✔ Manfaat Membaca Untuk Kesehatan Pikiran Anda
Tahun ini pemerintah sedang giat-giatnya mengkampanyekan Gerakan Literasi Sekolah. Sebuah acara yang digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menggalakkan budaya membaca dan menulis di lingkungan sekolah.
Sebagian orang menganggap ini kebijakan aneh. Bukankah sekolah itu tuan rumahnya baca tulis? Atau jangan-jangan ada yang salah dengan sekolah kita?
Bukan begitu maksudnya. Pemerintah sesungguhnya sedang menimbulkan sekolah sebagai mercusuar acara literasi secara nasional. Kita sadar seberapa tingkat kesadaran masyarakat Indonesia dalam hal literasi (membaca dan menulis).
Lemah!
Itulah satu kata yang sempurna mewakili tingkat kesadaran membaca masyarakat Indonesia. Kalau anda mau, bolehlah menggantinya kata “miris”, atau “memprihatinkan!”. Laporan terakhir menyebutkan hanya 1 dari 1000 orang Indonesia yang rajin baca buku (UNESCO). Kalau diperingkat, kita ada di peringkat 60 dari 61 negara.
Sudah, kita tidak perlu lagi melihat data-data itu, selain hanya menambah rasa malu. Padahal pengguna smartphone dan internet di Indonesia tergolong besar di antara penduduk dunia, bahkan empat besar sehabis China, India, dan AS (100 juta pengguna aktif versi Lembaga Riset E-Marketer).
Apakah orang Indonesia itu sukanya hanya baca-baca status facebook, twitter dan sejenisnya?
Untuk itulah, pada postingan ini aku ingin membagikan kepada anda wacana manfaat membaca, utamanya bagi kesehatan pikiran. Dengan goresan pena ini diperlukan bisa memantik kesadaran kita semua wacana efek positif dari membaca, utamanya membaca buku.
Mungkin banyak yang bertanya, kenapa kesehatan pikiran yang difokuskan?
Jawabannya lantaran saking banyaknya goresan pena yang mengangkat tema ibarat ini: manfaat membaca. Tapi sayangnya manfaat yang disajikan ternyata tidak bisa pribadi dirasakan. Masih samar, abu-abu. Sehingga tulisan-tulisan panjang itu tidak berdampak apa-apa, lantaran manfaat yang tertulis di situ memang tidak bisa dirasakan.
Sehingga kalau anda sadar bahwa membaca itu menyehatkan pikiran, mungkin mulai hari ini anda mau menyisihkan waktu setiap hari untuk memangku buku, menyelami isi-isinya, meskipun hanya beberapa menit. Yang penting rutin tiap hari. Itulah tujuan pertama saya.
Tujuan yang kedua ialah kesehatan merupakan topik yang sekarang banyak dicari. Bukan hanya kini, tapi selamanya. Kesehatan bagi semua orang itu nomor satu. Sehingga kalau kita hubungkan dampak membaca dengan kesehatan, terutama pikiran, mungkin anda akan tertarik.
Namun perlu diingat, bukan hal gampang menjaga konsistensi membaca, apalagi kalau kegiatan ini bukan hobi anda. Anda lebih suka nonton video? Atau lebih bahagia memperhatikan gambar ketimbang teks?
Itu tidak salah. Waktu membuka majalah atau koran, niscaya yang menarik minat mata kita lebih dulu ialah gambarnya. Video, gambar, maupun slide ialah pilihan yang sempurna menambah pengetahuan, selain membaca buku.
Tapi kita perlu ingat juga, sejarah mencatat hampir semua ilmu dan pengetahuan penting diabadikan dalam bentuk teks/buku, bukan video atau sejenisnya. Al Quran, Hadis, dan kitab-kitab agama lain semua direkam dalam media buku.
…itu akan menambah beban anda.
Carilah buku yang ringan dan yummy dibaca. Apa itu? Novel. Bisa juga cerpen. Novel yang manis tidak akan menyuguhi anda kata-kata yang sulit dipahami, tapi menggunakan bahasa sehari-hari dan alurnya yummy untuk diikuti.
Kalau anda resah mencari, pilihlah novel yang terbukti populer, minimal best seller. Itu akan mempermudah anda.
Tenggelamkan diri anda ke dalam plot yang dibawakan penulis. Sembari membayangkan setting, menghidupkan tokoh dalam imajinasi anda, serta masuk pada konflik di dalamnya. Rasakan beban pikiran anda sekarang mulai berkurang.
Saya tidak menyampaikan orang yang bicaranya tidak runtut dan sering melompat-lompat itu tidak sehat. Bukan. Banyak orang yang ibarat itu. Yang ingin aku katakan ialah orang yang bicaranya runtut, sistematis, yummy didengar, niscaya pikirannya sehat tanpa gangguan.
Buku akan membantu anda mendapatkannya.
Dibanding media bacaan lain, buku (non fiksi) sangat manis dalam membantu anda menstrukturkan pikiran. Dimulai dari bab, sub-bab, dan sub-sub yang lebih kecil. Membacanya, sel-sel otak secara otomatis membentuk titik-titik kekerabatan yang akan membantu anda berbicara dengan baik dan memukau pendengar.
Bangun tidur ngintip grup whatsapp, belum selesai ngobrol ada yang kirim pesan di messenger, kemudian ada teman gres invite pin bbm, ada yang komen di instagram. Sudah puas chatting, kita ingat ada informasi lagi viral, kita buka google, situs demi situs kita kunjungi, dan seterusnya.
…bukan usang waktunya yang jadi masalah, tapi fokus dan perhatian anda.
Luangkan waktu 10 hingga 15 menit sebelum berangkat kerja untuk membaca buku. Rasakan bedanya, bahwa ketika membaca buku pikiran anda hanya terfokus pada buku itu saja. Dan lihatlah, betapa anda terkejut melihat diri anda jauh lebih fokus ketika bekerja di kantor.
Sejumlah penelitian menyimpulkan, membaca buku-buku spiritual sanggup menurunkan tekanan darah dan memicu rasa tenang. Efek halusinasi dirasakan ketika ada teks-teks spiritual yang merasuk ke dalam hati.
Penelitian lain membuktikan, membaca buku pengembangan diri dan motivasi sanggup mengatasi instabilitas mood tertentu dan gangguan mental ringan. Inilah sebabnya beberapa orang berbagi metode membaca untuk penyembuhan gangguan mental yang masih tahap-tahap awal.
Hanyutkan diri anda ke dalam buku-buku yang ditulis motivator, atau buku bertema religi. Silahkan mencicipi batin anda semakin damai dan rileks.
Namun, tidakkah anda ingin memasukkan “membaca buku” ke dalam daftar itu?
Hiburan yang murah bisa anda dapatkan dari membaca. Carilah buku-buku yang sesuai dengan passion, minat, atau hobi. Selain hiburan gratis, ide-ide segar juga akan anda dapatkan.
Baiklah, demikianlah 5 dari sekian banyak manfaat membaca, khususnya untuk kesehatan pikiran. Ingatlah, kata bijak paling mutakhir bukan lagi “di dalam badan yang sehat terdapat pikiran yang kuat”. Tapi sebaliknya, “di dalam pikiran yang sehat, terdapat badan yang kuat”.
Jadikan kegiatan membaca sebagai jalan menyehatkan mental dan pikiran anda.
Sebagian orang menganggap ini kebijakan aneh. Bukankah sekolah itu tuan rumahnya baca tulis? Atau jangan-jangan ada yang salah dengan sekolah kita?
Bukan begitu maksudnya. Pemerintah sesungguhnya sedang menimbulkan sekolah sebagai mercusuar acara literasi secara nasional. Kita sadar seberapa tingkat kesadaran masyarakat Indonesia dalam hal literasi (membaca dan menulis).
Lemah!
Itulah satu kata yang sempurna mewakili tingkat kesadaran membaca masyarakat Indonesia. Kalau anda mau, bolehlah menggantinya kata “miris”, atau “memprihatinkan!”. Laporan terakhir menyebutkan hanya 1 dari 1000 orang Indonesia yang rajin baca buku (UNESCO). Kalau diperingkat, kita ada di peringkat 60 dari 61 negara.
Sudah, kita tidak perlu lagi melihat data-data itu, selain hanya menambah rasa malu. Padahal pengguna smartphone dan internet di Indonesia tergolong besar di antara penduduk dunia, bahkan empat besar sehabis China, India, dan AS (100 juta pengguna aktif versi Lembaga Riset E-Marketer).
Apakah orang Indonesia itu sukanya hanya baca-baca status facebook, twitter dan sejenisnya?
Untuk itulah, pada postingan ini aku ingin membagikan kepada anda wacana manfaat membaca, utamanya bagi kesehatan pikiran. Dengan goresan pena ini diperlukan bisa memantik kesadaran kita semua wacana efek positif dari membaca, utamanya membaca buku.
Mungkin banyak yang bertanya, kenapa kesehatan pikiran yang difokuskan?
Mengapa kesehatan pikiran menjadi fokus penting?
Jawabannya lantaran saking banyaknya goresan pena yang mengangkat tema ibarat ini: manfaat membaca. Tapi sayangnya manfaat yang disajikan ternyata tidak bisa pribadi dirasakan. Masih samar, abu-abu. Sehingga tulisan-tulisan panjang itu tidak berdampak apa-apa, lantaran manfaat yang tertulis di situ memang tidak bisa dirasakan.
Sehingga kalau anda sadar bahwa membaca itu menyehatkan pikiran, mungkin mulai hari ini anda mau menyisihkan waktu setiap hari untuk memangku buku, menyelami isi-isinya, meskipun hanya beberapa menit. Yang penting rutin tiap hari. Itulah tujuan pertama saya.
Tujuan yang kedua ialah kesehatan merupakan topik yang sekarang banyak dicari. Bukan hanya kini, tapi selamanya. Kesehatan bagi semua orang itu nomor satu. Sehingga kalau kita hubungkan dampak membaca dengan kesehatan, terutama pikiran, mungkin anda akan tertarik.
Jadi, membaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan itu klise, kuno. Membaca untuk menambah kesehatan mental dan pikiran, ini gres menarik.
Namun perlu diingat, bukan hal gampang menjaga konsistensi membaca, apalagi kalau kegiatan ini bukan hobi anda. Anda lebih suka nonton video? Atau lebih bahagia memperhatikan gambar ketimbang teks?
Itu tidak salah. Waktu membuka majalah atau koran, niscaya yang menarik minat mata kita lebih dulu ialah gambarnya. Video, gambar, maupun slide ialah pilihan yang sempurna menambah pengetahuan, selain membaca buku.
Tapi kita perlu ingat juga, sejarah mencatat hampir semua ilmu dan pengetahuan penting diabadikan dalam bentuk teks/buku, bukan video atau sejenisnya. Al Quran, Hadis, dan kitab-kitab agama lain semua direkam dalam media buku.
Inilah Manfaat Membaca Untuk Kesehatan Pikiran
1. Mengurangi stres
Kalau anda sedang punya beban di pikiran, jangan sekali-kali memegang buku yang “berat”, ibarat buku-buku filsafat, karya ilmiah, pokoknya yang banyak istilah-istilah asing yang sulit dipahami.…itu akan menambah beban anda.
Carilah buku yang ringan dan yummy dibaca. Apa itu? Novel. Bisa juga cerpen. Novel yang manis tidak akan menyuguhi anda kata-kata yang sulit dipahami, tapi menggunakan bahasa sehari-hari dan alurnya yummy untuk diikuti.
Kalau anda resah mencari, pilihlah novel yang terbukti populer, minimal best seller. Itu akan mempermudah anda.
Tenggelamkan diri anda ke dalam plot yang dibawakan penulis. Sembari membayangkan setting, menghidupkan tokoh dalam imajinasi anda, serta masuk pada konflik di dalamnya. Rasakan beban pikiran anda sekarang mulai berkurang.
2. Pikiran jadi lebih sistematis
Salah satu tolok ukur kesehatan pikiran seseorang ialah bisa berpikir secara runtut dan sistematis. Bagaimana ciri-cirinya? Lihatlah bagaimana beliau menjelaskan sesuatu.Saya tidak menyampaikan orang yang bicaranya tidak runtut dan sering melompat-lompat itu tidak sehat. Bukan. Banyak orang yang ibarat itu. Yang ingin aku katakan ialah orang yang bicaranya runtut, sistematis, yummy didengar, niscaya pikirannya sehat tanpa gangguan.
Buku akan membantu anda mendapatkannya.
Dibanding media bacaan lain, buku (non fiksi) sangat manis dalam membantu anda menstrukturkan pikiran. Dimulai dari bab, sub-bab, dan sub-sub yang lebih kecil. Membacanya, sel-sel otak secara otomatis membentuk titik-titik kekerabatan yang akan membantu anda berbicara dengan baik dan memukau pendengar.
3. Pikiran lebih fokus dan konsentrasi.
Bayangkan berapa usang waktu yang anda habiskan untuk membuka smartphone. Di dunia yang hampir segalanya dikuasai internet, perhatian kita ditarik ke berjuta arah sekaligus.Bangun tidur ngintip grup whatsapp, belum selesai ngobrol ada yang kirim pesan di messenger, kemudian ada teman gres invite pin bbm, ada yang komen di instagram. Sudah puas chatting, kita ingat ada informasi lagi viral, kita buka google, situs demi situs kita kunjungi, dan seterusnya.
…bukan usang waktunya yang jadi masalah, tapi fokus dan perhatian anda.
Luangkan waktu 10 hingga 15 menit sebelum berangkat kerja untuk membaca buku. Rasakan bedanya, bahwa ketika membaca buku pikiran anda hanya terfokus pada buku itu saja. Dan lihatlah, betapa anda terkejut melihat diri anda jauh lebih fokus ketika bekerja di kantor.
4. Memperoleh ketenangan/relaksasi
Sebenarnya ini ada hubungannya dengan mengurangi stress. Tapi manfaat ini perlu disendirikan.Sejumlah penelitian menyimpulkan, membaca buku-buku spiritual sanggup menurunkan tekanan darah dan memicu rasa tenang. Efek halusinasi dirasakan ketika ada teks-teks spiritual yang merasuk ke dalam hati.
Penelitian lain membuktikan, membaca buku pengembangan diri dan motivasi sanggup mengatasi instabilitas mood tertentu dan gangguan mental ringan. Inilah sebabnya beberapa orang berbagi metode membaca untuk penyembuhan gangguan mental yang masih tahap-tahap awal.
Hanyutkan diri anda ke dalam buku-buku yang ditulis motivator, atau buku bertema religi. Silahkan mencicipi batin anda semakin damai dan rileks.
5. Hiburan gratis
Beberapa orang ketika ditanya apa solusi menyegarkan pikiran yang bagus, kebanyakan menjawab cari hiburan. Entah dengan berlibur, nonton di bioskop, atau banyak yang lain. Anda niscaya termasuk di dalamnya.Namun, tidakkah anda ingin memasukkan “membaca buku” ke dalam daftar itu?
Hiburan yang murah bisa anda dapatkan dari membaca. Carilah buku-buku yang sesuai dengan passion, minat, atau hobi. Selain hiburan gratis, ide-ide segar juga akan anda dapatkan.
Baiklah, demikianlah 5 dari sekian banyak manfaat membaca, khususnya untuk kesehatan pikiran. Ingatlah, kata bijak paling mutakhir bukan lagi “di dalam badan yang sehat terdapat pikiran yang kuat”. Tapi sebaliknya, “di dalam pikiran yang sehat, terdapat badan yang kuat”.
Jadikan kegiatan membaca sebagai jalan menyehatkan mental dan pikiran anda.
Belum ada Komentar untuk "✔ Manfaat Membaca Untuk Kesehatan Pikiran Anda"
Posting Komentar