✔ Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Analisis Swot
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Analisis SWOT - . Yang mempengaruhi penerapan analisis SWOT, secara umum sanggup dikelompokkan ke dalam dua faktor. Kedua faktor tersebut terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. SWOT merupakan adonan dua faktor yang menjadi subjek analisis eksternal dan internal, faktor internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan. Dalam penerapan analisis SWOT menjadi dua faktor yaitu, faktor internal (pendidikan kepala sekolah, pengalaman kepala sekolah, sikap/gaya kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kepala sekolah, dan waktu/kesempatan kepala sekolah). Kedua faktor internal dan eksternal tersebut juga dikenal dengan istilah lingkungan internal dan lingkungan eksternal.
Faktor lingkungan menunjukkan dampak yang cukup besar dalam setiap kinerja manajemen. Sondang p. siagian mengemukakan bahwa, “jika ada satu faktor yang mempunyai efek terkuat terhadap analisis serta perumusan kebijaksanaan seni manajemen organisasi faktor itu ialah factor lingkungan, baik yang sifatnya intern maupun ekstern” (Sondang P. Siagian, 2005: 107-108). Keberadaan faktor internal dan faktor eksternal adakalanya menjadi satu laba organisasi untuk berkembang dan terkadang juga menjadi penghambat keberhasilan sebuah organisasi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi analisis SWOT dalam menyebarkan lingkungan yang diterapkan oleh kepala sekolah antara lain:
1. Faktor Eksternal
a. Faktor sumber daya manusia
Faktor sumber daya insan ialah berkaitan dengan standar pendidik dan tenaga kependidikan. “Standar pendidik dan tenaga kependidikan ialah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan” (PP. RI No. 19 Tahun 2005).
Dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional, maka pengelola pendidikan dituntut untuk menyiapkan pendidikan dan tenaga pendidik yang berkualitas. Tenaga kependidikan bertugas melakukan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawa-san dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.
Melihat begitu rumitnya kiprah tenaga kependidikan sebagaimana yang disebutkan di atas, maka perlu bagi mereka mempunyai keahlian (skill) dasar untuk mempermudah serta membantu mereka dalam melakukan tugas-tugas mereka.
Di sisi lain kiprah tenaga pendidikan ialah sangat besar pula pengaruhnya dalam upaya melahirkan sumber daya manusia. Tenaga standar nasional pendidikan dalam masing-masing bidang. Baik bidang sarana prasarana, ketenagaan, kurikulum, kesiswaaan, keuangan, dan bidang-bidang lain dalam lingkup pendidikan.
b. Faktor sarana prasarana
Faktor sarana prasarana merupakan faktor penting dalam mencapai keberhasilan pendidikan, lantaran tanpa adanya sarana prasarana keberhasilan pendidikan sulit dicapai. Adapaun lingkup manajemen bidang sarana prasarana meliputi beberapa aspek diantaranya “pengadaan barang, pemeliharaan, perbaikan serta pengamanan sarana prasarana”.
Kinerja bidang sarana prasarana pada sekolah meliputi empat aspek, yaitu:
1) Pengadaan barang
2) Pemeliharaan
3) Perbaikan barang
4) Pengamanan barang sarana prasarana sekolah
c. Faktor ekonomi
Krisis ekomomi yang berkepanjangan ternyata menunjukkan dampak yang cukup besar dalam proses pendidikan. Mengapa tidak, berbagai anak bangsa yang putus sekolah hanya lantaran hambatan ekonomi yang di bawah rata-rata di mana mereka tidak bisa untuk membayar uang sekolah. Keadaan ekonomi suatu masyarakat ataupun Negara akan berimplikasi terhadap kinerja pemerintahan pada setiap departemen terutama pada instansi pendidikan. Anggaran pendidikan yang rendah akan sangat kuat terhadap kinerja para kepala sekolah untuk mencetak ouput yang berkualitas.
d. Faktor politik
Kondisi perpolitikan yang sedang berlangsung akan turut mempengaruhi berdampak pada pengembangan dunia pendidikan. Carut-marutnya peta perpolitikan di suatu Negara ibarat terjadinya pemberontakan, kontradiksi anta relit politik dan lain-lain sedikit banyaknya akan mengurangi perhatian dan konsentrasi pemerintah dalam dunia pendidikan. Sebaliknya kalau peta politik pada suatu Negara kondusif, maka pemerintah akan lebih konsentarsi serta focus dalam menyebarkan serta memajukan dunia pendidikan kearah yang lebih baik.
Adapun konkritisasi politik pendidikan yang diberikan pemerintah pusat kepada daerah, sehingga pemerintah tempat sanggup meningkatkan serta menyebarkan pendidikan pada tempat setempat ialah dengan adanya ekonomi pendidikan pada sekolah masing-masing di mana tiap-tiap kepala sekolah menerima kewenangan untuk mengelola dan mengatur mekanisme pembelajaran/ pendidikan untuk meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan pada tempat setempat. Dalam perspektif lain, otonomi tempat dalam hal pendidikan hendaknya berpedoman pada hukum pemerintah pusat perihal sistem pendidikan nasional. Maksudnya dengan adanya hukum pemerintah pusat perihal sistem pendidikan nasional menjadi tolak ukur bagi pemerintah tempat dalam menyelenggarakan pendidikan.
Tiap-tiap kepala sekolah atau pimpinan forum pendidikan maupun pimpinan instansi pendidikan sekalipun bergerak dengan data dan hukum yang tidak melanggar batas kewenangan, artinya kewenangan yang dibentuk sanggup dipertanggung jawabkan.
e. Faktor sosial
Begitu juga dalam bidang sosial kemasyarakatan turut mempengaruhi maju mundurnya suatu pendidikan. Tatanan sosial kemasyarakatan yang tenang, aman, hening dan terkendali akan tercipta suatu kebersamaan dalam memajukan masyarakat itu sendiri termasuk di dalamnya ialah dunia pendidikan. Dalam hal ini, adanya kepahaman bagi masyarakat perihal pentingnya arti sebuah pendidikan akan menjadi motivasi pemerintah untuk terus meningkatkan pendidikan. Karena pendidikan merupakan tanggung jawab pemerintah, masyarakat serta orang renta penerima didik.
Oleh lantaran itu untuk mewujudkan masyarakat bangsa yang cerdas, terampil, kreatif serta inovatif dalam pendidikan, maka sewajarnya kalau sosial kemasyarakatan harus terus dibina, diperhatikan serta dijaga kelanggengannya. Oleh lantaran itu faktor sosial masyarakat sebagaimana disebutkan di atas sangat mempengaruhi kelangsungan dan keberhasilan dalam penyeleng-garaan pendidikan.
2. Faktor eksternal
Pada masa kini ini pendidikan dan pengajaran tidak lagi berpusat pada buku, tetapi beroriontasi pada kebutuhan kehidupan didalam masyarakat. Konsep pendidikan yang demikian mengandung implikasi-implikasi yang berafiliasi dengan masyarakat. Kepala sekolah serta dewan guru sebaiknya perlu mengetahui benar-benar kondisi-kondisi masyarakat lingkungan hidup bawah umur yang sangat penting bagi jadwal pendidikan seperi lingkungan alam tempat anak itu hidup, macam-macam duduk kasus pendidikan yang timbul didalam masyarakat itu, sopan santun istiadat atau kepercayaan masyarakat, keadaan penghidupan dan ekonomi mereka, kesempatan dan sarana rekreasi bagi anak-anak.
Selain itu diperlukan juga sanggup mengkaji sumber-sumber masyarakat yang sanggup dimasukan kedalam rencana perkembangan pendidikan. Dengan demikian, sanggup diperlukan bahwa pengajaran yang di berikan kepada murid-murid bukanlah materi yang statis dan usang, melainkan merupaka materi yang fungsional dan akurat bagi kebutuhan murid kini dan dikehidupan yang akan datang.
Faktor lingkungan menunjukkan dampak yang cukup besar dalam setiap kinerja manajemen. Sondang p. siagian mengemukakan bahwa, “jika ada satu faktor yang mempunyai efek terkuat terhadap analisis serta perumusan kebijaksanaan seni manajemen organisasi faktor itu ialah factor lingkungan, baik yang sifatnya intern maupun ekstern” (Sondang P. Siagian, 2005: 107-108). Keberadaan faktor internal dan faktor eksternal adakalanya menjadi satu laba organisasi untuk berkembang dan terkadang juga menjadi penghambat keberhasilan sebuah organisasi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi analisis SWOT dalam menyebarkan lingkungan yang diterapkan oleh kepala sekolah antara lain:
1. Faktor Eksternal
a. Faktor sumber daya manusia
Faktor sumber daya insan ialah berkaitan dengan standar pendidik dan tenaga kependidikan. “Standar pendidik dan tenaga kependidikan ialah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan” (PP. RI No. 19 Tahun 2005).
Dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional, maka pengelola pendidikan dituntut untuk menyiapkan pendidikan dan tenaga pendidik yang berkualitas. Tenaga kependidikan bertugas melakukan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawa-san dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.
Melihat begitu rumitnya kiprah tenaga kependidikan sebagaimana yang disebutkan di atas, maka perlu bagi mereka mempunyai keahlian (skill) dasar untuk mempermudah serta membantu mereka dalam melakukan tugas-tugas mereka.
Di sisi lain kiprah tenaga pendidikan ialah sangat besar pula pengaruhnya dalam upaya melahirkan sumber daya manusia. Tenaga standar nasional pendidikan dalam masing-masing bidang. Baik bidang sarana prasarana, ketenagaan, kurikulum, kesiswaaan, keuangan, dan bidang-bidang lain dalam lingkup pendidikan.
b. Faktor sarana prasarana
Faktor sarana prasarana merupakan faktor penting dalam mencapai keberhasilan pendidikan, lantaran tanpa adanya sarana prasarana keberhasilan pendidikan sulit dicapai. Adapaun lingkup manajemen bidang sarana prasarana meliputi beberapa aspek diantaranya “pengadaan barang, pemeliharaan, perbaikan serta pengamanan sarana prasarana”.
Kinerja bidang sarana prasarana pada sekolah meliputi empat aspek, yaitu:
1) Pengadaan barang
2) Pemeliharaan
3) Perbaikan barang
4) Pengamanan barang sarana prasarana sekolah
c. Faktor ekonomi
Krisis ekomomi yang berkepanjangan ternyata menunjukkan dampak yang cukup besar dalam proses pendidikan. Mengapa tidak, berbagai anak bangsa yang putus sekolah hanya lantaran hambatan ekonomi yang di bawah rata-rata di mana mereka tidak bisa untuk membayar uang sekolah. Keadaan ekonomi suatu masyarakat ataupun Negara akan berimplikasi terhadap kinerja pemerintahan pada setiap departemen terutama pada instansi pendidikan. Anggaran pendidikan yang rendah akan sangat kuat terhadap kinerja para kepala sekolah untuk mencetak ouput yang berkualitas.
d. Faktor politik
Kondisi perpolitikan yang sedang berlangsung akan turut mempengaruhi berdampak pada pengembangan dunia pendidikan. Carut-marutnya peta perpolitikan di suatu Negara ibarat terjadinya pemberontakan, kontradiksi anta relit politik dan lain-lain sedikit banyaknya akan mengurangi perhatian dan konsentrasi pemerintah dalam dunia pendidikan. Sebaliknya kalau peta politik pada suatu Negara kondusif, maka pemerintah akan lebih konsentarsi serta focus dalam menyebarkan serta memajukan dunia pendidikan kearah yang lebih baik.
Adapun konkritisasi politik pendidikan yang diberikan pemerintah pusat kepada daerah, sehingga pemerintah tempat sanggup meningkatkan serta menyebarkan pendidikan pada tempat setempat ialah dengan adanya ekonomi pendidikan pada sekolah masing-masing di mana tiap-tiap kepala sekolah menerima kewenangan untuk mengelola dan mengatur mekanisme pembelajaran/ pendidikan untuk meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan pada tempat setempat. Dalam perspektif lain, otonomi tempat dalam hal pendidikan hendaknya berpedoman pada hukum pemerintah pusat perihal sistem pendidikan nasional. Maksudnya dengan adanya hukum pemerintah pusat perihal sistem pendidikan nasional menjadi tolak ukur bagi pemerintah tempat dalam menyelenggarakan pendidikan.
Tiap-tiap kepala sekolah atau pimpinan forum pendidikan maupun pimpinan instansi pendidikan sekalipun bergerak dengan data dan hukum yang tidak melanggar batas kewenangan, artinya kewenangan yang dibentuk sanggup dipertanggung jawabkan.
e. Faktor sosial
Begitu juga dalam bidang sosial kemasyarakatan turut mempengaruhi maju mundurnya suatu pendidikan. Tatanan sosial kemasyarakatan yang tenang, aman, hening dan terkendali akan tercipta suatu kebersamaan dalam memajukan masyarakat itu sendiri termasuk di dalamnya ialah dunia pendidikan. Dalam hal ini, adanya kepahaman bagi masyarakat perihal pentingnya arti sebuah pendidikan akan menjadi motivasi pemerintah untuk terus meningkatkan pendidikan. Karena pendidikan merupakan tanggung jawab pemerintah, masyarakat serta orang renta penerima didik.
Oleh lantaran itu untuk mewujudkan masyarakat bangsa yang cerdas, terampil, kreatif serta inovatif dalam pendidikan, maka sewajarnya kalau sosial kemasyarakatan harus terus dibina, diperhatikan serta dijaga kelanggengannya. Oleh lantaran itu faktor sosial masyarakat sebagaimana disebutkan di atas sangat mempengaruhi kelangsungan dan keberhasilan dalam penyeleng-garaan pendidikan.
2. Faktor eksternal
Pada masa kini ini pendidikan dan pengajaran tidak lagi berpusat pada buku, tetapi beroriontasi pada kebutuhan kehidupan didalam masyarakat. Konsep pendidikan yang demikian mengandung implikasi-implikasi yang berafiliasi dengan masyarakat. Kepala sekolah serta dewan guru sebaiknya perlu mengetahui benar-benar kondisi-kondisi masyarakat lingkungan hidup bawah umur yang sangat penting bagi jadwal pendidikan seperi lingkungan alam tempat anak itu hidup, macam-macam duduk kasus pendidikan yang timbul didalam masyarakat itu, sopan santun istiadat atau kepercayaan masyarakat, keadaan penghidupan dan ekonomi mereka, kesempatan dan sarana rekreasi bagi anak-anak.
Selain itu diperlukan juga sanggup mengkaji sumber-sumber masyarakat yang sanggup dimasukan kedalam rencana perkembangan pendidikan. Dengan demikian, sanggup diperlukan bahwa pengajaran yang di berikan kepada murid-murid bukanlah materi yang statis dan usang, melainkan merupaka materi yang fungsional dan akurat bagi kebutuhan murid kini dan dikehidupan yang akan datang.
Belum ada Komentar untuk "✔ Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Analisis Swot"
Posting Komentar