✔ Tips Ceramah Yang Baik Ketika Mengajar

Metode ceramah itu ‘korban’ dari pergeseran paradigma mencar ilmu dikala ini!!

Saya tak asal ngomong. Sewaktu kuliah dulu, saya sering melihat beberapa teman yang mempresentasikan cara mengajar modern (cooperative, active learning, contextual) niscaya bawa-bawa metode ceramah ini. Sialnya, ceramah ini dijadikan materi perbandingan.

“Sebaliknya, ceramah yakni metode konvensional yang menciptakan siswa pasif”, kurang lebih menyerupai itu.

.....seringnya sanggup tugas antagonis.

Tiba dikala benar-benar menjadi guru, banyak yang gagap. Hafal dan paham dengan sejuta teknik mengajar ternyata tidak cukup, tanpa diimbangi teknik berbicara yang baik di depan kelas. Banyak penyampaian yang ambigu, kurang menarik perhatian, dan paling parah: malah membingungkan siswa.

Bahkan ada banyak keadaan yang menciptakan guru dituntut banyak-banyak berceramah pada siswa. Contohnya guru yang kebagian mengajar di kelas bongsor. Tuntutan menghadapi UN/US disikapi dengan ceramah > drill > ceramah > drill. Model-model student centered hanya tertuang di perangkat pembelajaran, prakteknya ceramah yang “diam-diam” selalu kita gunakan.

Bagaimana dengan guru-guru berpengalaman?

Setali tiga uang. Kenyataannya, guru berpengalaman sekalipun juga tak jaminan punya teknik ceramah mumpuni. Tak semuanya memang, banyak yang sudah hebat.

Itulah alasan goresan pena ini dibuat. Untuk memberi alternatif cara memakai metode ceramah yang efektif.

Dan tips-tips ceramah ini tidak anda perlukan jika:

  1. Seisi kelas sudah fokus dengan penyampaian anda mulai awal masuk hingga pulang.
  2. Tidak ada yang mengantuk dikala pelajaran berlangsung.
  3. Tidak pernah ada yang protes dengan nada dan volume bunyi anda.

Intinya tidak ada duduk kasus dengan cara penyampaian anda kepada siswa-siswi.

Namun jikalau ingin lebih baik lagi, ada baiknya kita sama-sama mempelajari teknik berceramah yang efektif.

Baik, inilah tips-tips yang semoga bisa membantu..

1# Bangun Sense of Humour Anda

Pada dasarnya setiap orang suka joke. Hampir tidak ada yang tidak menyukainya. Siswa juga demikian. Akan muncul suasana cair, erat dan menghilangkan rasa bosan jikalau guru suka melempar joke-joke segar.

Tapi ada satu masalah. Tidak semua orang beruntung punya abjad humor menyerupai ini. Benarkah?

.....ada benarnya juga.

Akan tetapi tidak mempunyai itu bukan berarti tidak bisa dipelajari. Karena ini kebutuhan, kitapun sedikit-sedikit harus punya selera humor ini.

Ada banyak humor yang tiap hari bersliweran di sekitar kita, yang dari grup whatsapp, facebook, dan media umum yang kita ikuti. Semuanya bisa dijadikan materi dikala kita perlu menghadirkan candaan-candaan di kelas.

2# Kuasai Kelas

Ini yakni skill dasar seorang guru.

Dengan jumlah siswa dan luas kelas yang ada, kita harus memastikan siswa yang duduk paling jauh sekalipun bisa menangkap bunyi kita dengan jelas. Jangan-jangan siswa paling belakang ngobrol sendiri bukan alasannya yakni penyampaian kita kurang menarik, tapi alasannya yakni volume bunyi terlalu pelan.

Nah, siasatnya yakni membiasakan memberi penyampaian dengan berkeliling kelas. Ini akan meminimalkan volume sekaligus memaksimalkan jangkauan suara.

Penataan dingklik juga penting diperhatikan, alasannya yakni berafiliasi dengan posisi guru berdiri. Untuk ceramah, posisi terbaik yakni di tengah-tengah siswa. Sehingga dingklik siswa bisa disesuaikan.

3# Jangan bergaya ‘one man show’

Ceramah terbaik itu lebih mementingkan interaksi kepada lawan bicara. Ceramah terjelek itu yang hanya memikirkan diri sendiri tanpa melibatkan lawan bicara.

