✔ Penggunaan Kata/Huruf Miring Dalam Goresan Pena Bahasa Indonesia

Ketika membaca suatu artikel, buku, atau majalah, mungkin anda sering menemukan kata atau abjad yang ditulis miring. Apa maksud dari penulisan miring itu? Saat menemukan kata yang dicetak berbeda menyerupai itu, fokus kita akan tertuju padanya. Ada penitikberatan yang ingin disampaikan lewat kata yang dicetak miring tersebut.

Penulisan kata atau abjad dalam Bahasa Indonesia memang mempunyai hukum sendiri. Di samping penulisan abjad tebal (bold) dan garis bawah (underline), penulisan miring (italic) akan lebih gampang kita jumpai. Baik dari bacaan fiksi atau non fiksi. Terlebih kalau yang anda baca yakni buku terjemahan, kata yang dicetak miring biasanya banyak menghiasi goresan pena tersebut.

Baiklah, bagi anda yang belum memahami penggunaan kata atau abjad miring dalam suatu tulisan, berikut ini kita bahas secara lengkap.

1. Huruf miring digunakan untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka. Contoh:

  • Dina sedang membaca novel Laskar Pelangi karangan Andrea Hirata.
  • Majalah Bobo ketika ini sepi peminat.
  • Berita kemenangan atlet itu dimuat dalam surat kabar Harian Indonesia.
  • Sigit Pramono. 2014. Panduan Evaluasi Kegiatan Belajar Mengajar. Jogjakarta: Diva Press. 

2. Huruf miring digunakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bab kata, kata atau kelompok kata dalam kalimat. Contoh :

  • Huruf terakhir kata windu yakni u.
  • Dia tidak dipukul, tetapi memukul.
  • Upacara pagi ini tidak menggunakan baju adat.
  • Buatlah paragraf yang mengandung peribahasa besar pasak daripada tiang.

3. Huruf miring digunakan untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa tempat atau bahasa asing. Contoh:

  • Aufklarung bermakna kurun atau zaman pencerahan.
  • Tradisi tedak siten masih terus dilestarikan hingga kini.

Dari ketiga penggunaan abjad miring di atas, ada beberapa catatan di antaranya:

  1. Nama diri, menyerupai nama orang, lembaga, atau organisasi, dalam bahasa ajaib atau bahasa tempat tidak ditulis dengan abjad miring.
  2. Dalam naskah goresan pena tangan atau mesin tik (bukan komputer), bab yang akan dicetak miring ditandai dengan garis bawah.
  3. Kalimat atau teks berbahasa ajaib atau berbahasa tempat yang dikutip secara pribadi dalam teks berbahasa Indonesia ditulis dengan abjad miring.

Demikian uraian ihwal penggunaan abjad miring dalam goresan pena atau teks. Semoga bermanfaat bagi anda yang membutuhkan.

Belum ada Komentar untuk "✔ Penggunaan Kata/Huruf Miring Dalam Goresan Pena Bahasa Indonesia"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel