✔ 5 Teladan Praktik Ppk Nasionalisme
Semua sekolah dikala ini didorong untuk membuatkan aktivitas PPK (Penguatan Pendidikan Karakter). Hal ini tak lepas dari upaya menjalankan Perpres Nomor 87 Tahun 2017 yang menjadi haluan/acuan pelaksanaan dalam melakukan PPK.
Upaya menumbuhkan dan memperkuat huruf siswa sanggup dilakukan melalui kegiatan ektrakurikuler, intrakurikuler, dan kokurikuler. Melalui aktivitas PPK, sekolah bisa mendesain budaya sekolah sesuai dengan kemampuan dan kearifan lokal di kawasan masing-masing sehingga menjadi ciri khas serta keunggulan sekolah itu sendiri.
Ada lima huruf utama prioritas PPK, salah satunya yakni nasionalisme. Nasionalis bermakna menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Jiwa nasionalis perlu dipupuk semenjak usia dini. Sehingga praktik-praktik PPK khususnya menyangkut nasionalisme harus berpengaruh semenjak di tingkat sekolah dasar.
Berikut ini yakni 5 contoh praktik/penerapan PPK nasionalisme di sekolah yang bisa anda terapkan.
1. Menyanyikan lagu nasional sebelum dan sepulang sekolah
Lagu wajib dan nasional dinyanyikan pada awal dan simpulan kegiatan berguru mengajar. Lagu yang dinyanyikan setiap hari berbeda-beda. Misalnya, hari Senin menyanyikan lagu Garuda Pancasila, hari Selasa menyanyikan lagu Tanah Air, dan seterusnya.
2. Memutar lagu nasional di lingkungan sekolah
Selain penyesuaian menyanyikan lagu wajib, penanaman huruf nasionalis juga bisa dimantapkan dengan sering memutar lagu nasional. Waktu yang sempurna yakni di pagi hari (untuk menyambut belum dewasa masuk sekolah), waktu istirahat, atau jam pulang sekolah. Dengan cara ini, dibutuhkan kecintaan anak terhadap tanah air terus tumbuh.
3. Ekstrakurikuler tari tradisional
Ada banyak pilihan kegiatan ekstrakurikuler. Salah satu yang sesuai dengan penanaman huruf nasionalis yaitu tari tradisional. Mengapa tari tradisional? Karena dengan mengikuti kegiatan tari mereka juga menggali nilai luhur yang menjadi ciri khas bangsa kita. Sementara kita tahu, warisan nenek moyang dikala ini sudah banyak yang tergerus moral modern.
4. Menampilkan alat musik khas kawasan setempat
Selain dengan tarian, huruf cinta terhadap budaya bangsa juga bisa ditanamkan lewat alat musik khas daerah, menyerupai kolintang, gamelan, dan lainnya. Keberadaan alat musik kawasan pun dikala ini juga semakin terpinggirkan oleh alat-alat musik modern. Sehingga jikalau sekolah tidak mempedulikan hal ini, bisa jadi alat musik tradisional itu akan hilang tergantikan oleh alat musik kekinian yang lebih menarik bagi anak.
5. Javanese Day (setiap hari tertentu)
Kebanyakan sekolah lebih menentukan menerapkan aktivitas bahasa gila di hari tertentu, menyerupai bahasa Inggris, Arab, atau lainnya. Tetapi bagaimana dengan keberadaan bahasa kawasan dikala ini? Untuk sekolah yang berada di pedesaan, mungkin tidak menjadi problem alasannya yakni bahasa kawasan merupakan bahasa ibu bagi siswanya. Lain halnya dengan di perkotaan. Program penggunaan bahasa kawasan selama beberapa jam di hari tertentu kiranya perlu diterapkan.
Itulah 5 contoh penerapan PPK nasionalisme yang bisa menjadi alternatif bagi Bapak/Ibu semua. Selain itu, tentu masih banyak lagi program-program yang mungkin lebih kreatif dan menarik. Mudah-mudahan artikel ini bermanfaat...
*Kelima contoh praktik PPK nasionalisme di atas dikembangkan dari Hasil Monitoring dan Evaluasi PPK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2017.
Belum ada Komentar untuk "✔ 5 Teladan Praktik Ppk Nasionalisme"
Posting Komentar