✔ Model Pembelajaran Circ (Cooperative Integrated Reading And Composition)

Model Pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)

A. Pengertian Model Pembelajaran CIRC
Terjemahan bebas dari CIRC yaitu komposisi terpadu membaca dan menulis secara koperatif –kelompok.
Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition-CIRC (Kooperatif Terpadu
Membaca dan Menulis) merupakan model pembelajaran khusus Mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam rangka membaca dan menemukan wangsit pokok, pokok pikiran atau,tema sebuah wacana/kliping.

Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) ini sanggup dikategorikan pembelajaran terpadu.
Menurut Fogarty (1991), menurut sifat keterpaduannya, pembelajaran terpadu sanggup dikelompokkan menjadi:
1) model dalam satu disiplin ilmu yang mencakup model connected (keterhubungan) dan model nested (terangkai);
2) model antar bidang studi yang mencakup model sequenced (urutan), model shared (perpaduan), model webbed (jaring laba-laba), model theaded (bergalur) dan model integreted (terpadu);
3) model dalam lintas siswa.

Dalam pembelajaran CIRC atau pembelajaran terpadu setiap siswa bertanggung jawab terhadap kiprah kelompok. Setiap anggota kelompok saling mengeluarkan ide-ide untuk memahami suatu konsep dan menuntaskan kiprah (task), sehingga terbentuk pemahaman yang dan pengalaman mencar ilmu yang lama. Model pembelajaran ini terus mengalami perkembangan mulai dari tingkat SD (SD) sampai sekolah menengah. Proses pembelajaran ini mendidik siswa berinteraksi sosial dengan lingkungan.

Prinsip mencar ilmu terpadu ini sejalan dengan empat pilar pendidikan yang digariskan UNESCO dalam aktivitas pembelajaran. Empat pilar itu yaitu ”belajar untuk mengetahui (learning to know), mencar ilmu untuk berbuat (learning to do), mencar ilmu untuk menjadi diri sendiri (learning to be), dan mencar ilmu hidup dalam kebersamaan (Learning to live together), (Depdiknas, 2002).

B. Langkah - Langkah Pembelajaran CIRC
Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang siswa secara heterogen.
2. Guru memperlihatkan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran.
3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan wangsit pokok dan memberi jawaban terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas.
4. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok.
5. Guru dan siswa menciptakan kesimpulan bersama.
6. Penutup.
Dari setiap fase tersebut di atas sanggup kita perhatikan dengan terperinci sebagai berikut:
a. Fase Pertama, Pengenalan konsep. Fase ini guru mulai mengenalkan wacana suatu konsep atau istilah gres yang mengacu pada hasil inovasi selama eksplorasi. Pengenalan bisa didapat dari keterangan guru, buku paket, atau media lainnya.
b. Fase Kedua, Eksplorasi dan aplikasi. Fase ini memperlihatkan peluang pada siswa untuk mengungkap pengetahuan awalnya, membuatkan pengetahuan baru, dan menjelaskan fenomena yang mereka alami dengan bimbingan guru minimal. Hal ini menjadikan terjadinya konflik kognitif pada diri mereka dan berusaha melaksanakan pengujian dan berdiskusi untuk menjelaskan hasil observasinya. Pada dasarnya, tujuan fase ini untuk membangkitkan minat, rasa ingin tahu serta menerapkan konsepsi awal siswa terhadap aktivitas pembelajaran dengan memulai dari hal yang kongkrit. Selama proses ini siswa mencar ilmu melalui tindakan-tindakan mereka sendiri dan reaksi-reaksi dalam situasi gres yang masih berhubungan, juga terbukti menjadi sangat efektif untuk menggiring siswa merancang eksperimen, demonstrasi untuk diujikannya.
c. Fase Ketiga, Publikasi. Pada fase ini Siswa bisa mengkomunikasikan hasil temuan-temuan, membuktikan, memperagakan wacana bahan yang dibahas. Penemuan itu sanggup bersifat sebagai sesuatu yang gres atau sekedar menunjukan hasil pengamatannya.. Siswa sanggup memperlihatkan pembuktian terkaan gagasan-gagasan barunya untuk diketahui oleh teman-teman sekelasnya. Siswa siap mendapatkan kritikan, saran atau sebaliknya saling memperkuat argumen.

C. Kelebihan Model Pembelajaran CIRC
Kelebihan dari model pembelajaran terpadu atau (CIRC) antara lain:
1) Pengalaman dan aktivitas mencar ilmu anak didik akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak;
2) aktivitas yang dipilih sesuai dengan dan bertolak dari minat siswa dan kebutuhan anak;
3) seluruh aktivitas mencar ilmu lebih bermakna bagi anak didik sehingga hasil mencar ilmu anak didik akan sanggup bertahan lebih lama;
4) pembelajaran terpadu sanggup menumbuh-kembangkan keterampilan berpikir anak;
5) pembelajaran terpadu menyajikan aktivitas yang bersifat pragmatis (bermanfaat) sesuai dengan permasalahan yang sering ditemuai dalam lingkungan anak;
6) pembelajaran terpadu sanggup menumbuhkan motivasi mencar ilmu siswa kearah mencar ilmu yang dinamis, optimal dan sempurna guna;
7) menumbuhkembangkan interaksi sosial anak menyerupai kerjasama, toleransi, komunikasi dan respek terhadap gagasan orang lain;
8) membangkitkan motivasi belajar, memperluas wawasan dan aspirasi guru dalam mengajar (Saifulloh, 2003).

D. Kekurangan Model Pembelajaran CIRC
Kerurangan dari model pembelajaran CIRC tersebut antara lain:
Dalam model pembelajaran ini hanya sanggup digunakan untuk mata pelajaran yang memakai bahasa, sehingga model ini tidak sanggup digunakan untuk mata pelajaran seperti: matematika dan mata pelajaran lain yang memakai prinsip menghitung.

E. Kesimpulan
Model pembelajaran ini sangat anggun digunakan alasannya dengan memakai model ini siswa sanggup memahami secara eksklusif bencana yang terjadi di dalam kehidupan dengan bahan yang dijelaskan.

Pustaka :
Ngalimun, 2012.  Strategi dan Model Pembelajaran. Banjarmasin. Scripta Cendekia.

Belum ada Komentar untuk "✔ Model Pembelajaran Circ (Cooperative Integrated Reading And Composition)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel