✔ Ancaman Menyontek Bagi Kala Depan Anak

Harus diakui, menyontek sudah dianggap hal lumrah dalam dunia pendidikan. Bukan hanya sekarang, tapi semenjak dulu.

Ada penelitian yang melaporkan tingkat kecurangan siswa di sekolah menengah. Hasilnya, 70% dari keseluruhan siswa sering menyontek. Penelitian ini juga melaporkan bahwa siswa yang berprestasi menyontek sama seringnya dengan yang kurang berprestasi.

Budaya ini sudah demikian akutnya. Sampai-sampai banyak jadi korban bully gara-gara ogah memberi contekan. Dicap pelit, dan disingkirkan dari pergaulan.

Kenapa ini bisa terjadi?

Salah seorang psikoterapis, Dr. Joan Munson, menuturkan bahwa hal ini disebabkan semakin banyaknya tes yang harus dikerjakan oleh anak, bahkan semenjak mereka masih SD. Benar kah?

Ada benarnya juga.

Tak terbayang. Kalau ditotal semenjak SD hingga SMA, mungkin sudah ratusan bahkan ribuan kali anak harus mengikuti ujian. Mulai dari yang paling rutin, ulangan harian, hingga yang periodik macam UTS, UAS, UKK, US, UN, UP, UUC, seleksi masuk, dan U-U lainnya.

Efek baiknya, banyaknya tes itu memupuk jiwa kompetitif dalam diri mereka. Efek buruknya, mereka pakai cara instan dan menyimpang jikalau merasa tes itu di luar kemampuan.

Mungkin selama ini kita mengira menyontek itu hanya melihat pekerjaan teman, atau melihat catatan kecil yang disimpannya.

Bukan hanya itu. Ada lagi perbuatan yang sanggup dikategorikan sebagai menyontek, seperti:

  • Bertanya eksklusif pada sahabat perihal petunjuk /cara menyelesaikan.
  • Copy paste kiprah dari internet tanpa menulis sumbernya.

Menyontek itu berbahaya. Terbiasa menyontek akan menggadaikan masa depannya. Pasalnya mereka yang terbiasa menyontek dan menyalin pekerjaan sahabat akan kesulitan membuatkan ide. Alih-alih menuangkan wangsit orisinilnya, mereka pilih membisu menunggu sambil berharap ada temannya yang mau membantu.

Hal ini menjadikan mereka tak pernah berinovasi, sehingga kreativitasnya pun tumpul. Bukankah kreatif dan inovatif itu yang sangat kita inginkan tumbuh dalam diri anak semoga nanti jadi orang sukses?

Untuk itu, jangan membiarkan anak mulai menyontek sewaktu ujian. Jangan pula membisu dikala mereka melaksanakan tindakan plagiat untuk kiprah sekolah. Gak apa-apa kita disebut guru kejam, killer, atau apalah. Toh semua itu demi masa depan mereka.

Karena kalau kebiasaan menyontek ini dibiarkan, inilah yang akan terjadi pada anak:

1. Tidak mandiri
Kemandirian itu kunci mencapai pribadi yang matang. Menyontek akan mengakibatkan anak mempunyai rasa ketergantungan tinggi pada orang lain, lantaran ia terbiasa mengandalkan orang lain untuk menuntaskan tugasnya.

2. Gampang menyerah
Kecil sekali cita-cita sukses bagi anak yang gampang menyerah. Ketika ia menghadapi permasalahan dan tak ada orang lain yang mau membantunya, ia akan menentukan membisu dan tidak berusaha mencari jalan keluar mengatasinya.

3. Takut salah
Jangankan memunculkan hal-hal baru, untuk wangsit kecil saja ia tidak akan berani mengemukakan. Yang ada di pikirannya hanya ketakutan akan disalahkan, ditertawakan, dan sebagainya.

4. Minim kreativitas
Tidak ada kreativitas yang muncul dari orang yang suka plagiat. Di masa kompetisi menyerupai sekarang, mereka yang sukses ialah yang kreatif selalu berinovasi membuatkan hal-hal yang sudah ada.

5. Tukang kibul
Pernah ada anak yang jujur menyatakan dirinya menyontek? Padahal kita tahu dirinya ialah penyontek ulung?

Anak yang suka menyontek akan berusaha memakai seribu cara menutupi perbuatannya dan mencari alasan dikala ketahuan. Bibit ketidakjujuran ini akan berbahaya jikalau bertahan hingga lama. Mereka sulit mendapat dogma orang lain lantaran suka menutupi kesalahan.

Nah, itulah alasan mengapa menyontek berbahaya bagi masa  depan anak. Mungkin dikala masih bersekolah, efeknya kurang terasa. Tapi kalau sudah menapaki usia remaja bahkan dewasa, dan masih mewarisi kebiasaan menyontek ini, pastinya ia akan sulit berkompetisi di masa persaingan menyerupai kini ini.

Lalu, apakah kebiasaan jelek ini bisa dihilangkan? Sulit. Itulah faktanya. Selama ada ujian, apalagi yang jumlahnya seabrek ini, niat mencontek akan tumbuh jikalau ada kesempatan.

Namun kita bisa “menggeser” kebiasaan menyontek yang salah ini menjadi budaya menyontek yang jujur dan menunjukkan imbas positif bagi anak. Jika anda tertarik dengan ini, silahkan membaca artikel Yuk Ajari Anak Mencontek yang Aman dan Halal.

Demikian postingan perihal bahaya menyontek bagi masa depan anak. Mudah-mudahan bermanfaat…

Belum ada Komentar untuk "✔ Ancaman Menyontek Bagi Kala Depan Anak"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel