✔ Model Pembelajaran Two Stay-Two Stray (Ts-Ts)

Salah satu model pembelajaran kooperatif yaitu model TSTS. “Dua tinggal dua tamu” yang dikembangkan oleh Spencer Kagan 1992 dan biasa dipakai bersama dengan model Kepala Bernomor (Numbered Heads). Struktur TSTS yaitu salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang memperlihatkan kesempatan kepada
kelompok membagikan hasil dan isu kepada kelompok lain. Hal ini dilakukan sebab banyak acara berguru mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu. Siswa bekerja sendiri dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa yang lain. Padahal dalam kenyataan hidup di luar sekolah, kehidupan dan kerja insan saling bergantung satu sama lainnya.

Ciri-ciri model pembelajaran Two Stay Two Stray, yaitu

1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk merampungkan bahan belajarnya.
2. Kelompok dibuat dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
3. Bila mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda.
4. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu

Tujuan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray
Dalam model pembelajaran ini siswa dihadapkan pada acara mendengarkan apa yang diutarakan oleh temannya ketika sedang bertamu, yang secara tidak pribadi siswa akan dibawa untuk menyimak apa yang diutarakan oleh anggota kelompok yang menjadi tuan rumah tersebut. Dalam proses ini, akan terjadi acara menyimak bahan pada siswa.
Dalam model pembelajaran kooperatif TSTS ini mempunyai tujuan yang sama dengan pendekatan pembelajaran kooperatif yang telah di bahas sebelumnya. Siswa di ajak untuk bergotong royong dalam menemukan suatu konsep. Penggunaan model pembelajaran kooperatif TSTS akan mengarahkan siswa untuk aktif, baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga menyimak bahan yang dijelaskan oleh teman. Selain itu, alasan memakai model pembelajaran Two Stay Two Stray ini sebab terdapat pembagian kerja kelompok yang terang tiap anggota kelompok, siswa sanggup berafiliasi dengan temannya, sanggup mengatasi kondisi siswa yang ramai dan sulit diatur ketika proses berguru mengajar.
Dengan demikian, intinya kembali pada hakekat keterampilan berbahasa yang menjadi satu kesatuan yaitu membaca, berbicara, menulis dan menyimak. Ketika siswa menjelaskan bahan yang dibahas oleh kelompoknya, maka tentu siswa yang berkunjung tersebut melaksanakan acara menyimak atas apa yang di jelaskan oleh temannya. bahan kepada sahabat lain. Demikian juga ketika siswa kembali ke kelompoknya untuk menjelaskan bahan apa yang di sanggup dari kelompok yang dikunjungi. Siswa yang kembali tersebut menjelaskan bahan yang di sanggup dari kelompok lain, siswa yang bertugas menjaga rumah menyimak hal yang dijelaskan oleh temannya.
Dalam proses pembelajaran dengan model two stay two stray, secara sadar ataupun tidak sadar, siswa akan melaksanakan salah satu acara berbahasa yang menjadi kajian untuk ditingkatkan yaitu keterampilan menyimak. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif TSTS menyerupai itu, siswa akan lebih banyak melaksanakan acara menyimak secara langsung, dalam artian tidak selalu dengan cara menyimak apa yang guru utarakan yang sanggup menciptakan siswa jenuh. Dengan penerapan model pembelajaran TSTS, siswa juga akan terlibat secara aktif, sehingga akan memunculkan semangat siswa dalam berguru (aktif).
Sedangkan tanya jawab sanggup dilakukan oleh siswa dari kelompok satu dan yang lain, dengan cara mencocokan bahan yang didapat dengan bahan yang disampaikan. Dengan begitu, siswa sanggup mengevaluasi sendiri, seberapa tepatkah pola pikirnya terhadap suatu konsep dengan pola pikir nara sumber. Kemudian bagi guru atau peneliti, menjadi contoh penilaian berapa persenkah keberhasilan penggunaan model pemelajaran kooperatif two stay two stray ini dalam meningkatkan keterampilan menyimak siswa.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Two Stay Two Stray
Adapun langkah-langkah model pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu (dalam Lie, 2002:60-61) yaitu sebagai berikut:
a. Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat menyerupai biasa.
b. Setelah selesai, dua siswa dari masing-masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke kelompok yang lain.
c. Dua siswa yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan isu mereka ke tamu mereka.
d. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.
e. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka

Tahapan-tahapan Dalam Model Pembelajaran TSTS
Pembelajaran kooperatif model TSTS terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Persiapan
Pada tahap persiapan ini, hal yang dilakukan guru yaitu menciptakan silabus dan sistem penilaian, desain pembelajaran, menyiapkan kiprah siswa dan membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing anggota 4 siswa dan setiap anggota kelompok harus heterogen menurut prestasi akademik siswa dan suku.
2. Presentasi Guru
Pada tahap ini guru memberikan indikator pembelajaran, mengenal dan menjelaskan bahan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat.
3. Kegiatan Kelompok
Pada acara ini pembelajaran memakai lembar acara yang berisi tugas-tugas yang harus dipelajari oleh tiap-tiap siswa dalam satu kelompok. Setelah mendapatkan lembar acara yang berisi permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan konsep bahan dan klasifikasinya, siswa mempela-jarinya dalam kelompok kecil (4 siswa) yaitu mendiskusikan duduk kasus tersebut bahu-membahu anggota kelompoknya. Masing-masing kelompok menyelesai-kan atau memecahkan duduk kasus yang diberikan dengan cara mereka sendiri. Kemudian 2 dari 4 anggota dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya dan bertamu ke kelompok yang lain, sementara 2 anggota yang tinggal dalam kelompok bertugas memberikan hasil kerja dan isu mereka ke tamu. Setelah memperoleh isu dari 2 anggota yang tinggal, tamu mohon diri dan kembali ke kelompok masing-masing dan melaporkan temuannya serta mancocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.
4. Formalisasi
Setelah berguru dalam kelompok dan merampungkan permasalahan yang diberikan salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya untuk dikomunikasikan atau didiskusikan dengan kelompok lainnya. Kemudian guru membahas dan mengarahkan siswa ke bentuk formal.
5. Evaluasi Kelompok dan Penghargaan
Pada tahap penilaian ini untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam memahami bahan yang telah diperoleh dengan memakai model pembelajaran kooperatif model TSTS. Masing-masing siswa diberi kuis yang berisi pertanyaan-pertanyaan dari hasil pembelajaran dengan model TSTS, yang selanjutnya dilanjutkan dengan santunan penghargaan kepada kelompok yang mendapatkan skor rata-rata tertinggi.

Kelebihan Dan Kekurangan Model TSTS
Adapun kelebihan dari model TSTS yaitu sebagai berikut.:
a. Dapat diterapkan pada semua kelas/tingkatan
b. Kecenderungan berguru siswa menjadi lebih bermakna
c. Lebih berorientasi pada keaktifan.
d. Diharapkan siswa akan berani mengungkapkan pendapatnya
e. Menambah kekompakan dan rasa percaya diri siswa.
f. Kemampuan berbicara siswa sanggup ditingkatkan.
g. Membantu meningkatkan minat dan prestasi belajar

Sedangkan kekurangan dari model TSTS adalah:
a. Membutuhkan waktu yang lama
b. Siswa cenderung tidak mau berguru dalam kelompok
c. Bagi guru, membutuhkan banyak persiapan (materi, dana dan tenaga)
d. Guru cenderung kesulitan dalam pengelolaan kelas.
Untuk mengatasi kekurangan pembelajaran kooperatif model TSTS, maka sebelumpembelajaran guru terlebih dahulu mempersiapkan dan membentuk kelompok-kelompok berguru yang heterogen ditinjau dari segi jenis kelamin dan kemampuan akademis. Berdasarkan sisi jenis kelamin, dalam satu kelompk harus ada siswa pria dan perempuannya. Jika menurut kemampuan akademis maka dalam satu kelompok terdiri dari satu orang berkemampuan akademis tinggi, dua orang dengan kemampuan sedang dan satu lainnya dari kelompok kemampuan akademis kurang. Pembentukan kelompok heterogen memperlihatkan kesempatan untuk saling mengajar dan saling mendukung sehingga memudahkan pengelolaan kelas sebab dengan adanya satu orang yang berkemampuan akademis tinggi yang dibutuhkan bisa membantu anggota kelompok yang lain.

Belum ada Komentar untuk "✔ Model Pembelajaran Two Stay-Two Stray (Ts-Ts)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel