✔ Kawasan Terjadinya Kebiasaan Belajar
Tempat Terjadinya Kebiasaan Belajar - . Secara umum kebiasaan berguru terjadi di rumah, sekolah, maupun di perpustakaan.
a. Kebiasaan berguru di rumah
Kebiasaan berguru berdikari di rumah merupakan hal yang sangat penting di samping kebiasaan berguru di sekolah. Dengan melaksanakan acara berguru di rumah dibutuhkan siswa sanggup berguru secara teratur dan fokus. Menurut Djamarah (2008) kebiasaan berguru di rumah sanggup dilakukan, yaitu dengan :
1) Mempunyai kawasan belajar, fasilitas, dan perabot belajar
Syarat untuk sanggup berguru dengan sebaik-baiknya ialah tersedianya kawasan belajar. Setiap siswa hendaknya mengusahakan semoga memiliki kawasan belajar. Apabila tidak sanggup memperoleh kawasan belajar, maka kamar tidur pun sanggup dijadikan kawasan berguru yang sangat baik jikalau para siswa memperhatikan beberapa hal dan kebiasaan-kebiasaan yang baik yaitu dengan memperhatikan tata ruang kamar tidur yang juga menjadi kamar berguru itu.
Fasilitas dan perabot berguru ikut berperan dalam memilih keberhasilan berguru siswa. Siswa yang berguru tanpa dibantu dengan akomodasi tidak jarang mendapatkan kendala dalam menuntaskan acara belajar. Karenanya, akomodasi tidak bisa diabaikan dalam kasus belajar. Fasilitas atau perabot dalam berguru yang dimaksud tentu saja berafiliasi dengan kasus materil berupa kertas, pensil, buku catatan, meja dan bangku belajar, dan sebagainya.
2) Mengatur jadwal belajar
Masalah pengaturan waktu berguru menjadi problem siswa, banyak siswa yang mengeluh alasannya ialah tidak sanggup membagi waktu dengan sempurna dan baik. Akibatnya waktu yang seharusnya dimanfaatkan terbuang dengan percuma. Oleh alasannya ialah itu, betapa pentingnya bagi siswa membagi waktu belajarnya dengan cara menciptakan jadwal belajar. Keteraturan penggunaan waktu untuk berguru menunjukkan dampak yang bermakna kepada kualitas hasil berguru siswa.
Dalam menyusun jadwal berguru harus menerima perhatian khusus, alasannya ialah benar-benar harus mengatur waktu berguru dan usang berguru sehingga jumlah waktu yang tersedia untuk suatu acara cukup banyak serta urutan acara sesuai dengan sifat.
3) Waktu belajar
Belajar sebaiknya dilakukan pada waktu yang sesuai dengan kebiasaan kita alasannya ialah waktu berguru siswa berbeda-beda. Ada yang lebih suka berguru pagi hari sesudah bangkit tidur, ada yang lebih suka berguru pada siang hari sesudah pulang dari sekolah apabila acara berguru mengajar di sekolahnya dilakukan pada pagi hari, dan ada yang suka berguru pada malam hari.
Siswa memiliki alasannya sendiri dalam belajar, ada yang berguru teratur, namun ada juga yang harus disuruh oleh orang tuanya. Dapat dikatakan seseorang yang berguru akan mempengaruhi hasil belajarnya apabila dilakukan secara rutin dan teratur dalam waktu tertentu, sehingga akan mencapai prestasi berguru yang optimal.
4) Lama belajar
Keefektifan waktu berguru berbeda-beda, tergantung dari orangnya. Ada siswa yang merasa lebih bahagia atau lebih berhasil bila lamanya berguru bertahan satu jam., dua jam atau tiga jam, sehingga usang berguru yang dilakukan oleh seorang siswa sifatnya tidak tentu. Lamanya berguru tergantung pada banyak sedikitnya materi yang dipelajari. Tetapi perlu diperhatikan, berguru yang terlalu usang akan melelahkan dan tidak efesien.
5) Membaca buku
Keterampilan berguru yang pertama dan utama yang perlu sekali dikuasai oleh siswa ialah kebiasaan membaca buku pelajaran dan banyak sekali sumber pengetahuan lainnya. Kebiasaan membaca harus dibudayakan semoga bertambah pengetahuannya dan sanggup meningkatkan pemahaman siswa dalam mempelajari suatu mata pelajaran. Hampir setiap hari keharusan membaca buku itu dilakukan. Masalah membaca merupakan keharusan bagi siswa memang tidak diragukan lagi, tetapi problem bagaimana cara membaca yang baik dan efesien, cukup banyak siswa yang mengeluh akhir cara membacanya kurang menghasilkan hasil berguru yang memuaskan, sesuai dengan tujuan yang diinginkan dari acara membaca.
6) Memantapkan materi pelajaran
Setelah mendapatkan pelajaran di sekolah, yang perlu dilakukan siswa sesudah pulang sekolah ialah memantapkan kembali materi pelajaran di rumah yaitu dengan mengulang pelajaran yang diajarkan di sekolah. Apa yang guru jelaskan tidak mesti semuanya berkesan baik, tentu ada kesan-kesan yang masih kurang jelas dalam ingatan. Pengulangan sangat membantu untuk memperbaiki semua kesan yang masih kurang jelas itu untuk menjadi kesan-kesan yang sesungguhnya, yang tergambar terang dalam ingatan.
b. Kebiasaan berguru di sekolah
Kebiasaan berguru di sekolah yang teratur sanggup dimulai dari cara masuk kelas sempurna waktu, teratur dalam mengikuti pelajaran, teratur dalam memantapkan materi pelajaran dan pada ketika menghadapi ujian.
Menurut Djamarah (2008) kebiasaan berguru di sekolah sanggup dilakukan, yaitu dengan :
1) Masuk kelas dengan sempurna waktu.
2) Mengikuti pelajaran.
3) Memantapkan materi pelajaran.
Bila sifat keteraturan ini telah benar-benar dihayati sehingga menjadi kebiasaan dalam perbuatannya, maka sifat ini akan mempengaruhi pula jalan pikiran siswa, pikiran yang teratur merupakan modal bagi siswa dalam menuntut ilmu alasannya ialah ilmu ialah hasil proses pemikiran siswa yang dilakukan secara sistematis.
c. Kebiasaan berguru siswa di perpustakaan
Kebiasaan berguru di perpustakaan merupakan upaya untuk memelihara dan meningkatkan efesiensi dan efektivitas proses berguru mengajar. Perpustakaan yang terorganisasi secara eksklusif ataupun tidak eksklusif sanggup menunjukkan kemudahan bagi proses berguru mengajar di sekolah.
Menurut Bafadal (2009 : 5), Keberadaan perpustakaan dibutuhkan sanggup dipakai sebagai berikut :
a. Perpustakaan sekolah sanggup mengakibatkan kecintaan siswa terhadap membaca.
b. Perpustakaan sekolah sanggup memperkaya pengalaman berguru siswa.
c. Perpustakaan sekolah sanggup menanamkan kebiasaan berguru berdikari yang akhirnya siswa bisa berguru mandiri.
d. Perpustakaan sekolah sanggup mempercepat proses penguasaan tehnik membaca.
e. Perpustakaan sekolah sanggup membantu perkembangan kecakapan berbahasa.
f. Perpustakaan sekolah sanggup melatih siswa kearah tanggung jawab.
g. Perpustakaan sekolah sanggup memperlancar siswa dalam menuntaskan tugas-tugas sekolah.
h. Perpustakaan sekolah sanggup membantu guru-guru menemukan sumber-sumber pengajaran.
i. Perpustakaan sekolah sanggup membantu siswa dan anggota staf dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi.
Kebiasaan seseorang dalam berguru secara teratur dimulai dari kebiasaan berguru berdikari di rumah, kebiasaan berguru ketika di sekolah dan di perpustakaan. Kebiasaan berguru secara berdikari di rumah merupakan hal yang sangat penting selain kebiasaan berguru di sekolah. Belajar di rumah dibutuhkan siswa bisa berguru secara teratur serta lebih fokus. Masalah dalam pengaturan waktu berguru menjadi problem bagi siswa. Banyak yang mengeluh alasannya ialah tidak bisa membagi waktu dengan baik. Pengguna waktu yang teratur untuk berguru menunjukkan dampak yang bermakna kepada kualitas hasil berguru siswa.Kebiasaan berguru di sekolah yang teratur akan mempengaruhi pada jalan pikiran siswa, pikiran yang teratur merupakan modal bagi siswa dalam menuntut ilmu alasannya ialah ilmu ialah hasil proses pemikiran siswa yang dilakukan secara sistematis. Kebiasaan berguru di perpustakaan merupakan upaya untuk memelihara dan meningkatkan efesiensi dan efektivitas proses berguru mengajar.
a. Kebiasaan berguru di rumah
Kebiasaan berguru berdikari di rumah merupakan hal yang sangat penting di samping kebiasaan berguru di sekolah. Dengan melaksanakan acara berguru di rumah dibutuhkan siswa sanggup berguru secara teratur dan fokus. Menurut Djamarah (2008) kebiasaan berguru di rumah sanggup dilakukan, yaitu dengan :
1) Mempunyai kawasan belajar, fasilitas, dan perabot belajar
Syarat untuk sanggup berguru dengan sebaik-baiknya ialah tersedianya kawasan belajar. Setiap siswa hendaknya mengusahakan semoga memiliki kawasan belajar. Apabila tidak sanggup memperoleh kawasan belajar, maka kamar tidur pun sanggup dijadikan kawasan berguru yang sangat baik jikalau para siswa memperhatikan beberapa hal dan kebiasaan-kebiasaan yang baik yaitu dengan memperhatikan tata ruang kamar tidur yang juga menjadi kamar berguru itu.
Fasilitas dan perabot berguru ikut berperan dalam memilih keberhasilan berguru siswa. Siswa yang berguru tanpa dibantu dengan akomodasi tidak jarang mendapatkan kendala dalam menuntaskan acara belajar. Karenanya, akomodasi tidak bisa diabaikan dalam kasus belajar. Fasilitas atau perabot dalam berguru yang dimaksud tentu saja berafiliasi dengan kasus materil berupa kertas, pensil, buku catatan, meja dan bangku belajar, dan sebagainya.
2) Mengatur jadwal belajar
Masalah pengaturan waktu berguru menjadi problem siswa, banyak siswa yang mengeluh alasannya ialah tidak sanggup membagi waktu dengan sempurna dan baik. Akibatnya waktu yang seharusnya dimanfaatkan terbuang dengan percuma. Oleh alasannya ialah itu, betapa pentingnya bagi siswa membagi waktu belajarnya dengan cara menciptakan jadwal belajar. Keteraturan penggunaan waktu untuk berguru menunjukkan dampak yang bermakna kepada kualitas hasil berguru siswa.
Dalam menyusun jadwal berguru harus menerima perhatian khusus, alasannya ialah benar-benar harus mengatur waktu berguru dan usang berguru sehingga jumlah waktu yang tersedia untuk suatu acara cukup banyak serta urutan acara sesuai dengan sifat.
3) Waktu belajar
Belajar sebaiknya dilakukan pada waktu yang sesuai dengan kebiasaan kita alasannya ialah waktu berguru siswa berbeda-beda. Ada yang lebih suka berguru pagi hari sesudah bangkit tidur, ada yang lebih suka berguru pada siang hari sesudah pulang dari sekolah apabila acara berguru mengajar di sekolahnya dilakukan pada pagi hari, dan ada yang suka berguru pada malam hari.
Siswa memiliki alasannya sendiri dalam belajar, ada yang berguru teratur, namun ada juga yang harus disuruh oleh orang tuanya. Dapat dikatakan seseorang yang berguru akan mempengaruhi hasil belajarnya apabila dilakukan secara rutin dan teratur dalam waktu tertentu, sehingga akan mencapai prestasi berguru yang optimal.
4) Lama belajar
Keefektifan waktu berguru berbeda-beda, tergantung dari orangnya. Ada siswa yang merasa lebih bahagia atau lebih berhasil bila lamanya berguru bertahan satu jam., dua jam atau tiga jam, sehingga usang berguru yang dilakukan oleh seorang siswa sifatnya tidak tentu. Lamanya berguru tergantung pada banyak sedikitnya materi yang dipelajari. Tetapi perlu diperhatikan, berguru yang terlalu usang akan melelahkan dan tidak efesien.
5) Membaca buku
Keterampilan berguru yang pertama dan utama yang perlu sekali dikuasai oleh siswa ialah kebiasaan membaca buku pelajaran dan banyak sekali sumber pengetahuan lainnya. Kebiasaan membaca harus dibudayakan semoga bertambah pengetahuannya dan sanggup meningkatkan pemahaman siswa dalam mempelajari suatu mata pelajaran. Hampir setiap hari keharusan membaca buku itu dilakukan. Masalah membaca merupakan keharusan bagi siswa memang tidak diragukan lagi, tetapi problem bagaimana cara membaca yang baik dan efesien, cukup banyak siswa yang mengeluh akhir cara membacanya kurang menghasilkan hasil berguru yang memuaskan, sesuai dengan tujuan yang diinginkan dari acara membaca.
6) Memantapkan materi pelajaran
Setelah mendapatkan pelajaran di sekolah, yang perlu dilakukan siswa sesudah pulang sekolah ialah memantapkan kembali materi pelajaran di rumah yaitu dengan mengulang pelajaran yang diajarkan di sekolah. Apa yang guru jelaskan tidak mesti semuanya berkesan baik, tentu ada kesan-kesan yang masih kurang jelas dalam ingatan. Pengulangan sangat membantu untuk memperbaiki semua kesan yang masih kurang jelas itu untuk menjadi kesan-kesan yang sesungguhnya, yang tergambar terang dalam ingatan.
b. Kebiasaan berguru di sekolah
Kebiasaan berguru di sekolah yang teratur sanggup dimulai dari cara masuk kelas sempurna waktu, teratur dalam mengikuti pelajaran, teratur dalam memantapkan materi pelajaran dan pada ketika menghadapi ujian.
Menurut Djamarah (2008) kebiasaan berguru di sekolah sanggup dilakukan, yaitu dengan :
1) Masuk kelas dengan sempurna waktu.
2) Mengikuti pelajaran.
3) Memantapkan materi pelajaran.
Bila sifat keteraturan ini telah benar-benar dihayati sehingga menjadi kebiasaan dalam perbuatannya, maka sifat ini akan mempengaruhi pula jalan pikiran siswa, pikiran yang teratur merupakan modal bagi siswa dalam menuntut ilmu alasannya ialah ilmu ialah hasil proses pemikiran siswa yang dilakukan secara sistematis.
c. Kebiasaan berguru siswa di perpustakaan
Kebiasaan berguru di perpustakaan merupakan upaya untuk memelihara dan meningkatkan efesiensi dan efektivitas proses berguru mengajar. Perpustakaan yang terorganisasi secara eksklusif ataupun tidak eksklusif sanggup menunjukkan kemudahan bagi proses berguru mengajar di sekolah.
Menurut Bafadal (2009 : 5), Keberadaan perpustakaan dibutuhkan sanggup dipakai sebagai berikut :
a. Perpustakaan sekolah sanggup mengakibatkan kecintaan siswa terhadap membaca.
b. Perpustakaan sekolah sanggup memperkaya pengalaman berguru siswa.
c. Perpustakaan sekolah sanggup menanamkan kebiasaan berguru berdikari yang akhirnya siswa bisa berguru mandiri.
d. Perpustakaan sekolah sanggup mempercepat proses penguasaan tehnik membaca.
e. Perpustakaan sekolah sanggup membantu perkembangan kecakapan berbahasa.
f. Perpustakaan sekolah sanggup melatih siswa kearah tanggung jawab.
g. Perpustakaan sekolah sanggup memperlancar siswa dalam menuntaskan tugas-tugas sekolah.
h. Perpustakaan sekolah sanggup membantu guru-guru menemukan sumber-sumber pengajaran.
i. Perpustakaan sekolah sanggup membantu siswa dan anggota staf dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi.
Kebiasaan seseorang dalam berguru secara teratur dimulai dari kebiasaan berguru berdikari di rumah, kebiasaan berguru ketika di sekolah dan di perpustakaan. Kebiasaan berguru secara berdikari di rumah merupakan hal yang sangat penting selain kebiasaan berguru di sekolah. Belajar di rumah dibutuhkan siswa bisa berguru secara teratur serta lebih fokus. Masalah dalam pengaturan waktu berguru menjadi problem bagi siswa. Banyak yang mengeluh alasannya ialah tidak bisa membagi waktu dengan baik. Pengguna waktu yang teratur untuk berguru menunjukkan dampak yang bermakna kepada kualitas hasil berguru siswa.Kebiasaan berguru di sekolah yang teratur akan mempengaruhi pada jalan pikiran siswa, pikiran yang teratur merupakan modal bagi siswa dalam menuntut ilmu alasannya ialah ilmu ialah hasil proses pemikiran siswa yang dilakukan secara sistematis. Kebiasaan berguru di perpustakaan merupakan upaya untuk memelihara dan meningkatkan efesiensi dan efektivitas proses berguru mengajar.
Belum ada Komentar untuk "✔ Kawasan Terjadinya Kebiasaan Belajar"
Posting Komentar