Libatkan siswa untuk tiap ceramah anda. Gunakan dikala yang sempurna untuk berinteraksi, dan minta salah satu siswa untuk bangkit menemani anda, sebagai role model.

4# Jiwai Materi Pelajaran

“Menjiwai” lebih dari “menguasai”. Kalau sudah menjiwai, orang akan tahu apa yang harus dilakukan dikala berhadapan dengan situasi yang tak direncanakan, menyerupai menjawab pertanyaan-pertanyaan unik dari siswa. Karena memang materi telah dikuasai lebih dalam.

…..tapi ini soal pengalaman.

Guru yang masih gres lulus kuliah sulit untuk eksklusif menjiwai materi, meski segalanya sudah ia pelajari. Butuh waktu untuk mencicipi bagaimana materi itu diterima dan diserap siswa dengan aneka macam abjad mereka.

Seperti kata pepatah: “bisa alasannya yakni terbiasa”.

5# Perbanyak kata “Kita”, bukan “Saya”

Kenapa harus “kita”, apa yang salah dengan kata ‘saya’?

Tidak ada yang salah sebenarnya, jikalau memang itulah konteksnya. Seperti dikala sedang memberi motivasi melalui kisah dan pengalaman pribadi.

Namun penggunaan kata saya yang lebih banyak didominasi menimbulkan kesan memisahkan diri dari siswa. Sedangkan internalisasi isu dari guru ke siswa hanya mungkin terjadi bila sudah ada rasa menyatu, “Aku yakni kamu, Kamu yakni aku”.

…..inilah perlunya banyak-banyak memakai kata “kita”.

Kalimat menyerupai ini, “hari ini kalian akan mempelajari materi …..” bisa diganti dengan “hari ini kita akan gotong royong mempelajari …”.

Atau kalimat, “Sekarang saya akan menawarkan bagaimana cara kerja pengungkit”, bisa diganti dengan, “Sekarang kita akan gotong royong melihat bagaimana pengungkit itu bekerja”.

6# Lebih penting jawaban siswa, dibanding apa yang kita sampaikan.

Dengan atau tanpa persiapan, guru niscaya berusaha memberikan materi sebaik mungkin. Tapi ada yang lebih penting dari itu, yakni jawaban atau pertanyaan siswa.

Maksudnya, jikalau kita telah yakin materi yang kita sampaikan itu baik, maka dalam menanggapi pertanyaan siswa harus lebih baik. Ini sangat membantu siswa menumbuhkan kepercayaan kepada kita pada pembelajaran selanjutnya, terutama dikala kita sedang berceramah.

7# Gunakan kata kunci

Bahkan seorang motivator terhebat sekalipun tak akan bisa menciptakan pendengarnya ingat 100% apa yang ia sampaikan. Otak hanya menyaring beberapa kalimat saja yang unik, praktis dan menarik.

Itulah kata kunci. Masih ingat dengan salah satu model mengajar PAIKEM GEMBROT? Istilahnya unik sehingga siapapun niscaya tetap ingat meski hanya mendengar sekali saja.

8# Pakai gaya bicara sendiri

Ini yang terakhir dan berdasarkan saya paling penting.

Kita boleh saja mempelajari trik ceramah dari orang-orang yang terbukti sukses, motivator misalnya. Kita bisa memalsukan bagaimana gerakan tangan, cara melangkah, kapan memakai nada tinggi, rendah, dan sebagainya. Semakin banyak rujukan akan semakin bagus.

Tapi jangan hingga memalsukan persis dengan sang tokoh. Apalagi jikalau ia sudah terkenal. Yang ada bukan tambah berwibawa, tapi justru akan terlihat lucu di mata siswa-siswa kita.

Itulah 8 tips supaya ceramah seorang guru bisa lebih efektif menarik perhatian siswa. Skill berbicara yang jago akan turut mendukung suksesnya seorang guru dikala menerapkan model-model mengajar yang bervariasi. Apa saja model mengajar yang bisa kita gunakan?

Artikel berikut ini akan tuntas menjawabnya:

Belum ada Komentar untuk "✔ Tips Ceramah Yang Baik Ketika Mengajar"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel