✔ Simas Eric: Model Mengajar Untuk Siswa Tingkat Menengah
Dalam beberapa tahun belakang ini, ada tren guru untuk lebih menentukan pembelajaran aktif kreatif di kelas. Model mengajar yang hanya menciptakan siswa duduk pasif perlahan mulai ditinggalkan, diganti dengan cara mengajar yang menciptakan siswa lebih banyak bekerja dan produktif.
Tentu ini sangat positif dalam menghadapi masyarakat global kini ini. Siswa ke depan haruslah berdaya saing dan bisa berkompetisi di segala bidang.
Seperti kita tahu, ada banyak model pembelajaran yang bisa diterapkan. Kali ini kita akan berkenalan dengan salah satu model yang lebih berpusat pada siswa, yakni Simas Eric.
Kenapa harus memakai model ini?
Beberapa perkara memperlihatkan banyak siswa yang ke sekolah tanpa modal apa-apa. Mereka hanya mencar ilmu jikalau ada kiprah atau pekerjaan rumah. Nah, model Simas Eric mempunyai kelebihan yaitu terintegrasi antara kegiatan siswa di rumah dan di kelas. Ada 6 tahapan dalam pembelajaran ini, dimana 2 diantaranya dilakukan di rumah dan sisanya di sekolah.
Artinya, kita akan “memaksa” mereka membuka buku di rumah demi mengikuti seluruh rangkaian kegiatan belajar.
Itu hanya salah satu kelebihan model ini. Secara keseluruhan, Simas Eric bisa dibilang penemuan pembelajaran yang menciptakan siswa melalui kegiatan mencar ilmu yang menyenangkan. Simas Eric termasuk salah satu model pembelajaran gres yang mulai ditelaah pada tahun 2012.
Baca juga: Gunakan Metode Mnemonic untuk Memudahkan Anak Menghafal
Dalam pembelajaran ini, siswa berkesempatan mencar ilmu dan bekerja otonom untuk mengkonstruk pengetahuan mereka sendiri. Model ini bisa mendisiplinkan siswa dalam membaca dan memahami bahan yang akan diajarkan, sehingga setting pembelajaran yang telah dirancang sanggup terealisasi dengan maksimal.
Lebih lengkapnya, inilah tahapan model pembelajaran Simas Eric
(SkImming, Mind mApping, QueStioning, Exploring, wRIting, Communicating)
1. Skimming
Guru menawarkan kiprah kepada siswa untuk membaca bahan di rumah. Membaca cepat untuk menelaah secara cepat terhadap isi materi, tidak perlu detail. Fokuskan perhatian pada judul bab, subbab, gambar yang ada pada materi, tabel penjelas, grafik, pendahuluan, ringkasan dan berakhir pada kesimpulan.
Tahap pertama ini akan menawarkan citra menyeluruh wacana isi bahan pada kepingan yang akan dipelajari. Pada tahap inilah permasalahan bahwa banyak siswa yang ditugaskan membaca bahan yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya selalu tidak membaca, bisa teratasi. Teknik membaca skimming sanggup menjadi pilihan untuk memaksa siswa mau membaca bahan yang ditugaskan.
2. Mind Mapping
Pada tahap kedua ini, guru meminta siswa menciptakan ringkasan bahan dalam bentuk peta pikiran (mind map) yang otentik menurut hasil membaca cepat yang sudah dilakukan. Peta pikiran ditulis tangan pada selembar kertas. Sama menyerupai skimming, tahap ini juga dilakukan siswa di rumah.
Mind map ini akan membantunya mengorganisir pengetahuan yang gres diperolehnya, serta memudahkan dalam menghubungkan dengan pengetahuan gres yang akan didapatnya dikala pembelajaran di kelas. Sudah banyak penelitian yang menyimpulkan pentingnya pembuatan mind map dalam kegiatan belajar, diantaranya yakni membantu seseorang untuk berpikir outside the box.
Itulah 2 tahap awal dari model pembelajaran Simas eric sebagai pekerjaan rumah (PR) bagi siswa. Dengan upaya ini diperlukan siswa sudah punya modal awal untuk kegiatan diskusi kelas yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya.
3. Questioning
Kegiatan awal siswa dalam pembelajaran di kelas yakni Questioning, yakni mengajukan pertanyaan yang muncul dari pikirannya sehabis melewati tahap Skimming dan Mind Mapping. Ini yakni cara menjaga pikiran siswa tetap fokus dan mengingat bahan dengan lebih baik.
Pertanyaan yang dituliskan bukanlah pertanyaan yang jawabannya sudah ada di bacaan, namun pertanyaan yang tidak bisa dijawabnya sebab membutuhkan eksplorasi lebih. Bisa juga dengan menghubungkan pada kejadian faktual yang gres saja terjadi.
Disarankan biar siswa menciptakan pertanyaan dengan kata tanya why (mengapa) dan how (bagaimana). Substansi yang ditanyakan yakni yang penting atau sangat penting bagi siswa terkait dengan isi materi. Jumlah pertanyaan bisa disepakati bersama, dan semua pertanyaan itu dibentuk tertulis dan dikerjakan individu.
Setelah selesai menciptakan pertanyaan, siswa dikumpulkan ke dalam kelompok heterogen.
4. Exploring
Siswa mendalami sendiri pertanyaan yang dibuatnya dengan cara:
- Membaca kembali bahan yang sudah dipelajarinya.
- Menggali tumpuan dari sumber lain, menyerupai koran, majalah, internet, dan buku penunjang lainnya.
- Berdiskusi dengan anggota kelompok.
- Melakukan eksperimen/percobaan apabila pertanyaan yang mereka olok-olokan memerlukan eksplorasi lebih.
Semua kegiatan tesebut dilakukan tujuannya untuk menjawab pertanyaan yang muncul dalam pikiran siswa serta untuk mengingat materi. Saat menjawab pertanyaan siswa dianjurkan untuk tetap fokus pada pokok materi.
5. Writing
Pada tahap ini siswa menuliskan tanggapan yang ditemukannya pada lembaran terpisah. Meski dengan pinjaman sumber referensi, sangat disarankan bagi siswa untuk menulis secara detail memakai kalimatnya sendiri.
Sampai disini siswa sudah memegang 3 goresan pena otentik, yaitu peta pikiran, pertanyaan-pertanyaan ekspolaratif, dan tanggapan atas hasil eksplorasi/percobaannya.
6. Communicating
Ketiga karya otentik siswa itu dibacakan dan dipresentasikan di depan kelas. Bergantian kelompok satu dengan lain. Kelompok yang tidak presentasi diminta menawarkan tanggapan, masukan, atau mengajukan pertanyaan terkait presentasi yang dilakukan. Pada tahap diskusi ini siswa mencar ilmu dengan cara kolaboratif, sehingga sangat penting bagi guru untuk membentuk kelompok heterogen di awal biar terjadi tutoring teman sebaya.
Peta pikiran, pertanyaan dan tanggapan dari siswa selanjutnya dikumpulkan untuk kepentingan asessment.
Baca juga: Jigsaw: 8 Langkah Praktis Agar Seisi Kelas Meraih Sukses Belajar.
Itulah langkah-langkah model pembelajaran Simas Eric. Setidaknya ada 5 tujuan yang akan dicapai dalam memakai model ini:
- Mendorong siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir, mengambil keputusan dan manajemen waktu.
- Memberi kesempatan siswa untuk mencicipi kebebasan dalam pembelajaran dengan cara menggali sendiri bahan yang belum dikuasainya.
- Meningkatkan keterampilan-keterampilan pemecahan masalah, mulai dari bagaimana menemukan masalah, memecahkannya, kemudian mengadministrasikannya dalam bentuk karya otentik.
- Meningkatkan kemampuan mencar ilmu secara berkolaborasi dengan siswa lain dan dengan teman sekelas.
- Membuka kreatifitas siswa untuk memanfaatkan teknologi isu dalam menuntaskan persoalan dan menjawab pertanyaan.
Bahan bacaan:
- Ericka Darmawan dkk. Pengembangan Model Pembelajaran Simas Eric Menggunakan Learning Development Cycle.Pendidikan Biologi Pascasarjana Universitas Negeri Malang (2015)
- Yuli Brasilita dkk. Pengaruh Model Pembelajaran Simas Eric pada Jenis Kelamin Berbeda Terhadap Keterampilan Metakognitif dan Hasil Belajar Kognitif Siswa Biologi di SMAN 6 Malang. Universitas Negeri Malang.
- Ika Dewi Sumiati dkk. Penerapan Model Pembelajaran Simas Eric dalam Mempengaruhi Retensi dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI di SMAN 1 Malang. Universitas Negeri Malang (2016).
Demikian klarifikasi singkat mengenai model pembelajaran Simas Eric. Melihat prosesnya yang memerlukan tingkat berpikir lebih tinggi, pembelajaran ini lebih sesuai untuk siswa tingkat menengah (SMP/SMA). Dan sebagai salah satu pembelajaran student centered, pembelajaran ini bisa dipilih biar siswa terbiasa mencar ilmu secara runtut dan sistematis.
Semoga bermanfaat.
Belum ada Komentar untuk "✔ Simas Eric: Model Mengajar Untuk Siswa Tingkat Menengah"
Posting Komentar