✔ Poems For Two Voices, Alternatif Mengajarkan Puisi Pada Anak
Semua orang suka dengan puisi. Kalau kita mendengar bait demi bait puisi yang bagus, hati terasa bergetar dan perasaan campur aduk. Puisi yang manis bisa memainkan emosi dan perasaan pendengar.
Itulah mengapa guru dituntut bisa mengajarkan puisi. Bagi anak, puisi merupakan media imajinasi sekaligus pengembangan kreativitas pola pikir.
Nah, kali ini saya akan membuatkan wacana salah satu cara mengajarkan puisi pada anak. Cara ini lebih cocok diterapkan untuk siswa tingkat dasar/pemula. Metode ini akan memicu keberanian mereka mendeklamasikan puisi di depan kelas –salah satu kelemahan siswa usia dasar.
Metode ini disebut dengan Poems for Two Voices.
Puisi dengan 2 suara. Mungkin terjemahan ini kurang tepat. Maklum, hingga ketika ini belum banyak literatur berbahasa Indonesia yang khusus membahas metode ini.
Sampai balasannya saya menemukan sebuah artikel yang memberitakan bahwa Poems for Two Voices yaitu metode yang digunakan seorang guru asal Malang, Jawa Timur untuk meraih Juara I Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Tingkat Nasional di selesai 2015 lalu. Namanya bu Aini Rizqoh asal SDN 03 Girimoyo, Singosari Malang.
Itu sudah cukup menjadi bukti jikalau metode ini patut diperhitungkan dan layak kita coba, serta menjadi alternatif dari cara-cara usang yang biasa pakai untuk mengajar puisi. Beberapa metode yang umum dipakai untuk mengajar puisi adalah:
1. Akrostik
Bisa jadi ini yaitu teknik yang paling banyak digunakan guru. Akrostik berarti menyebabkan tema puisi kita sebagai singkatan. Dan kiprah siswa yaitu menciptakan kepanjangan darinya. Cara ini terbilang efektif membantu siswa menemukan ide awal dari setiap bait yang disusunnya.
Bunda
Bunda......
Untaian doa selalu kuucap
Nan indah berkembang menjadi di kalbu
Dengarkan Bunda anakmu berkata
"Aku ingin membalas jasa-jasamu " !!
2. Teknik diary (catatan harian)
Ini yaitu cara menulis puisi dengan memanfaatkan catatan harian. Teknik ini biasanya mengikuti mekanisme berikut:
- Baca dengan seksama dan renungkan isi buku diary kita.
- Buang kata-kata yang tidak penting dan ganti dengan kata yang lebih menarik.
- Ubahlah kalimat-kalimat itu menjadi baris demi baris.
- Baca lagi hasil selesai baris-baris itu.
- Suntinglah kembali baris-baris itu sehingga menjadi baris puisi yang menarik.
3. Pemberian contoh
Teknik ini biasanya dilakukan dengan memberi beberapa pola puisi kepada siswa. Setelah siswa membacanya, guru menjelaskan bagian-bagian ibarat bait dan baris, jeda, intonasi, dan sebagainya.
Lalu menyediakan gambar atau video untuk merangsang daya imajinasi siswa. Dan balasannya mereka diminta berlatih menciptakan puisi secara mandiri.
Itulah 3 metode yang biasa digunakan untuk mengajarkan puisi di kelas.
Kembali ke tema pembicaraan, kali ini kita akan memakai metode yang sangat berbeda, dan belum banyak dipakai, yaitu Poems for Two Voices.
Inti dari metode ini adalah,
"Siswa secara berpasangan membaca 2 puisi yang isinya saling bertentangan, namun di antara baris puisi itu ada kalimat kesamaan yang harus dibaca bersama-sama."
Untuk lebih jelasnya, silahkan mengikuti langkah demi langkahnya.
Persiapan
Yang perlu kita siapkan yaitu puisinya terlebih dulu. Perhatikan pola puisi berikut ini,
Puisi 1 | Kesamaan | Puisi 2 |
---|---|---|
(dibaca oleh siswa 1) | (dibaca bersama-sama) | (dibaca siswa 2) |
…………………… | …………………… | |
…………………… | …………………… | |
…………………… | ||
…………………… | …………………… | |
…………………… | …………………… | |
…………………… | ||
dst. | dst. | dst. |
Contoh puisi dengan pola di atas yaitu ibarat ini:
Candi Borobudur | Kesamaan | Pantai Parangtritis |
---|---|---|
Cuaca panas di perbukitan | Angin semilir di tepi pantai | |
Aku dikelilingi gugusan pegunungan | Hamparan biru sejauh mataku memandang | |
Liburanku sangat menyenangkan | ||
Kau yaitu bangunan bersejarah | Inilah kawasan yang sangat indah | |
Gagah nan megah | Anggun juga menawan | |
Semua mata takjub padamu | ||
Kulihat ribuan arca peninggalan jaman dulu kala | Kupandang gemuruh ombak di depan mata | |
Wisata budaya terbaik di dunia | Wisata alam idaman turis mancanegara | |
Tak sabar saya ingin kembali mengunjungimu |
Contoh sederhananya kurang lebih ibarat itu. Silahkan berkreasi menciptakan puisi dengan pola di atas. Buatlah sesederhana mungkin dan jikalau bisa yang unik biar menarik perhatian siswa.
Jika sudah, kita bisa memulai pembelajaran.
Langkah Pertama
Bagikan pola puisi di atas kepada seluruh siswa. Minta mereka mengamatinya, dan berlatih membaca puisi itu secara berpasangan. Siswa A membaca puisi sebelah kiri (Candi Borobudur), dan siswa B membaca puisi sebelah kanan (Pantai Parangtritis). Baris puisi yang berada di tengah harus diucapkan bersama-sama.
Langkah Kedua
Minta beberapa siswa untuk mendeklamasikan puisi itu di depan kelas, disertai klarifikasi mengenai intonasi, rima, jeda, dan unsur-unsur puisi lainnya.
Langkah Ketiga
Ajak mereka menciptakan puisi dengan pola ibarat di atas. Kalau perlu, ajak mereka keluar ke lokasi-lokasi tertentu untuk memudahkan siswa mengembangkan daya imajinasi.
Karena ini masih tahap pengenalan menciptakan puisi, guru bisa menawarkan beberapa tema atau judul untuk dijadikan inspirasi. Setiap pasang siswa menerima tema yang berbeda akan lebih menarik.
Langkah Keempat
Minta siswa membacakan puisinya di depan kelas. Langkah ini bisa dilakukan di hari yang sama atau tatap muka berikutnya (mengingat menciptakan puisi bagi pemula juga memakan waktu cukup banyak).
Dan dengan metode ini, setidaknya ada 2 aspek yang dikembangkan:
a. Keberanian
Salah satu kelemahan siswa dalam membacakan puisi di depan kelas yaitu soal penghayatan yang disebabkan kurangnya rasa percaya diri. Dengan memintanya membaca secara berpasangan, keyakinan diri ini akan tumbuh.
b. Inisiatif
Puisi sebagai prosa bebas bergotong-royong memberi ruang kebebasan seluas-luasnya untuk dituangkan dalam bait demi bait. Sayangnya bagi siswa usia dini, hal itu kadang menyebabkan mereka ragu apakah puisinya sudah manis atau belum. Akibatnya, sudah diberikan waktu yang cukup ternyata ia masih berkutat di alam imajinasinya.
Nah dengan metode ini pembuatan puisi menjadi lebih fokus. Siswa hanya fokus berpikir 2 hal : apa yang berbeda dan apa yang sama.
Tidak ada yang sulit dalam tiap langkahnya. Karena inti dari metode ini terletak pada pola puisi yang unik. Ada baris yang dibaca sendiri, ada yang dibaca bersama.
Berikut ini rujukan dan bacaan untuk lebih memperdalam metode ini:
- Joyful Noise: Poems for Two Voices oleh Paul Fleischman
- Messing Around on the Monkey Bars and other School Poems for Two Voices oleh Betsy Franco
- Seeds, Bees, Butterflies and More! Poems for Two Voices oleh Carole Gerber
- You Read to Me, I’ll Read to You oleh Mary Ann Hoberman
Demikianlah uraian mengenai cara mengajarkan puisi pada anak dengan metode Poems for Two Voices. Semoga bermanfaat.
Belum ada Komentar untuk "✔ Poems For Two Voices, Alternatif Mengajarkan Puisi Pada Anak"
Posting Komentar