✔ Pilih Jadi Blogger Atau Penulis Buku?
Saat ini, kalau punya hobi menulis tak perlu susah cari daerah semoga tulisannya dibaca orang. Media sosial menjadi yang terdepan untuk menuangkan gagasan-gagasan kita secara mudah. Selain tak perlu biaya, sasarannya juga jelas. Kemungkinan goresan pena kita dibaca orang besar alasannya yaitu targetnya yaitu teman-teman kita.
Selain catatan di media sosial, ada lagi blog atau website yang juga tak kalah mudah. Kalau ingin lebih serius lagi dapat menulis di media massa atau di buku. Semuanya gampang dan dapat kita coba. Nah artikel ini akan mengulas dua pilihan dalam memahat tulisan-tulisan kita, yaitu blog dan buku.
Mari kita tepikan dulu motif mencari laba dan uang dari kegiatan menulis. Kalau berdasarkan anda, pilih menulis di blog (blogger) atau menulis buku?
Sebelum saya urai lebih panjang, mungkin anda kurang baiklah kalau blog disejajarkan dengan buku. Blog itu bacaan santai. Kalau mau sumber tumpuan ilmiah yang carinya di buku. Bahkan dosen saya dulu semasa kuliah sering bilang begini, “jangan cari informasi di BLOG, nanti kau dapat GO-BLOG”.
Benarkah demikian? Tunggu dulu.
Meski banyak yang mencibir rendahnya kualitas konten di blog, faktanya mereka juga sering cari informasi di internet. Benar kan? Dan siapa lagi yang membagikan konten itu selain blogger yang rutin menuangkan idenya lewat dunia maya.
Perbedaannya, kalau mau menerbitkan buku itu melewati proses editing, sedangkan memposting goresan pena di blog tidak ada sama sekali. Itulah kenapa dikala ini blog lebih gampang digunakan sebagai alat menyebarkan propaganda dan informasi hoax.
Meski begitu, tak sulit kok memilah mana blog dengan konten anggun di antara yang jelek-jelek. Sama mudahnya mencari buku cetak yanng tidak berkualitas diantara yang bagus-bagus.
Artinya kita harus menilai secara proporsional. Di jaman sekarang, tak sulit menilai kualitas isi konten. Blog dan buku yaitu dua media yang sama-sama anggun untuk mengabadikan dan membagikan isi pikiran.
Bagaimana kalau ngeblog saja?
Segalanya akan sangat mudah. Kapanpun dan dimanapun anda dapat membuatkan artikel ihwal catatan sehari-hari tanpa ada batasan. Tapi meski bebas, jangan coba-coba menampilkan artikel hoax atau copas. Kalau ketahuan, itu sama saja merusak reputasi diri anda sendiri.
Tulislah catatan dengan jujur. Salah sih boleh, tapi kalau bohong jangan.
Jika anda bercita-cita menerbitkan buku tapi tak kunjung jadi, menulislah di blog terlebih dulu. Lewat blog anda akan melihat hingga dimana konsistensi menulis anda. Tidak ada tuntutan menciptakan goresan pena yang runtut dalam jumlah banyak menyerupai menulis buku, alasannya yaitu di blog topik artikel dapat berbeda-beda tergantung mood. Lebih mudah, bukan?
Bahkan kalau sudah menemukan sensasi dari ngeblog, bukan tidak mungkin hasrat menulis buku itu terpinggirkan. Seperti saya ini, hehehe.. Saking asiknya nulis di blog, melihat ada yang baca setiap hari saja sudah buat hati senang. Termasuk komentar satu dua yang masuk, memberi citra menyerupai apa kualitas goresan pena saya nanti kalau sudah mantap menulis buku.
Bukan tidak mungkin juga anda dapat menyerupai rekan guru lain yang sudah lebih dulu sukses dari blogging.
Bagaimana kalau menulis buku?
Resikonya ya harus mengumpulkan goresan pena dalam jumlah banyak. Tentu itu menguras waktu, tenaga dan pikiran. Belum lagi naskah anda harus siap-siap direview dulu oleh penerbit. Banyak yang bilanng kalau masih pertama kali mengajukan naskah, sulit untuk menembusnya apalagi penerbit-penerbit mayor. Karena nama anda masih belum dikenal.
Meski demikian, tak ada salahnya untuk mencoba. Kalau ditolak oleh penerbit, solusinya dapat menerbitkan buku secara berdikari alias self publishing. Disini anda perlu keluar modal untuk biaya cetak per sekian eksemplar. Juga biaya promosi yang semuanya dilakukan secara mandiri.
Atau dengan langkah lain yaitu menulis secara keroyokan. Artinya satu buku ditulis oleh beberapa orang. Dengan demikian, biaya yang dikeluarkan ditanggung bersama-sama. Cukup kumpulkan teman-teman yang punya minat menulis sama menyerupai anda.
Atau kalau kesulitan, dapat mengikuti agenda menulis bersama yang diadakan oleh forum-forum. Ada banyak komunitas menyerupai itu di grup-grup facebook.
Sekarang pilih yang mana?
Nah, sudah punya citra atau belum media apa yang mau digunakan buat menyalurkan hobi kita ini? Sekarang, yuk sama-sama kita simpulkan apa sih kelebihan dan kekurangan dari keduanya.
Menulis di blog
Kelebihan:
- Mudah, mau menerbitkan artikel kapan saja dan dimana saja, tak pakai editor segala.
- Cepat terakses oleh pembaca. Apalagi kalau sedikit-sedikit mengerti ihwal SEO, artikel anda tidak hanya terbaca via media umum tapi juga dapat dicari di google dan mesin pencari lainnya.
- Tanpa modal. Keluar modal gres kalau tidak mau versi gratisan kayak blogspot dan wordpress. Oh ya, modal lagi kuota internet waktu upload tulisan.
- Feedback eksklusif dari pembaca. Apresiasi, saran, kritik di kolom komentar menciptakan anda lebih gampang mengevaluasi karakteristik goresan pena apa yang disukai pembaca.
Kekurangan:
- Persaingan tinggi. Saat anda klik terbitkan pada artikel anda di blog, pada dikala yang sama ratusan bahkan ribuan orang juga melaksanakan hal sama.
- Tidak dapat dijadikan rujukan ilmiah. Dulu saya pernah coba-coba memasang goresan pena hasil browsing dari google di makalah, jadinya coretan rapi mendarat di makalah saya dan suruh mengganti dengan rujukan dari buku.
- Rentan copy paste. Kalau goresan pena anda bagus, bukan tidak mungkin dicopy begitu saja oleh orang lain untuk diupload ulang di blog mereka atau dapat juga ditambahkan di buku dan diakui sebagai goresan pena mereka sendiri.
Menulis Buku
Kelebihan:
- Personal branding lebih kuat. Selama ini yang dikenal sebagai penulis itu ya orang sudah menulis buku, bukan hanya di media massa atau bahkan cuma blogger,
- Bisa dijadikan referensi. Kalau anda beruntung, buku anda dapat tampil di footnote buku/karya ilmiah milik orang lain, alasannya yaitu bab goresan pena anda dicuplik untuk menguatkan isi tulisannnya.
- Konten Abadi. Inilah alasan kenapa buku lebih terpercaya, soalnya tidak dapat direvisi. Untuk merevisi, harus pada cetakan selanjutnya. Beda kan dengan blog yang dapat kapan saja diedit kalau ada kesalahan.
- Menaikkan status akademik. Guru dan dosen sudah sangat paham ihwal kekerabatan menulis buku dengan jenjang karir.
Kekurangan:
- Memakan waktu lama. Semakin anda ingin menciptakan buku kualitas terbaik, waktu yang diharapkan semakin lama.
- Perlu modal, setidaknya untuk riset kecil-kecilan yang mendukung isi buku. Atau membeli buku yang ingin dijadikan referensi.
- Butuh promosi yang sangat gencar. Kalau tidak, sangat mungkin karam di antara banyaknya buku yang sudah terbit.
Nah, bagaimana? Mungkin dari judul di atas anda berharap ada rekomendasi atau saran yang cocok ihwal media menulis apa yang menguntungkan: BLOG atau BUKU. Tidak, saya hanya menunjukkan citra dari keduanya. Lebih kurangnya, untung ruginya.
Bagi seorang guru menyerupai saya, punya buku minimal satu hasil karya saya sendiri (bukan jiplakan) yaitu sebuah nadzar. Namun saya ingin buku itu bukan ecek-ecek, agak berbobot dikit lah. Nah untuk mencapai itu saya ingin membangun konsistensi menulis salah satunya dengan menulis di blog menyerupai yang saya lakukan kini ini. Mudah-mudahan artikel ini bermanfaat dan memberi ide buat anda, amiiin.
Belum ada Komentar untuk "✔ Pilih Jadi Blogger Atau Penulis Buku?"
Posting Komentar