✔ Bagaimana Cara Guru Mengatasi Anak Hiperaktif?

Masih menjadi problem hingga dikala ini apakah anak hiperaktif boleh masuk di sekolah umum atau di sekolah yang khusus menangani belum dewasa berkebutuhan khusus.

Di satu sisi, hukum menyebutkan bahwa sekolah dihentikan menolak siswa yang sudah memasuki usia sekolah, selama kuota masih ada. Di sisi lain, sebagian besar guru tidak mempunyai keahlian menangani anak menyerupai ini.

. . .ini salah satu dilema terbesar guru.

Sekolah bisa saja mengarahkan orang renta semoga memasukkan anaknya ke Sekolah Luar Biasa. Faktanya lebih banyak orang renta yang tidak rela dan memohon semoga anaknya diterima lantaran yakin kalau anaknya berkumpul dengan belum dewasa normal, ia pun akan menyesuaikan diri dan tumbuh sebagaimana anak pada umumnya.

Nah, ada baiknya guru mempunyai keahlian menangani belum dewasa menyerupai ini.

Bukan keahlian sebenarnya. Tetapi hanya keterampilan dasar untuk menghadapi belum dewasa yang populer menciptakan orang lain jengkel dan kewalahan ini.

Sebelum kita melihat bagaimana mengatasi siswa hiperaktif, ada baiknya kita tahu dulu perbedaan siswa aktif dan hiperaktif. Ini penting lantaran masih banyak yang belum tahu perbedaannya.

Sering kita melihat siswa yang selalu bergerak, seolah tak bisa diam. Lalu beberapa orang (mungkin termasuk kita) melabelinya dengan sebutan anak hiperaktif.

Belum tentu.

Anak yang contoh tingkah lakunya berlebihan dibanding temannya, suka jahil, praktis berbuat onar, tak bisa diatur belum tentu masuk kategori hiperaktif. Bisa saja ia hanyalah tipe siswa aktif dalam arti mempunyai energi dan tenaga yang berlebih, sehingga perilakunya secara kuantitas lebih menonjol dibanding lainnya.

Mereka itu anak normal, tanpa gangguan.

Berbeda dengan anak aktif, anak hiperaktif mempunyai gangguan perkembangan otak, yang menimbulkan tingkah lakunya menjadi tidak normal. Bukan itu saja, hiperaktif juga bisa disebabkan oleh gegar otak, gangguan di kepala lantaran terjatuh, atau lantaran faktor bawaan semenjak kecil.

Perbedaan Anak Aktif dan Hiperaktif

Untuk lebih jelasnya, inilah perbedaan antara keduanya:

Bagaimana dikala ia diberikan tugas/aktivitas?

Anak aktif masih memperlihatkan konsentrasi dan fokusnya, sedangkan anak hiperaktif cenderung tidak fokus dan cepat merasa jenuh sebelum tugasnya selesai. Kadang-kadang ia hingga meluapkan kemarahan di luar batas dikala merasa tak bisa menyelesaikannya.

Bagaimana dikala bergaul bersama temannya?

Anak aktif masih memperlihatkan tenggang rasa dan kepedulian untuk berbagi, sedangkan anak hiperaktif sulit bergaul lantaran sangat agresif, praktis murka dan memberontak, bahkan merusak.

Dan ini yang lebih jelas…

Bagaimana dikala ia merasa lelah?

Anak paling aktif sekalipun akan menyadari dirinya perlu beristirahat, sedangkan anak hiperaktif menyerupai tak kenal kata lelah. Selalu saja ada hal-hal yang membuatnya berbuat sesuatu, dan kebanyakan yakni aktivitas-aktivitas yang tidak perlu menyerupai mengangkat kedua tangan, menggerak-gerakkan kaki, memukul meja, menaiki kursi, dan sebagainya.

Baiklah, sehabis kita tahu perbedaan antara keduanya, kita bisa memperlihatkan perlakuan. Sebenarnya penanganan terhadap anak hiperaktif lebih baik kalau diserahkan pada guru yang fokus di bidangnya, yakni guru bimbingan dan konseling.

Tapi kita tahu tidak semua sekolah memilikinya. Apalagi di SD yang memang menugaskan guru kelas untuk menjalankan fungsi psikiater ini.

Apa yang terjadi kalau guru tidak punya kemampuan mengatasi anak hiperaktif?

Ketidakmampuan mengatasi anak hiperaktif akan berakibat pada hal-hal berikut:

* Kegiatan berguru mengajar akan terkendala

Mungkin dikala ini anda tidak punya siswa berkebutuhan khusus ini. Tapi bisa saja saat-saat ke depan akan menghadapinya. Nah kalau kita punya modal trik yang anggun untuk mengatasinya, tentu kita akan siap kalau sewaktu-waktu diminta menganganinya.

* Menghambat perkembangan sobat lainnya

Kita tahu bahwa yang paling dipikirkan guru dikala ada anak hiperaktif yakni teman-temannya. Bagaimana tidak, seisi kelas bisa-bisa gagal berkonsentrasi lantaran ulah berlebihan satu anak ini.

* Membahayakan anak hiperaktif itu sendiri

Akibat yang terakhir yakni keselamatan anak hiperaktif itu sendiri. Hal jelek bisa terjadi diluar kesadaran anak kalau guru tidak mempunyai kemampuan menanganinya.

Tips Mengatasi Anak Hiperaktif

Baik, inilah cara yang bisa ditempuh guru untuk menenangkan anak hiperaktif.

1. Saat tingkah lakunya sudah tak terkendali, beri sentuhan atau pijatan lembut pada pundaknya. Sentuhan lembut dan pijatan yakni salah satu gerakan ketenangan.

Yakinkan bahwa Anda lah orang yang bisa ia percaya. Sehingga ia harus bisa menenangkan diri dikala bersama anda.

2. Dampingi ia ketika ada gelagat murka yang berlebihan. Segeralah memintanya menarik napas yang panjang, keluarkan perlahan.. Sampai ia memperlihatkan sikap tenang.

3. Aturlah apa saja yang boleh ia konsumsi di sekolah. Hal ini tentu saja sudah dikonsultasikan dengan orang tua.

Makanan yang mengandung banyak gula, materi pengawet, pewarna, perasa, pengawet, dan minuman cuek sangat tidak baik baik anak hiperaktif lantaran bisa menjadikan agitasi.

4. Jangan menyampaikan anda akan memberi perlakuan yang berbeda dibanding sobat lainnya. Ini salah satu yang bisa memicu kemarahannya.

Biarkan ia melaksanakan kegiatan sebagaimana biasa, sehingga teman-temannya bisa mengerti apa yang harus dilakukan untuk membantunya.

5. Beri pengertian sobat satu kelas untuk tidak antipati terhadapnya. Bahkan mereka bisa berperan membantu si anak hiperaktif semoga bersikap normal kembali.

Berilah petunjuk yang terperinci kapan harus mendekat dan mengajaknya bermain, dan kapan harus menjaga jarak.

6. Dorong ia untuk aktif berolahraga tidak hanya dikala pelajaran di sekolah namun juga di rumah.

Olahraga merupakan kegiatan yang membutuhkan energi ekstra, sehingga bila anak menyadarinya ia akan tahu kegiatan apa yang bisa mengalihkannya dari rasa putus asa dan murka yang berlebih.

7. Gunakan ruangan tertentu yang damai dan pencahayaan yang redup dikala ia memerlukan ketenangan.

Kita tahu ruang kelas sering berisik oleh bunyi siswa-siswa. Jika memungkinan, gunakan satu ruang yang tenang. Ini akan membantu mempercepat proses relaksasi yang dilakukannya.

8. Komunikasikan dengan orang renta perihal perubahan yang terjadi.

Segera sampaikan apa saja perubahan dalam diri anak. Guru tidak bisa menjamin anak hiperaktif bisa tumbuh normal sebagaimana anak pada umumnya, namun hanya mengupayakannya.

Untuk itu kalau kemampuan guru sudah mencapai batas, maka harus segera menghubungi orang renta untuk membicarakan upaya-upaya selanjutnya.

Itulah 8 upaya yang bisa kita lakukan. Untuk melakukannya tentu tidak mudah, dan membutuhkan kesabaran ekstra. Mudah-mudahan bermanfaat bagi anda yang dikala ini sedang menghadapi siswa hiperaktif di sekolah.

Belum ada Komentar untuk "✔ Bagaimana Cara Guru Mengatasi Anak Hiperaktif?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel