✔ Mengajar Sebagai Proses Memberikan Bahan Pelajaran
Mengajar sebagai Proses Menyampaikan Materi Pelajaran - . Pertama kali, mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa. Proses penyampaian itu sering juga dianggap sebagai proses mentransfer ilmu. Dalam konteks ini, mentransfer tidak diartikan dengan memindahkan, menyerupai contohnya mentransfer uang. Sebab, kalau kita analogikan dengan mentransfer uang, maka jumlah uang yang dimiliki oleh seseorang akan menjadi berkurang bahkan hilang sesudah ditransfer pada orang lain. Apakah mengajar juga demikian? Apakah ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh seorang guru, akan menjadi berkurang sesudah dilakukan proses mentransfer? Tidak bukan? Bahkan mungkin saja ilmu yang dimiliki guru akan semakin bertambah. Karena itu kata mentransfer dalam konteks ini diartikan sebagai proses menyebarluaskan, menyerupai menyebarluaskan atau memindahkan api. Ketika api dipindahkan atau disebarluaskan, maka api itu tidaklah menjadi kecil akan tetapi semakin membesar. Untuk proses mengajar, sebagai proses memberikan pengetahuan akan lebih sempurna kalau diartikan dengan menanamkan ilmu pengetahuan menyerupai yang dikemukakan Smith (1987) bahwa mengajar yaitu menanamkan pengetahuan atau keterampilan (teaching is imparting knowledge or skill).
Kalau kita anggap mengajar sebagai proses memberikan materi pelajaran, maka aktivitas berguru mengajar atau proses pembelajaran akan mempunyai beberapa 4 karakteristik sebagai berikut:
a. Proses Pembelajaran Berorientasi pada Guru (Teacher Centered)
Dalam aktivitas berguru mengajar, guru memegang tugas yang sangat penting. Guru memilih segalanya. Mau diapakan siswa? Apa yang harus dikuasai siswa? Bagaimana cara melihat keberhasilan belajar? Semuanya tergantung guru. Begitu pentingnya tugas guru, maka biasanya proses pengajar-an hanya akan berlangsung manakala ada guru; dan mustahil ada proses pembelajaran tanpa guru. Sehubungan dengan proses pembelajaran yang berpusat pada guru, maka minimal ada tiga tugas utama yang harus dilakukan guru, yaitu guru sebagai perencana, sebagai penyampai informasi dan guru sebagai evaluator. Sebagai perencana pengajaran, sebelum proses pengajaran guru harus menyiapkan banyak sekali hal yang diperlukan, menyerupai contohnya materi pelajaran apa yang harus disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, media apa yang harus dipakai dan lain sebagainya. Dalam melaksanakan kiprahnya sebagai penyampai informasi, sering kali guru memakai metode ceramah sebagai metode utama.
Metode ini merupakan metode yang dianggap ampuh dalam proses pembelajaran. Karena pentingnya metode ini, maka biasanya guru sudah merasa mengajar apabila sudah melaksanakan ceramah, dan tidak mengajar apabila tidak melaksanakan ceramah. Sedangkan, sebagai evaluator guru juga berperan dalam memilih alat penilaian keberhasilan pengajaran. Biasanya kriteria keberhasilan proses pengajaran diukur dari sejauhmana siswa sanggup menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru.
b. Siswa sebagai Objek Belajar
Konsep mengajar sebagai proses memberikan materi pelajaran, menempatkan siswa sebagai objek yang harus menguasai materi pelajaran. Mereka dianggap sebagai organisme yang pasif, yang belum memahami apa yang harus dipahami, sehingga melalui proses pengajaran mereka dituntut memahami segala sesuatu yang diberikan guru. Peran siswa yaitu sebagai peserta informasi yang diberikan guru. Jenis informasi dan pengetahuan yang harus dipelajari kadang kala tidak berpijak dari kebutuhan siswa, baik dari segi pengembangan talenta maupun dari minat siswa akan tetapi berangkat dari pandangan apa yang berdasarkan guru dianggap baik dan bermanfaat.
Sebagai objek belajar, kesempatan siswa untuk menyebarkan kemampuan sesuai dengan minat dan bakatnya, bahkan untuk berguru sesuai dengan gayanya sangat terbatas. Sebab, dalam proses pembelajaran segalanya diatur dan ditentukan oleh guru.
c. Kegiatan Pembelajaran Terjadi pada Tempat dan Waktu Tertentu
Proses pengajaran berlangsung pada daerah tertentu contohnya terjadi di dalam kelas dengan penjadwalan yang ketat, sehingga siswa hanya berguru manakala ada kelas yang telah didesain sedemikian rupa sebagai tempat belajar. Adanya daerah yang telah ditentukan, sering proses pengajaran terjadi sangat formal. Siswa duduk dibangku berjejer, dan guru di depan kelas. Demikian juga halnya dengan waktu yang diatur sangat ketat. Misalnya manakala waktu berguru suatu materi pelajaran tertentu telah habis, maka segera siswa akan berguru materi lain sesuai dengan agenda yang telah ditetapkan. Cara mempelajarinyapun menyerupai bagian-bagian yang terpisah, seolah-olah tidak ada kaitannya antara materi pelajaran yang satu dengan yang lain.
d. Tujuan Utama Pembelajaran yaitu Penguasaan Materi Pelajaran
Keberhasilan suatu proses pengajaran diukur dari sejauhmana siswa sanggup menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru. Materi pelajaran itu sendiri yaitu pengetahuan yang bersumber dari mata pelajaran yang diberikan di sekolah. Sedangkan, mata pelajaran itu sendiri yaitu pengalaman-pengalaman insan masa kemudian yang disusun secara sistematis dan logis kemudian diuraikan dalam buku-buku pelajaran dan selanjutnya isi buku itu yang harus dikuasai siswa. Kadang-kadang siswa tidak perlu memahami apa guna-nya mempelajari materi tersebut. Karena kriteria keberhasilan ditentukan oleh penguasaan materi pelajaran, maka alat penilaian yang dipakai biasanya yaitu tes hasil berguru tertulis (paper and pencil test) yang dilaksanakan secara periodik.
