasaan (power), (9) nilai ke-percayaan, (10) keadilan dan pemerataan, (11) kelangkaan (scarcity), (12) ke-khususan, (13) budaya (culture), dan (14) nasionalisme.
Mengenai tujuan ilmu pengetahuan sosial (pensisikan IPS), para hebat se-ring mengaitkannya dengan banyak sekali sudut kepentingan dan pementingan dari jadwal pendidikan tersebut, Gross (1978) menyebutkan bahwa tujuan pen-didikan IPS ialah untuk memepersiapkan mahasiswa menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya di masyarakat, secara tegas ia menyampaikan “to prepare students to be well functioning citizens in a democratic society”. Tujuan lain dari pendidikan IPS ialah untuk membuatkan kemampuan mahasiswa memakai kebijaksanaan budi dalam mengambil keputusan setiap masalah yang dihadapinya (Gross, 1978).
Ilmu pengetahuan sosial juga membahas relasi antara insan de-ngan lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bab dari masyarakat, dihadapkan pada banyak sekali permasalahan yang ada dan terjadi di lingkungan sekitarnya. Pendidikan IPS berusaha membantu mahasiswa dalam memecahkan permasalahan yang dihada-pi sehingga akan menjadikannya semakin mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakatnya (Kosasih, 1994).
Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS ialah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk membuatkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan lingkungannya, serta banyak sekali bekal siswa untuk melanjtkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Berdasarkan pengertian dan tujuan dari pendidikan IPS, sepertinya dibutuhkan suatu contoh pembelajaran yang bisa menjembatani tercapainya tujuan tersebut. Kemampuan dan keterampilan guru dalam menentukan dan memakai banyak sekali model, metode dan seni administrasi pembelajaran senantiasa terus ditingkatkan (Kosasih, 1994), biar pembelajaran Pendidikan IPS benar-benar bisa mengondisikan upaya pembekalan kemampuan dan keterampilan dasar bagi mahasiswa untuk menjadi insan dan warga negara yang baik. Hal ini dikarenakan pengondisian iklim mencar ilmu merupakan aspek penting bagi tercapainya tujuan pendidikan (Azis Wahab, 1986).
Pola pembelajaran pendidikan IPS menekankan pada unsur pendidikan dan pembekalan pada mahasiswa. Penekanan pembelajarannya bukan sebatas pada upaya mencecoki atau menjejali mahasiswa dengan sejumlah konsep yang bersifat hafalan belaka, melainkan terletak pada upaya biar mereka bisa menyebabkan apa yang tekag dipelajarinya sebagai bekal dalam memahami dan ikut serta dalam melakoni kehidupan masyarakat lingkungannya, serta sebagai bekal bagi dirinya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Di sinilah bekerjsama pementingan misi dari pendidikan IPS. Oleh lantaran itu, rancangan pembelajaran guru hendaknya diarahkab dan difokuskan sesuai dengan kondisi dan perkembangan potensi siswa biar pembelajaran yang dilakukan benar-benar mempunyai kegunaan dan bermanfaat bagi siswa (Kosasih, 1994; Hamid Hasan, 1996).
Karakteristik mata pembelajaran IPS berbeda dengan disiplin ilmu lain yang bersifat monolitik. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari banyak sekali disiplin ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Rumusan Ilmu Pengetahuan Sosial menurut realitas dan fenomena sosial melalui pendekatan interdisipliner.
Geografi, sejarah, dan antropologi merupakan disiplin ilmu yang mempunyai keterpaduan yang tinggi. Pembelajaran geografi memperlihatkan kebulatan wawasan yang berkenaan dengan wilayah-wilayah, sedangkan sejarah mem-berikan wawasan berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dari banyak sekali perio-de. Antropologi mencakup studi-studi komparatif yang berkenaan dengan nilai-nilai, kepercayaan, struktur sosial, aktivitas-aktivitas ekonomi, organisasi po-litik, ekspresi-ekspresi dan spiritual, teknologi, dan benda-benda budaya dari budaya-budaya terpilih. Ilmu politik dan ekonomi tergolong ke dalam ilmu-ilmu wacana kebijakan pada aktivitas-aktivitas yang berkenaan dengan pembuatan keputusan. Sosiologi dan psikologi sosial merupakan ilmu-ilmu ten-tang sikap menyerupai konsep peran, kelompok, institusi, proses interaksi dan kontrol sosial. Secara intensif konsep-konsep menyerupai ini dipakai ilmu-ilmu sosial dan studi-studi sosial.
Karateristik mata pelajaran IPS Sekolah Menengan Atas antara lain sebagai berikut.
- a. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan campuran dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, aturan dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama (Numan Soemantri, 2001).
- b. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keil-muan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu.
- c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berba-gai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.
- d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sanggup menyangkut insiden dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip lantaran akibat, kewi-layahan, pembiasaan dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masa-lah sosial serta upaya-upaya usaha hidup biar survive menyerupai peme-nuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan (Daldjoeni, 1981).
- e. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS memakai tiga dimen-si dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan ma-nusia secara keseluruhan. Ketiga dimensi tersebut terlihat pada tabel berikut.
Sumber:
Anonim. 2008. Strategi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.
Belum ada Komentar untuk "✔ Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial"
Posting Komentar