✔ Guru Sebagai Motivator Dalam Proses Pembelajaran
Dalam proses pembelajran motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, akan tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk mencar ilmu sehingga ia tidak berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya. Dengan demikian, sanggup dikatakan siswa yang berprestasi rendah belum tentu disebabkan oleh kemampuannya yang rendah pula, akan tetapi mungkin disebabkan oleh tidak adanya dorongan atau motivasi. Kemudian apa yang disebut motivasi itu?
Woodwort (1955) mengatakan:”A motive is a set predisposes the individual of certain activities and for seeking certain goals”. Suatu motif ialah suatu set yang sanggup membuat individu melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, sikap atau tindakan yang ditunjukkan seseorang dalam upaya mencapai tujuan tertentu sangat ter-gantung dari motive yang dimilikinya. Arden (1957) menegaskan “motives as internal condition arouse sustain, direct and determain the intensity of learning effort, and also define the set satisfying or unsatisfyng consequences of goal”
Dari definisi tersebut maka jelas, besar lengan berkuasa lemahnya atau semangat tidaknya perjuangan yang dilakukan seseorang untuk mecapai suatu tujuan akan ditentukan oleh besar lengan berkuasa lemahnya motife yang dimiliki orang tersebut. Motif dan motivasi merupakan dua hal yang tidak sanggup dipisahkan. Motivasi merupakan penjelmaan dari motive yang sanggup dilihat dari sikap yang ditunjukkan seseorang. Hilgard menyampaikan bahwa motivasi ialah suatu keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mengakibatkan seseorang melaksanakan aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Kaprikornus dengan demikian, motivasi muncul dari dalam diri seseorang.
Motivasi sangat erat hubugannya dengan kebutuhan, lantaran memang motivasi muncul lantaran kebutuhan. Seseorang akan terdorong untuk bertin-dak manakala dalam dirinya ada kebutuhan. Kebutuhan ini yang mengakibatkan keadaan ketidakseimbangan (ketidak puasaan), yaitu ketegangan-kete-gangan, dan ketegangan itu akan hilang manakala kebutuhan itu telah terpe-nuhi.
Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh lantaran itu guru perlu menumbuhkan motivasi mencar ilmu siswa. Untuk memperoleh hasil mencar ilmu yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi mencar ilmu siswa. Di bawah ini dikemukakan beberapa pe-tunjuk.
1) Memperjelas Tujuan yang Ingin Dicapai
Tujuan yang terang sanggup membuat siswa paham ke arah mana ia ingin di bawa. Pemahaman siswa wacana tujuan pembelajaran sanggup menumbuhkan minat siswa untuk mencar ilmu yang pada gilirannya sanggup meningkatkan motivasi mencar ilmu mereka. Semakin terang tujuan yang ingin dicapai, maka akan semakin besar lengan berkuasa motivasi mencar ilmu siswa. Oleh lantaran itu sebelum proses pembelajaran di-mulai hendaknya guru menjelaskan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai.
2) Membangkitkan Minat Siswa
Siswa akan terdorong untuk belajar, manakala mereka mempunyai minat untuk belajar. Oleh lantaran itu membuatkan minat mencar ilmu siswa merupakan salah satu teknik dalam membuatkan motivasi belajar. Beberapa cara sanggup dilakukan untuk membangkitkan minat mencar ilmu siswa di antaranya:
a) Hubungkan materi pelajaran yang akan diajarkan dengan kebutuhan siswa. Minat siswa akan tumbuh manakala ia sanggup menangkap bahwa materi pelajaran itu berkhasiat untuk kehidupannya. Dengan demikian guru perlu menjelaskan keterkaitan materi pelajaran dengan kebutuhan siswa.
b) Sesuaikan materi pelajaran dengan tingkat pengalaman dan kemampuan siswa. Materi pelajaran yang terlalu sulit untuk dipelajari atau materi pelajaran yang jauh dari pengalaman siswa, akan tidak diminati oleh siswa. Materi pelajaran yang terlalu sulit tidak akan sanggup diikuti dengan baik dan sanggup mengakibatkan siswa akan gagal mencapai hasil yang optimal, kegagalan itu sanggup membunuh minat siswa untuk belajar. Biasanya minat siswa akan tumbuh jikalau ia mendapat kesuksesan dalam belajar.
c) Gunakan perbagai model dan seni administrasi pembalajran secara bervariasi contohnya diskusi, kerja kelompok, eksperimen, demonstrasi dan lain seba-gainya.
3) Ciptakan Suasana yang Menyenangkan dalam Belajar
Siswa hanya mungkin sanggup mencar ilmu dengan baik, manakala ada dalam suasana yang menyenangkan, merasa kondusif bebas dari rasa takut. Usahakan semoga kelas selamanya dalam suasana hidup dan segar, terbebas dari rasa te-gang. Untuk itu guru sekali-sekali sanggup melaksanakan hal-hal yang lucu.
4) Berilah Pujian yang Wajar terhadap Setiap Keberhasilan Siswa
Motivasi akan tumbuh manakala siswa merasa dihargai. Memberikan kebanggaan yang masuk akal merupakan salah satu cara yang sanggup dilakukan untuk menunjukkan penghargaan. Pujian tidak selamanya harus dengan kata-kata, justru ada anak yang merasa tidak bahagia dengan kata-kata. Pujian sebagai penghargaan bisa dilakukan dengan kode contohnya senyuman dan anggukan yang wajar, atau mungkin dengan tatapan mata yang meyakinkan.
5) Berikan Penilaian
Banyak siswa yang mencar ilmu lantaran ingin memperoleh nilai bagus. Un-tuk itu mereka mencar ilmu dengan giat. Bagi sebagian siswa nilai sanggup menjadi motivasi yang besar lengan berkuasa untuk belajar. Oleh lantaran itu evaluasi harus dilakukan dengan segera, semoga siswa secepat mungkin mengetahui hasil kerjanya. Penilaian harus dilakukan secara objektif sesuai dengan kemampuan siswa ma-sing-masing.
6) Berilah Komentar terhadap Hasil Pekerjaan Siswa
Siswa butuh penghargaan. Penghargaan bisa dilakukan dengan menunjukkan komentar yang positif. Setelah siswa final mengerjakan suatu tugas, sebaiknya berikan komentar secepatnya contohnya dengan memberikan goresan pena “bagus”, atau “teruskan pekerjanmu” dan lain sebagainya. Komentar yang nyata sanggup meningkatkan motivasi mencar ilmu siswa.
7) Ciptakan Persaingan dan Kerjasama
Persaingan yang sehat sanggup menunjukkan efek yang baik untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa. Melalui persaingan siswa dimungkinkan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh hasil yang terbaik. Oleh lantaran itu guru harus mendesain pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bersaing baik antara kelompok maupun antar individu. Namun demikian, diakui persaingan tidak selamanya menguntungkan, khususnya untuk siswa yang memang dirasakan tidak bisa untuk bersaing, oleh lantaran itu pendekatan cooperative learning sanggup dipertimbangkan untuk membuat persaingan antar kelompok.
Disamping beberapa petunjuk cara membangkitkan motivasi mencar ilmu siswa di atas adakalanya motivasi itu juga sanggup dibangkitkan dengan cara-cara lain yang sifatnya negatif menyerupai menunjukkan hukuman, teguran dan kecaman, menunjukkan kiprah yang sedikit berat (menantang). Namun teknik-teknik semacam itu hanya sanggup dipakai dalam kasus-kasus tertentu. Bebe-rap jago menyampaikan dengan membangkitkan motivasi dengan cara-cara se-macam itu lebih banyak merugikan siswa. Untuk itulah seandainya masih bisa dengan cara-cara yang positif, sebaiknya membangkitkan motivasi dengan cara negatif dihindari.
Woodwort (1955) mengatakan:”A motive is a set predisposes the individual of certain activities and for seeking certain goals”. Suatu motif ialah suatu set yang sanggup membuat individu melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, sikap atau tindakan yang ditunjukkan seseorang dalam upaya mencapai tujuan tertentu sangat ter-gantung dari motive yang dimilikinya. Arden (1957) menegaskan “motives as internal condition arouse sustain, direct and determain the intensity of learning effort, and also define the set satisfying or unsatisfyng consequences of goal”
Dari definisi tersebut maka jelas, besar lengan berkuasa lemahnya atau semangat tidaknya perjuangan yang dilakukan seseorang untuk mecapai suatu tujuan akan ditentukan oleh besar lengan berkuasa lemahnya motife yang dimiliki orang tersebut. Motif dan motivasi merupakan dua hal yang tidak sanggup dipisahkan. Motivasi merupakan penjelmaan dari motive yang sanggup dilihat dari sikap yang ditunjukkan seseorang. Hilgard menyampaikan bahwa motivasi ialah suatu keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mengakibatkan seseorang melaksanakan aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Kaprikornus dengan demikian, motivasi muncul dari dalam diri seseorang.
Motivasi sangat erat hubugannya dengan kebutuhan, lantaran memang motivasi muncul lantaran kebutuhan. Seseorang akan terdorong untuk bertin-dak manakala dalam dirinya ada kebutuhan. Kebutuhan ini yang mengakibatkan keadaan ketidakseimbangan (ketidak puasaan), yaitu ketegangan-kete-gangan, dan ketegangan itu akan hilang manakala kebutuhan itu telah terpe-nuhi.
Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh lantaran itu guru perlu menumbuhkan motivasi mencar ilmu siswa. Untuk memperoleh hasil mencar ilmu yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi mencar ilmu siswa. Di bawah ini dikemukakan beberapa pe-tunjuk.
1) Memperjelas Tujuan yang Ingin Dicapai
Tujuan yang terang sanggup membuat siswa paham ke arah mana ia ingin di bawa. Pemahaman siswa wacana tujuan pembelajaran sanggup menumbuhkan minat siswa untuk mencar ilmu yang pada gilirannya sanggup meningkatkan motivasi mencar ilmu mereka. Semakin terang tujuan yang ingin dicapai, maka akan semakin besar lengan berkuasa motivasi mencar ilmu siswa. Oleh lantaran itu sebelum proses pembelajaran di-mulai hendaknya guru menjelaskan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai.
2) Membangkitkan Minat Siswa
Siswa akan terdorong untuk belajar, manakala mereka mempunyai minat untuk belajar. Oleh lantaran itu membuatkan minat mencar ilmu siswa merupakan salah satu teknik dalam membuatkan motivasi belajar. Beberapa cara sanggup dilakukan untuk membangkitkan minat mencar ilmu siswa di antaranya:
a) Hubungkan materi pelajaran yang akan diajarkan dengan kebutuhan siswa. Minat siswa akan tumbuh manakala ia sanggup menangkap bahwa materi pelajaran itu berkhasiat untuk kehidupannya. Dengan demikian guru perlu menjelaskan keterkaitan materi pelajaran dengan kebutuhan siswa.
b) Sesuaikan materi pelajaran dengan tingkat pengalaman dan kemampuan siswa. Materi pelajaran yang terlalu sulit untuk dipelajari atau materi pelajaran yang jauh dari pengalaman siswa, akan tidak diminati oleh siswa. Materi pelajaran yang terlalu sulit tidak akan sanggup diikuti dengan baik dan sanggup mengakibatkan siswa akan gagal mencapai hasil yang optimal, kegagalan itu sanggup membunuh minat siswa untuk belajar. Biasanya minat siswa akan tumbuh jikalau ia mendapat kesuksesan dalam belajar.
c) Gunakan perbagai model dan seni administrasi pembalajran secara bervariasi contohnya diskusi, kerja kelompok, eksperimen, demonstrasi dan lain seba-gainya.
3) Ciptakan Suasana yang Menyenangkan dalam Belajar
Siswa hanya mungkin sanggup mencar ilmu dengan baik, manakala ada dalam suasana yang menyenangkan, merasa kondusif bebas dari rasa takut. Usahakan semoga kelas selamanya dalam suasana hidup dan segar, terbebas dari rasa te-gang. Untuk itu guru sekali-sekali sanggup melaksanakan hal-hal yang lucu.
4) Berilah Pujian yang Wajar terhadap Setiap Keberhasilan Siswa
Motivasi akan tumbuh manakala siswa merasa dihargai. Memberikan kebanggaan yang masuk akal merupakan salah satu cara yang sanggup dilakukan untuk menunjukkan penghargaan. Pujian tidak selamanya harus dengan kata-kata, justru ada anak yang merasa tidak bahagia dengan kata-kata. Pujian sebagai penghargaan bisa dilakukan dengan kode contohnya senyuman dan anggukan yang wajar, atau mungkin dengan tatapan mata yang meyakinkan.
5) Berikan Penilaian
Banyak siswa yang mencar ilmu lantaran ingin memperoleh nilai bagus. Un-tuk itu mereka mencar ilmu dengan giat. Bagi sebagian siswa nilai sanggup menjadi motivasi yang besar lengan berkuasa untuk belajar. Oleh lantaran itu evaluasi harus dilakukan dengan segera, semoga siswa secepat mungkin mengetahui hasil kerjanya. Penilaian harus dilakukan secara objektif sesuai dengan kemampuan siswa ma-sing-masing.
6) Berilah Komentar terhadap Hasil Pekerjaan Siswa
Siswa butuh penghargaan. Penghargaan bisa dilakukan dengan menunjukkan komentar yang positif. Setelah siswa final mengerjakan suatu tugas, sebaiknya berikan komentar secepatnya contohnya dengan memberikan goresan pena “bagus”, atau “teruskan pekerjanmu” dan lain sebagainya. Komentar yang nyata sanggup meningkatkan motivasi mencar ilmu siswa.
7) Ciptakan Persaingan dan Kerjasama
Persaingan yang sehat sanggup menunjukkan efek yang baik untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa. Melalui persaingan siswa dimungkinkan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh hasil yang terbaik. Oleh lantaran itu guru harus mendesain pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bersaing baik antara kelompok maupun antar individu. Namun demikian, diakui persaingan tidak selamanya menguntungkan, khususnya untuk siswa yang memang dirasakan tidak bisa untuk bersaing, oleh lantaran itu pendekatan cooperative learning sanggup dipertimbangkan untuk membuat persaingan antar kelompok.
Disamping beberapa petunjuk cara membangkitkan motivasi mencar ilmu siswa di atas adakalanya motivasi itu juga sanggup dibangkitkan dengan cara-cara lain yang sifatnya negatif menyerupai menunjukkan hukuman, teguran dan kecaman, menunjukkan kiprah yang sedikit berat (menantang). Namun teknik-teknik semacam itu hanya sanggup dipakai dalam kasus-kasus tertentu. Bebe-rap jago menyampaikan dengan membangkitkan motivasi dengan cara-cara se-macam itu lebih banyak merugikan siswa. Untuk itulah seandainya masih bisa dengan cara-cara yang positif, sebaiknya membangkitkan motivasi dengan cara negatif dihindari.
Belum ada Komentar untuk "✔ Guru Sebagai Motivator Dalam Proses Pembelajaran"
Posting Komentar