✔ Risikonya Kemdikbud Memastikan Usbn Sd 3 Mapel, Bukan 8 Mapel
Kekhawatiran rekan-rekan guru SD ihwal berapa jumlah mata pelajaran yang diujikan berstandar nasional pada ujian mendatang kesannya terjawab sudah. Setelah sebelumnya BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) berencana menambah jumlah mapel USBN menjadi 8 mapel, kini Kemdikbud memastikan bahwa pelaksanaan USBN tingkat SD hanya 3 mapel saja.
Hal itu diungkapkan oleh Kabid Puspendik Kemendikbud Giri Sarana Hamiseno dan Ketua BSNP Bambang Suryadi -dilansir dari JPNN.com (Senin/8/1/2018), yang menyampaikan bahwa menurut pembahasan internal Kemdikbud, USBN SD/MI kembali 3 mapel saja yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA.
Dengan demikian, rekan guru khususnya yang mengampu kelas VI dapat sedikit bernafas lega. Karena menyerupai kita tahu, beberapa waktu terakhir sempat ada kebingungan dimana info ini sudah beredar luas namun belum ada penegasan resmi dari dari Kemendikbud sendiri.
Jika kita cermati planning penambahan delapan mapel ini dari awal, memang cukup banyak protes yang dilayangkan. Penyebabnya adalah:
1. Waktu yang terlalu mepet
Rencana ini muncul gres ketika selesai semester pertama lalu, yang mana bukan waktu ideal kalau harus diterapkan pada ujian sekolah tahun ini yang kemungkinan diselenggarakan di bulan April/Mei.
2. Banyak sekolah yang belum siap
Tentu saja sekolah harus berpikir bagaimana menyiapkan bawah umur dapat sukses mengerjakan 8 mapel hanya dengan waktu persiapan yang tak banyak. Sebab selama ini kebanyakan lebih fokus pada 3 mapel saja.
3. Tidak ada sosialisasi
Di ketika wacana penambahan mapel menjadi 8 sudah tersiar ke publik, guru dibentuk heran dengan belum adanya sosialisasi resmi sama sekali. Padahal perubahan ini (jika benar-benar diterapkan) cukup berdampak signifikan, terutama mengenai aktivitas sekolah dalam menyiapkan siswa penerima ujian.
4. Bertentangan dengan pendidikan huruf di SD
Ini disampaikan oleh IGI (Ikatan Guru Indonesia) yang melayangkan protes bahwa penambahan jumlah mapel hanya menciptakan siswa dan guru lebih berorientasi pada nilai hasil ujian. Sedangkan aktivitas utama pendidikan di SD ketika ini yaitu untuk penanaman karakter.
Nah, mudah-mudahan ini menjadi koreksi tersendiri bagi para pengampu kebijakan. Agar kalau kebijakan itu gres sebatas wacana dan masih dalam tahap pembahasan, sekiranya tidak terburu-buru disampaikan ke publik. Sebab di masa info menyerupai sekarang, apapun ungkapan dari pejabat terkait niscaya akan cepat menyebar dan menjadikan respon yang beragam.
Demikian info ihwal USBN SD yang kembali menjadi tiga mapel sesudah sebelumnya sempat direncanakan menjadi 8 mapel. Semoga bermanfaat...
Belum ada Komentar untuk "✔ Risikonya Kemdikbud Memastikan Usbn Sd 3 Mapel, Bukan 8 Mapel"
Posting Komentar