✔ 4 Macam Bullying Yang Terjadi Di Sekolah
Bullying atau perundungan merupakan persoalan yang serius di sekolah. Bullying kerap terjadi ketika anak merasa superior dibanding sobat lainnya, kemudian secara individu atau berkelompok melaksanakan perbuatan tidak menyenangkan kepada korban.
Bullying berbahaya bila siswa yang menjadi korban yaitu tipe anak yang menanggapi sesuatu dengan serius. Bahkan candaan dari sobat sanggup menjadi sumber persoalan yang berakibat timbulnya konflik antar teman. Beda dengan anak yang cenderung dingin menyikapi sesuatu, umumnya lebih santai menanggapi guyonan bahkan hinaan yang menyakitkan dari teman.
Namun apapun bentuknya, bullying tidak sanggup dibenarkan. Pelaku yang terbiasa membully temannya akan menjadi langsung yang egosentris, mau menang sendiri, dan kurang menghargai orang lain. Sedangkan bagi korban, akan kehilangan iktikad diri, gampang emosi, dan menarik diri dari pergaulan.
Tugas berat terutama bagi guru. Perlu upaya pencegahan dengan menerapkan budaya anti-bullying di sekolah. Selain itu juga harus menerapkan langkah sempurna bila praktik bullying mulai nampak pada siswa. Artikel ini sanggup dibaca pada Cara Mengatasi Bullying di Sekolah.
Untuk memahami apa saja bentuk bullying di sekolah, perlu dipahami dulu pengertian bullying secara utuh:
Bullying atau perundungan yaitu sikap tidak menyenangkan yang dilakukan secara sengaja dan berulang sehingga seseorang menjadi stress berat dan tidak berdaya.
Definisi di atas memperlihatkan bahwa bullying itu cakupannya luas. Bukan menyerupai yang banyak dipahami bahwa bullying sebatas mengolok-olok atau mengucilkan teman. Tetapi semua sikap tidak menyenangkan yang dilakukan berulang dan mengakibatkan korban tidak berdaya, itu sudah masuk kategori bullying.
Macam/Bentuk Bullying di Sekolah
Inilah praktik bullying yang terjadi di lingkungan sekolah:
1. Bullying Fisik
Perilaku yang tergolong bullying/perundungan fisik antara lain: mendorong, memukul, menjegal, mengancam, menjambak dan kontak fisik lainnya. Di tingkat sekolah dasar kelas atas, konflik fisik mulai terlihat seiring tubuh/fisik anak yang mulai berkembang. Apalagi di tingkat Sekolah Menengah Pertama dan SMA, sering terlihat praktik bullying dalam bentuk kontak fisik menyerupai ini.
Akibat yang timbul dari bullying fisik yaitu : gangguan/luka tubuh, hilang selera makan, lemah dan lesu, sakit yang berkelanjutan, dan sulit tidur.
2. Bullying Verbal
Perilaku yang masuk kategori bullying ekspresi antara lain: menawarkan julukan yang tidak menyenangkan, menghina, menyindir, mengancam, dan menyebar gosip. Meski tidak ada kontak fisik, perundungan secara ekspresi sanggup mengakibatkan depresi bagi si korban. Terutama bila dilakukan secara berulang-ulang.
Akibat yang timbul dari bullying ekspresi adalah: gangguan emosi dan perilaku, gampang murka dan sedih, gampang menangis dan suasana hati berubah-ubah, menyerang balik apabila ia merasa kalah, menurunnya rasa percaya diri, gampang tersinggung, dan rasa khawatir.
3. Bullying Sosial
Perilaku yang masuk kategori bullying sosial yaitu: mengucilkan, mengabaikan, memfitnah, dan memalak. Umumnya, korban dari perundungan jenis ini yaitu anak yang dianggap berbeda, baik secara fisik maupun kebiasaan. Misalnya, terlalu kurus, terlalu gemuk, atau logat bicara yang berbeda. Selain itu juga kerap menimpa anak yang sering salah bicara, selalu salah tingkah, dan tidak cendekia bergaul.
Akibat yang timbul dari bullying sosial adalah: menjadi anak yang pendiam, pemalu, motivasi mencar ilmu menurun, malas, dan absen sekolah.
4. Bullying di Dunia Maya
Praktik bullying terakhir ini tidak sanggup diremehkan, sebab meskipun terjadi di luar sekolah, nyatanya juga terbawa ketika berinteraksi di sekolah. Perilaku yang termasuk kategori bullying di dunia maya yaitu: memperolok di media sosial, mengubah foto menjadi tidak semestinya, atau mengirimkan pesan teror.
Akibat yang timbul dari bullying dunia maya adalah: menurunnya rasa percaya diri, suka menyalahkan diri sendiri, dan menarik diri dari pergaulan.
Keempat bentuk bullying di sekolah diatas, perlu segera diambil tindakan manakala mulai terlihat dalam kegiatan siswa. Jika dibiarkan, dikahawatirkan akhir jelek yang terpapar di atas akan terjadi. Apalagi ketika ini sudah ada Permendikbud perihal Pencegahan Perundungan di Sekolah. Inilah dasar bagi para guru untuk menangkal serta menghentingkan budaya jelek ini berlanjut.
Memang, bullying teramat susah untuk dihilangkan sama sekali. Tetapi setidaknya sanggup diminimalisir. Karena praktik bullying akan berdampak jelek baik bagi pelaku sendiri maupun bagi korban. Semoga bermanfaat...
Referensi: Seri Pendidikan Orang Tua: Ayo, Bantu Anak Hindari Perundungan (diterbitkan oleh Kemdikbud RI, 2017)
Belum ada Komentar untuk "✔ 4 Macam Bullying Yang Terjadi Di Sekolah"
Posting Komentar