Kalau kita anggap mengajar sebagai proses memberikan materi pelajaran, maka aktivitas berguru mengajar atau proses pembelajaran akan mempunyai beberapa 4 karakteristik sebagai berikut:
a. Proses Pembelajaran Berorientasi pada Guru (Teacher Centered)
Dalam aktivitas berguru mengajar, guru memegang tugas yang sangat penting. Guru memilih segalanya. Mau diapakan siswa? Apa yang harus dikuasai siswa? Bagaimana cara melihat keberhasilan belajar? Semuanya tergantung guru. Begitu pentingnya tugas guru, maka biasanya proses pengajar-an hanya akan berlangsung manakala ada guru; dan mustahil ada proses pembelajaran tanpa guru. Sehubungan dengan proses pembelajaran yang berpusat pada guru, maka minimal ada tiga tugas utama yang harus dilakukan guru, yaitu guru sebagai perencana, sebagai penyampai informasi dan guru sebagai evaluator. Sebagai perencana pengajaran, sebelum proses pengajaran guru harus menyiapkan banyak sekali hal yang diperlukan, menyerupai contohnya materi pelajaran apa yang harus disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, media apa yang harus dipakai dan lain sebagainya. Dalam melaksanakan kiprahnya sebagai penyampai informasi, sering kali guru memakai metode ceramah sebagai metode utama.
Metode ini merupakan metode yang dianggap ampuh dalam proses pembelajaran. Karena pentingnya metode ini, maka biasanya guru sudah merasa mengajar apabila sudah melaksanakan ceramah, dan tidak mengajar apabila tidak melaksanakan ceramah. Sedangkan, sebagai evaluator guru juga berperan dalam memilih alat penilaian keberhasilan pengajaran. Biasanya kriteria keberhasilan proses pengajaran diukur dari sejauhmana siswa sanggup menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru.
b. Siswa sebagai Objek Belajar
Konsep mengajar sebagai proses memberikan materi pelajaran, menempatkan siswa sebagai objek yang harus menguasai materi pelajaran. Mereka dianggap sebagai organisme yang pasif, yang belum memahami apa yang harus dipahami, sehingga melalui proses pengajaran mereka dituntut memahami segala sesuatu yang diberikan guru. Peran siswa yaitu sebagai peserta informasi yang diberikan guru. Jenis informasi dan pengetahuan yang harus dipelajari kadang kala tidak berpijak dari kebutuhan siswa, baik dari segi pengembangan talenta maupun dari minat siswa akan tetapi berangkat dari pandangan apa yang berdasarkan guru dianggap baik dan bermanfaat.
Sebagai objek belajar, kesempatan siswa untuk menyebarkan kemampuan sesuai dengan minat dan bakatnya, bahkan untuk berguru sesuai dengan gayanya sangat terbatas. Sebab, dalam proses pembelajaran segalanya diatur dan ditentukan oleh guru.
c. Kegiatan Pembelajaran Terjadi pada Tempat dan Waktu Tertentu
Proses pengajaran berlangsung pada daerah tertentu contohnya terjadi di dalam kelas dengan penjadwalan yang ketat, sehingga siswa hanya berguru manakala ada kelas yang telah didesain sedemikian rupa sebagai tempat belajar. Adanya daerah yang telah ditentukan, sering proses pengajaran terjadi sangat formal. Siswa duduk dibangku berjejer, dan guru di depan kelas. Demikian juga halnya dengan waktu yang diatur sangat ketat. Misalnya manakala waktu berguru suatu materi pelajaran tertentu telah habis, maka segera siswa akan berguru materi lain sesuai dengan agenda yang telah ditetapkan. Cara mempelajarinyapun menyerupai bagian-bagian yang terpisah, seolah-olah tidak ada kaitannya antara materi pelajaran yang satu dengan yang lain.
d. Tujuan Utama Pembelajaran yaitu Penguasaan Materi Pelajaran
Keberhasilan suatu proses pengajaran diukur dari sejauhmana siswa sanggup menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru. Materi pelajaran itu sendiri yaitu pengetahuan yang bersumber dari mata pelajaran yang diberikan di sekolah. Sedangkan, mata pelajaran itu sendiri yaitu pengalaman-pengalaman insan masa kemudian yang disusun secara sistematis dan logis kemudian diuraikan dalam buku-buku pelajaran dan selanjutnya isi buku itu yang harus dikuasai siswa. Kadang-kadang siswa tidak perlu memahami apa guna-nya mempelajari materi tersebut. Karena kriteria keberhasilan ditentukan oleh penguasaan materi pelajaran, maka alat penilaian yang dipakai biasanya yaitu tes hasil berguru tertulis (paper and pencil test) yang dilaksanakan secara periodik.
Belum ada Komentar untuk "✔ Mengajar Sebagai Proses Memberikan Bahan Pelajaran"
Posting Komentar