✔ Pengawas Ujian Harus Punya 5 Abjad Ini
Memasuki triwulan kedua tiap tahun semua sekolah punya hajatan sama, yaitu Ujian Sekolah. Di bulan April, jenjang Sekolah Menengan Atas melaksanakan gelaran lebih dulu. Lalu diikuti ujian untuk jenjang SMP. Dan pada bulan berikutnya (Mei) giliran SD menggelar hajatan.
Rutinitas itu masih dipertahankan tahun 2017 ini. Sampai goresan pena ini dibuat, seluruh sekolah jenjang Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengan Atas sudah melaksanakan ujian. Tinggal SD yang belum, dan gres dilaksanakan 15 Mei mendatang.
Lazimnya kegiatan penting, semua sekolah tentu sudah menyusun rencana yang matang serta menunjuk personil yang akan mengisi pos demi pos. Salah satu personil paling penting dalam kegiatan Ujian Sekolah yaitu pengawas ruang. Guru yang didapuk sebagai pengawas berperan vital dalam menentukan sukses atau tidaknya ujian yang dilangsungkan.
Memilih pengawas perlu banyak pertimbangan. Dengan sistem pengawas silang yang sedang diberlakukan, seorang pengawas tidak menjalankan tugasnya di sekolah Satminkal, melainkan mengawasi di sekolah lain. Berarti ia juga membawa nama baik sekolah asal.
Untuk meminimalkan resiko, biasanya sekolah menentukan guru yang sudah berpengalaman. Alasannya jelas, guru senior lebih bisa diandalkan. Terutama yang tahun sebelumnya sudah ditunjuk dan sukses, tahun berikutnya kemungkinan besar akan kebagian kiprah serupa. Kebiasaan ini dipertahankan bertahun-tahun, risikonya guru pengawas selalu itu-itu saja.
Sebenarnya menentukan pengawas tidak harus berdasarkan senioritas. Apalagi kalau sekolah menginginkan regenerasi, maka guru-guru mudapun layak diberi kepercayaan. Yang penting tidak asal pilih, namun guru muda yang kompeten dalam mengemban kiprah ini.
Seperti apa kompetensi yang dimaksud?
Menurut saya, inilah kompetensi atau huruf yang harus dipunyai pengawas ujian. Dengan kata lain, huruf ini kalau dimiliki guru yang bersangkutan, maka ia layak direkomendasikan mengampu kiprah sebagai pengawas.
1. Tertib Administrasi
Menjalankan kiprah administratif yaitu kiprah guru di samping mengajar. Mulai dari menciptakan RPP, mengisi daftar hadir, menulis jurnal, dan sebagainya. Sayangnya, meski sudah menjadi tupoksi, banyak juga yang kurang tertib menjalankannya. Seperti merapel jurnal seminggu sekali.
Tugas manajemen pengawas ujian tentu tak sebanyak itu. Lebih tepatnya hanya ada 3: menulis daftar hadir peserta, mengisi isu acara, dan menulis sampul soal serta lembar jawaban. Masalahnya, meski sedikit tapi dilarang ada coretan atau kesalahan lain. Inilah alasan perlunya pengawas yang terbiasa bersungguh-sungguh dalam menuntaskan kiprah manajemen harian.
Masuk dalam kompetensi ini yaitu punya goresan pena tangan rapi. Sebab semua kiprah manajemen itu ditulis tangan, bukan ketikan. Kalau tulisannya rapi dan praktis dibaca, niscaya akan mempermudah korektor nantinya. Sebaliknya kalau jelek, bukan hanya menyulitkan, namun bisa menjadikan makna ganda yang sanggup merugikan sekolahnya.
2. Tidak Banyak Bicara
Kebiasaan pengawas lain yang berdasarkan saya penting yaitu tidak banyak bicara. Atau kalau itu bukan karakternya, minimal ia bisa menahan dirinya selama menjadi pengawas.
Kenapa ini penting? Sebab ketika berada ruang ujian pengawas hanya perlu bicara yang pokok-pokok saja. Tidak perlu ditambah sesuatu yang berlebihan, salah-salah mengganggu konsentrasi siswa.
3. Punya Pembawaan yang Tenang
Sangat kecil peluang anda menemukan persoalan besar selama menunggu ujian. Soalnya siswa memang lagi fokus dan serius ingin meraih nilai maksimal. Makara mereka praktis dikondisikan. Lebih sulit mengajar sehari-hari sebenarnya.
Namun kecilnya peluang itu, seandainya benar-benar terjadi perlu penanganan yang sangat tepat. Dan persoalan di luar asumsi ibarat itu bisa diatasi hanya oleh guru yang kalem, tidak praktis gugup dan luwes menghadapinya. Seperti di kelas itu ternyata ada anak hiperaktif. Kalau guru menyikapinya dengan tegang, bukan tak mungkin seisi kelas akan ikut mencicipi dampaknya.
4. Ramah
Ramah pada peserta, sekaligus pada warga sekolah. Layaknya tamu, wajib kiranya menjaga adat dan cara bicara. Selama bertugas di “rumah” orang, lebih baik bicara sewajarnya. Kita tidak tahu secara detil bagaimana huruf dan kebiasaan orang-orang yang kita tempati.
Nah guru yang sehari-hari dinilai ramah layak dijadikan pengawas ujian. Siswa atau akseptor ujian akan merasa nyaman dengan pembawaan guru yang ramah. Rasa tegang selama ujianpun akan mencair.
5. Tanggap Pada Situasi
Poin nomor 5 dari guru yang layak menjadi pengawas ujian yaitu mereka yang tanggap pada persoalan yang dihadapi siswa, bukan yang acuh. Ini masih berkaitan dengan problem kecil yang muncul secara mendadak ketika ujian berlangsung.
Adakalanya siswa tiba-tiba sakit ketika soal belum terselesaikan. Ada juga yang menawarkan pandangan dan gerakan absurd ibarat sedang mencontek. Nah, menyikapi hal ibarat ini perlu kepekaan yang tinggi.
Kelima huruf di atas tentu tidak dimiliki semua guru. Karena tidak semua guru bekerjsama layak didapuk sebagai pengawas silang. Sebaliknya banyak juga yang berkompeten tapi tak kunjung diberi kesempatan.
Nah itulah sedikit uraian yang bisa saya bagikan kali ini. Sengaja saya tidak memasukkan huruf utama, yaitu jujur dan tegas. Karena keduanya sudah mafhum sebagai huruf yang menempel pada diri pengawas ujian. Mudah-mudahan bermanfaat . . .
Belum ada Komentar untuk "✔ Pengawas Ujian Harus Punya 5 Abjad Ini"
Posting Komentar