✔ Demokrasi: Bunyi Ilahi Yang Tergadai
Demokrasi: Suara Tuhan yang Tergadai - . Maaf...tulisan/postingan ini bukan ingin menghina ke-Esa-an Tuhan atau opini yang ada ini ingin menjelekan/melemahankan ke-Maha Kuatan Tuhan semesta alam. Opini dalam postingan ini dibentuk dalam konteks istilah yang sering digunakan dalam sistem demokrasi yang didengungkan dengan istilah "Suara Rakyat Adalah Suara Tuhan"...Benarkah?
Melihat kenyataan yang ada disekeliling kita, acara pemilu kita dalam pelaksanaan demokrasi "sering" kita temukan "pembelian" bunyi pemilih (baca: rakyat), walaupun pembuktiannya sulit terungkap. Padahal kenyataannya "pembelian" itu ada kita lihat diepan mata kepala kita.
Baca juga: Demokrasi, Korupsi: Cape Deh...[Klik Disini]
Kita juga sudah sering membaca dimedsos seorang kandidat merasa dirinya (atau Tim-nya) anti korupsi, sedangkan partai pengusungnya atau partai daerah beliau berasal merupakan "sarang" para koruptor. Mungkinkah orang-orang partai tersebut melaksanakan korupsi untuk memodali partainya berkampanye yang nilainya reatif mahal? Kembali kepada bunyi rakyat yang terbeli. Memang disini pemilih perlu mencermati atau peka terhadap kenyataan ini. Tapi kenapa rakyat kita menyerupai tidak berdaya? Jawabannya yaitu alasannya yaitu kondisi ekonomi masyarakat yang belum sejahtera ditambah dikala pemilihan atau dikala pencoblosan kondisi tersebut dimanfaatkan partai atau kandidat bahwa bunyi rakyat tersebut banyak yang partai atau kandidat beli. Baik kandidat yang mau duduk di Legislatif maupun di eksekutif. Kita hanya sanggup berdoa, semoga suatu dikala nanti teman, sahabat, rakyat kita sadar semoga tidak mau bunyi dibeli dengan harga yang sangat murah untuk jabatan selama 5 tahun. Seharusnya kita kembalikan istilah bahwa "Suara Rakyat yaitu Suara Tuhan". Tapi kenapa bunyi Tuhan kamu gadaikan. Kenapa kandidat partai atau kandidat pejabat begtitu tega merusak rakyat / konstituennya hanya untuk sebuah jabatan?. Bukankah jabatan Anda akan dimintai pertanggungjawabkan di hari simpulan nanti?. Dan di hari simpulan nanti tidak ada yang sanggup membeli bunyi Tuhan yang sebenarnya.
Baca juga: Demokrasi, Korupsi: Cape Deh...[Klik Disini]
Kita juga sudah sering membaca dimedsos seorang kandidat merasa dirinya (atau Tim-nya) anti korupsi, sedangkan partai pengusungnya atau partai daerah beliau berasal merupakan "sarang" para koruptor. Mungkinkah orang-orang partai tersebut melaksanakan korupsi untuk memodali partainya berkampanye yang nilainya reatif mahal? Kembali kepada bunyi rakyat yang terbeli. Memang disini pemilih perlu mencermati atau peka terhadap kenyataan ini. Tapi kenapa rakyat kita menyerupai tidak berdaya? Jawabannya yaitu alasannya yaitu kondisi ekonomi masyarakat yang belum sejahtera ditambah dikala pemilihan atau dikala pencoblosan kondisi tersebut dimanfaatkan partai atau kandidat bahwa bunyi rakyat tersebut banyak yang partai atau kandidat beli. Baik kandidat yang mau duduk di Legislatif maupun di eksekutif. Kita hanya sanggup berdoa, semoga suatu dikala nanti teman, sahabat, rakyat kita sadar semoga tidak mau bunyi dibeli dengan harga yang sangat murah untuk jabatan selama 5 tahun. Seharusnya kita kembalikan istilah bahwa "Suara Rakyat yaitu Suara Tuhan". Tapi kenapa bunyi Tuhan kamu gadaikan. Kenapa kandidat partai atau kandidat pejabat begtitu tega merusak rakyat / konstituennya hanya untuk sebuah jabatan?. Bukankah jabatan Anda akan dimintai pertanggungjawabkan di hari simpulan nanti?. Dan di hari simpulan nanti tidak ada yang sanggup membeli bunyi Tuhan yang sebenarnya.
Belum ada Komentar untuk "✔ Demokrasi: Bunyi Ilahi Yang Tergadai"
Posting Komentar