✔ Politik Pencitraan Dan Crowd Control

 istilah politik pencitraan mulai jadi dikenal secara luas semenjak pemerintahan SBY ✔ Politik Pencitraan dan Crowd Control
Politik Pencitraan dan Crowd Control - .  Dalam dunia politik di Indonesia, istilah politik pencitraan mulai jadi dikenal secara luas semenjak pemerintahan SBY.  Musuh-musuh politik SBY sering menyampaikan bahwa tindakan yang dilakukannya "hanya" sekedar pencitraan belaka.  Kemudian dilanjutkan oleh JKW.  Bedanya adalah, kalo SBY agak soft dan halus, tapi jikalau JKW terkadang sangat bergairah dan nampak sekali. Terlepas dari benar tidaknya hal tersebut, yang menjadi penting dan sering dilupakan banyak orang ialah "media" yang membesarkan si tokoh yang akan dicitrakan tersebut.  Peran media dalam hal ini sangat penting dan vital sebagai penghubung tujuan komunikasi yang ingin dicapai.  Dalam politik pencitraan ada istilah "Imaging Politic" yang diarikan dengan Cara bertindak dalam membentuk gambaran yang diinginkan kepada publik, dalam bentuk sikap, perilaku, pendapat dan gagasan.   Artinya bahwa, pesan yang media bawa secara "tidak langsung" menyampaikan bahwa si tokoh tersebut ialah "sesuai" dengan harapan publik.  Sehingga publik sanggup terpengaruh bahkan terhipnotis terhadap sang tokoh yang pada gilirannya "percaya".  Politik Pencitraan alasannya memerlukan media sebagai partner, maka politik ini relatif mahal, memerlukan jaringan dan proteksi yang luas.

Lalu apa hubungannya dengan Crowd Control?.  Karena politik pencitraan cenderung membahayakan si tokoh apabila mulai terlihat sikap, prilaku yang bersangkutan tidak sesuai dengan harapan publik.  Artinya, si tokoh kurang sanggup menawarkan bukti kepada publik bahwa ia sesuai dengan yang ada dalam berita.  Bila itu terjadi, maka  kiprah selanjutnya ada pada Crowd Control.  Dalam hal ini Crowd Control diartikan bagaimana mengendalikan massa yang terlanjur "mengetahui" untuk "tetap" dipaksakan mempercayai si tokoh tersebut. Biasanya Crowd Control untuk mengembalikan "citra" yang sudah terlanjur disandang si tokoh memerlukan banyak pengorbanan, baik dana maupun korban politik.  Namun Crowd Control akan tidak dilaksanakan bila publik tidak "mengetahui" kebohongan yang sudah dilakukan sang tokoh.

Jadi, dalam dunia politik pencitraan ialah masuk akal dan sah-sah saja selama gambaran tersebut tidak "keterlaluan" antara opini publik terhadap sang tokoh dengan kenyataan yang ada.  Bila ternyata terdapat "simpangan" yang sangat jelas, maka politik pencitraan menjadi santapan sedap lawan politik bahkan cenderung sanggup membahayakan si tokoh untuk dilengserkan. (IMHO).

Belum ada Komentar untuk "✔ Politik Pencitraan Dan Crowd Control"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel