✔ Objective-Oriented Evaluation Approach
OBJECTIVE-ORIENTED EVALUATION APPROACH - . Pernahkah anda mendengar istilah objective-oriented approach? Model Objective-Oriented Approach (pendekatan penilaian berorientasi tujuan) yaitu pendekatan dalam melaksanakan penilaian aktivitas yang menitik beratkan pada penilaian ketercapaian tujuan. Oleh alasannya itu, pandangan ini mempersyaratkan bahwa suatu aktivitas pendidikan harus memutuskan atau merumuskan tujuan-tujuan spesifiknya secara jelas. Terhadap tujuan-tujuan aktivitas yang sudah ditetapkan tersebut barulah penilaian aktivitas difokuskan. Tujuan aktivitas yang dimaksud bisa saja hanya tujuan dari sebuah aktivitas pembelajaran di kelas dalam satu mata pelajaran, atau juga tujuan aktivitas dalam pengertian yang lebih luas, contohnya tujuan aktivitas sekolah dalam satu tahun, tujuan aktivitas pembangunan pendidikan tahun 200X di Kabupaten/ Kota ‘A’, dsb.
Agar anda tidak menganggap konsep ini sesuatu yang sangat gres bagi anda, coba anda ingat-ingat apa yang sering dilakukan di lingkungan sekolah. Apakah anda ingat apa yang dilakukan seorang guru dikala melaksanakan penilaian keberhasilan pembelajaran yang dilakukanya? Kebanyakan guru melaksanakan penilaian dengan memperlihatkan tes kepada siswa. Bentuk kegiatan tes bagi siswa sebagai penilaian terhadap keberhasilan pembelajaran dilandasi perkiraan bahwa suatu pembelajaran dianggap berhasil baik bila tujuan-tujuan mencar ilmu tercapai. Ketercapaian tujuan mencar ilmu tersebut tercermin dari hasil tes siswa. Oleh alasannya itu, tes sebagai alat (instrument) untuk melaksanakan penilaian selalu dibentuk menurut pada tujuan-tujuan mencar ilmu yang telah ditetapkan. Kalau anda pernah menjadi seorang guru, anda tentu masih ingat bagaimana menciptakan kisi-kisis penyusunan soal yang selalu didasarkan pada ranah-ranah hasil mencar ilmu yang sudah ditetapkan sebagai tujuan pembelajaran. Kegiatan penilaian menyerupai yang dilakukan guru itu yaitu salah satu pola penerapan pendekatan penilaian aktivitas yang berorientasi tujuan (objective-oriented approach).
Tyler mendefinisikan penilaian pendidikan sebagai suatu proses untuk menentukan sejauhmana tujuan-tujuan pendidikan dari aktivitas sekolah atau kurikulum tercapai. Pendekatan penilaian yang dikemukakan Tyler ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menentukan tujuan secara jelas
2) Mengklasifikasikan tujuan-tujuan tersebut
3) Mendefinisikan tujuan-tujuan dalam istilah sikap terukur
4) Temukan situasi dimana prestasi atau tujuan sanggup diperlihatkan
5) Mengembangkan atau menentukan teknik-teknik pengukuran
6) Mengumpulkan data
7) Membandingkan data kinerja dengan tujuan-tujuan yang dinyatakan dalam sikap terukur.
Langkah-langkah sebagaimana diuraikan di atas merupakan suatu siklus, artinya bahwa bila dari hasil membandingkan data kinerja dengan tujuan sudah diperoleh berupa kesenjangan-kesenjangan, maka perlu dilakukan perumusan/ penentuan ulang tujuan aktivitas yang telah dievaluasi tersebut.
Kalau kita simak secara seksama, langkah-langkah di atas terdiri dari dua bab pokok, yaitu: 1) bab yang terkait dengan kegiatan perencanaan aktivitas (langkah satu hingga tiga), 2) bab yang secara eksklusif memang merupakan kegiatan dalam tahap penilaian aktivitas (langka empat dan selanjutnya). Dengan demikian, siklus kegiatan yang dimaksud bergotong-royong lebih merupakan siklus kegiatan pengelolaan dan pengembangan program. Hal ini bisa dimaklumi oleh alasannya pemikiran ini dilahirkan dalam rangka pengembangan kurikulum.
Pola pikir yang ditawarkan Tyler ini sangat logis dan sanggup diterima secara ilmiah, bahkan gampang untuk ditiru atau dilakukan oleh para pelaksana penilaian pendidikan (evaluator). Salah satu penerapan model ini oleh Tyler yaitu bagaimana melaksanakan pengukuran tes kemampuan awal siswa (pre-test) dibandingkan dengan hasil pengukuran paska kegiatan pembelajaran (post-test). Kegiatan ini menjadi salah satu teknik yang banyak besar lengan berkuasa terhadap cara-cara penilaian aktivitas pembelajaran di dunia pendidikan. Contoh yang dilakukan Tyler ini pula lah yang banyak dilakukan oleh guru-guru kita dalam melaksanakan penilaian keberhasilan aktivitas pembelajaan di kelas selama ini. Secara praktis, pendekatan ini memang tidak terlalu menyita waktu alasannya hanya dilakukan pada simpulan kegiatan pembelajaran. Di samping itu, dengan pendekatan menyerupai ini sangat sejalan dengan tradisi pemikiran administrasi (pengelolaan) yang menempatkan kegiatan penilaian sebagai kegiatan terakhir.
Dari pengalamannya melaksanakan penilaian aktivitas pendidikan, Tyler mengadvokasikan tujuan-tujuan umum pendidikan yang perlu menjadi criteria dalam melaksanakan penilaian aktivitas pendidikan. Untuk pendidikan di Amerika, Tyler merekomendasikan 6 (enam) tujuan umum pendidikan, yaitu:
1) memperoleh informasi,
2) menyebarkan kebiasaan bekerja dan ketrampilan belajar,
3) menyebarkan cara berfikir yang efektif,
4) menginternalisasikan sikap social, minat, apresiasi, dan sensitifitas,
5) memelihara kesehatan fisik, dan
6) menyebarkan filsafat hidup.
Agar anda tidak menganggap konsep ini sesuatu yang sangat gres bagi anda, coba anda ingat-ingat apa yang sering dilakukan di lingkungan sekolah. Apakah anda ingat apa yang dilakukan seorang guru dikala melaksanakan penilaian keberhasilan pembelajaran yang dilakukanya? Kebanyakan guru melaksanakan penilaian dengan memperlihatkan tes kepada siswa. Bentuk kegiatan tes bagi siswa sebagai penilaian terhadap keberhasilan pembelajaran dilandasi perkiraan bahwa suatu pembelajaran dianggap berhasil baik bila tujuan-tujuan mencar ilmu tercapai. Ketercapaian tujuan mencar ilmu tersebut tercermin dari hasil tes siswa. Oleh alasannya itu, tes sebagai alat (instrument) untuk melaksanakan penilaian selalu dibentuk menurut pada tujuan-tujuan mencar ilmu yang telah ditetapkan. Kalau anda pernah menjadi seorang guru, anda tentu masih ingat bagaimana menciptakan kisi-kisis penyusunan soal yang selalu didasarkan pada ranah-ranah hasil mencar ilmu yang sudah ditetapkan sebagai tujuan pembelajaran. Kegiatan penilaian menyerupai yang dilakukan guru itu yaitu salah satu pola penerapan pendekatan penilaian aktivitas yang berorientasi tujuan (objective-oriented approach).
Tyler mendefinisikan penilaian pendidikan sebagai suatu proses untuk menentukan sejauhmana tujuan-tujuan pendidikan dari aktivitas sekolah atau kurikulum tercapai. Pendekatan penilaian yang dikemukakan Tyler ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menentukan tujuan secara jelas
2) Mengklasifikasikan tujuan-tujuan tersebut
3) Mendefinisikan tujuan-tujuan dalam istilah sikap terukur
4) Temukan situasi dimana prestasi atau tujuan sanggup diperlihatkan
5) Mengembangkan atau menentukan teknik-teknik pengukuran
6) Mengumpulkan data
7) Membandingkan data kinerja dengan tujuan-tujuan yang dinyatakan dalam sikap terukur.
Langkah-langkah sebagaimana diuraikan di atas merupakan suatu siklus, artinya bahwa bila dari hasil membandingkan data kinerja dengan tujuan sudah diperoleh berupa kesenjangan-kesenjangan, maka perlu dilakukan perumusan/ penentuan ulang tujuan aktivitas yang telah dievaluasi tersebut.
Kalau kita simak secara seksama, langkah-langkah di atas terdiri dari dua bab pokok, yaitu: 1) bab yang terkait dengan kegiatan perencanaan aktivitas (langkah satu hingga tiga), 2) bab yang secara eksklusif memang merupakan kegiatan dalam tahap penilaian aktivitas (langka empat dan selanjutnya). Dengan demikian, siklus kegiatan yang dimaksud bergotong-royong lebih merupakan siklus kegiatan pengelolaan dan pengembangan program. Hal ini bisa dimaklumi oleh alasannya pemikiran ini dilahirkan dalam rangka pengembangan kurikulum.
Pola pikir yang ditawarkan Tyler ini sangat logis dan sanggup diterima secara ilmiah, bahkan gampang untuk ditiru atau dilakukan oleh para pelaksana penilaian pendidikan (evaluator). Salah satu penerapan model ini oleh Tyler yaitu bagaimana melaksanakan pengukuran tes kemampuan awal siswa (pre-test) dibandingkan dengan hasil pengukuran paska kegiatan pembelajaran (post-test). Kegiatan ini menjadi salah satu teknik yang banyak besar lengan berkuasa terhadap cara-cara penilaian aktivitas pembelajaran di dunia pendidikan. Contoh yang dilakukan Tyler ini pula lah yang banyak dilakukan oleh guru-guru kita dalam melaksanakan penilaian keberhasilan aktivitas pembelajaan di kelas selama ini. Secara praktis, pendekatan ini memang tidak terlalu menyita waktu alasannya hanya dilakukan pada simpulan kegiatan pembelajaran. Di samping itu, dengan pendekatan menyerupai ini sangat sejalan dengan tradisi pemikiran administrasi (pengelolaan) yang menempatkan kegiatan penilaian sebagai kegiatan terakhir.
Dari pengalamannya melaksanakan penilaian aktivitas pendidikan, Tyler mengadvokasikan tujuan-tujuan umum pendidikan yang perlu menjadi criteria dalam melaksanakan penilaian aktivitas pendidikan. Untuk pendidikan di Amerika, Tyler merekomendasikan 6 (enam) tujuan umum pendidikan, yaitu:
1) memperoleh informasi,
2) menyebarkan kebiasaan bekerja dan ketrampilan belajar,
3) menyebarkan cara berfikir yang efektif,
4) menginternalisasikan sikap social, minat, apresiasi, dan sensitifitas,
5) memelihara kesehatan fisik, dan
6) menyebarkan filsafat hidup.
Belum ada Komentar untuk "✔ Objective-Oriented Evaluation Approach"
Posting Komentar