✔ 10 Warisan Budaya Takbenda Indonesia

Indonesia memang negeri yang kaya. Selain mempunyai keragaman suku, agama, dan bahasa, negara kita ini juga menyimpan ratusan warisan budaya takbenda. Saat ini, Kemendikbud sudah mencatat 294 warisan budaya takbenda Indonesia. Jumlah itu akan terus bertambah tiap tahunnya.

Berikut ini 10 warisan budaya takbenda yang populer di Indonesia:

1. Pasola

Kategori: Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan
Asal Provinsi: NTT

Pasola ialah permainan ketangkasan saling melempar lembing kayu dari atas kuda yang merupakan potongan dari upacara ritual Marapu. Pasola diselenggarakan oleh orang Sumba potongan barat untuk merayakan animo tanam padi. Pasola merupakan bentuk ritual untuk menghormati Marapu, mohon pengampunan, kemakmuran dan untuk hasil panen yang melimpah.

2. Pacu Jalur

Kategori: Tradisi dan Ekspresi Lisan
Asal Provinsi: Riau

Pacu Jalur ialah sejenis lomba dayung tradisional khas tempat Kuantan Singingi (Kuansing) yang sampai kini masih ada dan berkembang di Propinsi Riau. Lomba dayung ini memakai bahtera yang terbuat dari kayu gelondongan yang oleh masyarakat sekitar juga sering disebut jalur.

Menurut kepercayaan masyarakat setempat, Pacu Jalur merupakan puncak dari seluruh kegiatan, segala upaya, dan segala keringat yang mereka keluarkan untuk mencari penghidupan selama setahun.

3. Singo Ulung

Kategori: Seni Pertunjukan
Asal Provinsi: Jawa Timur

Singo ulung ialah tarian rakyat dari Kabupaten Bondowoso. Dalam legendanya, Singo Ulung merupakan gelar yang diberikan kepada seseorang yang berjulukan Juk Seng, darah biru dari Blambangan yang suka mengembara.

4. Musik Bia

Kategori: Seni Pertunjukan
Asal Provinsi: Sulawesi Utara

Awalnya, Bia atau kerang (dalam ukuran cukup besar sanggup dipegang dengan kedua tangan manusia) dipakai insan sebagai alat komunikasi yang digemakan (dibunyikan dengan cara meniup bia tersebut) dari suatu tempat tinggi di pesisir pantai (bukit atau di atas pohon kelapa). Orang Minahasa menyebutnya Pontuang. Di wilayah pedalaman Minahasa, pontuang dipakai oleh kelompok mapalus, yang dibunyikan pada pagi dan sore hari.

5. Obor Pattimura

Kategori: Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan
Asal Provinsi: Maluku

Setiap tanggal 14 Mei dilakukan proses pembakaran obor Pattimura di gunung Saniri, dan obor tersebut hanya sanggup dibakar oleh anak susila Negeri Tuhaha.

Upacara ini merekonstruksi bagaimana seorang kapitan Pattimura yang sebelum melaksanakan perlawanan dengan pihak Belanda, lalu melaksanakan upacara susila untuk meminta restu dari Tuhan dan para Letuhur di dalam menyatukan hati dan menggelorakan keberanian dan semangat pantang mundur di dalam menentang penjajah.

6. Upacara Adat Nujuh Jerami

Kategori: Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan
Asal Provinsi: Bangka Belitung

Upacara Nujuh Jerami merupakan ritual yang diselenggarakan setiap tahun menurut penanggalan Cina, yaitu pada 13 hari bulan yang bertepatan dengan bulan purnama.

Dalam penanggalan masehi, biasanya jatuh pada setiap bulan April. Upacara ini dirayakan oleh komunitas Orang Lom di Dusun Air Abik dan Dusun Pejam. Ritual ini diselenggarakan sebagai bentuk rasa syukur warga adat.

7. Sapundu

Kategori: Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
Asal Provinsi: Kalimantan Tengah

Sapundu merupakan salah satu bentuk seni ukir tradisional masyarakat Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah, berupa patung-patung dengan motif dan fungsi yang khas. Umumnya motif gesekan sapundu menggambarkan perihal manusia. Media ukirnya memakai kayu ulin, atau dalam bahasa Dayak kayu disebut juga kayu tabalian.

Masyarakat Dayak Ngaju menganggap, kayu ulin mempunyai kekuatan yang luar biasa. Sapundu merupakan alat kelengkapan dari upacara Tiwah.

8. Polopalo

Kategori: Tradisi dan Ekspresi Lisan
Asal Provinsi: Gorontato

Potopalo berasal dari kata polo-polopalo artinya bergetar nyaring. Potopalo adatah permainan rakyat yang memakai alat terbuat dari seruas bamboo/bulu kering atau juga dari kayu kering dan berbunyi nyaring.

Fungsinya pada masa dahulu dipakai oleh para petani sebagai penghibur di ketika menjaga padi dan jagung. Kemudian fungsinya meluas sebagai tanda waktu berbuka puasa dan makan sahur di bulan Ramadhan.

9. Koteka

Kategori: Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
Asal Provinsi: Papua

Busana kaum pria Mee dan Dani. Koteka terbuat dari jenis tanaman berupa buah labu Cina yang ditanam di tempat mereka. Tanaman merambat ini diambil buahnya yang sudah tua.

Buah labu yang sudah kering dilubangi pada potongan bawahnya dan dipasang tali sebagai pengait koteka, dan pada potongan atasnya diberi lubang untuk tali pengikat atau menggantungkan aksesoris.

10. Ulu Ambek

Kategori: Seni Pertunjukan
Asal Provinsi: Sumatera Barat

Pertunjukan ulu ambek ialah pertunjukan beradat, pertunjukan kesenian yang diklaim sebagai suntiang (mahkota) ninik mamak atau penghulu. Oleh sebab itu selama pertunjukan berlangsung dihentikan ada pertunjukan lain pada ketika yang sama.

Selama pertunjukan berlangsung tidak dibolehkan seseorang menjadikan kebisingan. Ada tiga gambaran visual yang menarik pada pertunjukan ulu ambek, yaitu bersalaman, bertarung, dan kepemimpinan janang.

(Sumber: Majalah Jendela Pendidikan dan Kebudayaan, Edisi I/Februari 2006)

Belum ada Komentar untuk "✔ 10 Warisan Budaya Takbenda Indonesia"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel