✔ Jenis Agenda Training Dan Pengembangan Dalam Pendidikan
Pelatihan (training) : peningkatan keterlibatan pekerja yang berarti menawarkan tanggung jawab yang lebih besar, yang pada giliirannya mensyaratkan tingkat kemampuan dan keterampilan yang lebih tinggi.
Keuntungan diperoleh dari pembinaan (Ross, 1955) :
1. Peningkatan komunikasi
2. Perubahan budaya perusahaan (corporate culture)
3. Unjuk kesepakatan administrasi terhadap kualitas
Jenis – jenis pembinaan :
Keuntungan diperoleh dari pembinaan (Ross, 1955) :
1. Peningkatan komunikasi
2. Perubahan budaya perusahaan (corporate culture)
3. Unjuk kesepakatan administrasi terhadap kualitas
Jenis – jenis pembinaan :
Pre-service Training
Pre-service training diselenggarakan oleh forum pendidikan (seperti sekolah tinggi tinggi dan sekolah) atau forum pembinaan (seperti Pusdiklat, Balai Latihan kerja, Lembaga kursus dan sebagainya ). Lembaga –lembaga ini menyelenggarakan banyak sekali macam pembinaan dalam rangka penyediaan tenaga kerja yang mempunyai keterampilan, pengetahuan dan perilaku dibidang tertentu. Sebagai referensi BLKI Singosari mempunyai lima jenis kegiatan pelatihan, yaitu: pembinaan institusional ( didanai oleh pemerintah,lamanya 3-5 bulan ), pembinaan swadana ( didanai oleh penerima pelatihan, lamanya 3-5 bulan ), Mobile Training Unit ( MTU ) (dibiayai oleh pemerintah lamanya 1-3 bulan ), pembinaan pihak ke III (misalnya perusahaan /instansi pemerintah, dan siswa sekolah umum,lamanya 1-3 bulan ), dan kegiatan pemagangan ( didanai oleh pemerintah, lamanya 3 tahun). Terdapat 7 jenis kejuruan yang ditawarkan meliputi: (1) Teknologi Mekanik,(2) Otomotif,(3) Listrik (4) Bangunan (5) Tata niaga (6) perhotelan, dan (7) aneka Kejuruan.
In- service Training
In Service Training berfungsi meningkatkan kemampuan pekerja sehabis bekerja dalam waktu tertentu. Pelatihan ini sangat diharapkan alasannya adanya perkembangan teknologi dan perdagangan yang begitu pesatnya. In service Training sanggup diselenggarakan oleh perusahaan yang bersangkutan atau kerjasama dengan lembaga-lembaga pelatihan. Harris, dkk ( 1979 ) mengklasifikasikan pembinaan menjadi 3 macam : ( 1 ) modul pembinaan individual, (2) Latihan dilaboraturium / bengkel, dan (3) simulasi,studi perkara dan permainan.
Model Desain Pelatihan
Berbagai–bagai model desain pembinaan telah dikembangkan, salah satunya ialah Model Kejadian-Kritis (The Critical –Events Model disingkat CEM ) yang diperkenalkan oleh Nadler (1982). Pada dasarnya, CEM merupakan suatu model terbuka, yang menyadari bahwa organisasi dan individu ialah sangat kompleks. Namun, tidak semua variabel sanggup dimasukkan dalam desain pelatihan. Oleh alasannya itu, terdapat titik –titik penting (kejadian-kejadian kritis) yang dicermati dan direncanakan.komponen-komponen dalam desain model CEM terdiri dari: (1) identifikasi kebutuhan organisasi, (2) spesifikasi kinerja pekerjaan, (3) identifikasi kebutuhan penerima pelatihan, (4) penentuan tujuan khusus, (5) penyusunan kurikulum pelatihan, (6) pemilihan taktik instruksional, (7) penyediaan sumber daya instruksional, (8) pelaksanaan pelatuhan, dan (9) balikan dan evaluasi.
Evaluasi Pelatihan
Terdapat tiga topik menarik dalam bidang pengembangan sumber daya insan ( HRD , yaitu evaluasi,pelatihan yang berorientasi pada hasil, dan kontribusi terhadap pengembangan organisasi. Hal ini kerena semakin banyaknya tuntutan terhadap hasil kegiatan –program HRD. Bagian pembinaan dan pengembangan ( T&D ) berusaha memenuhi tuntutan tersebut biar sanggup menawarkan bantuan oleh partisipan yang menginginkan kegiatan yang membawa hasil nyata.
Untuk mengevaluasi hasil pelatihan, Philips ( 1991 ) mengidentifikasi bentuk –bentuk instrumen penilaian sebagai berikut : kuesener,survey sikap, test, wawancara,kelompok fokus, observasi, dan rekaman performansi. Pemilihan bentuk instrumen ini atas dasar bidang kemampuan yang diukur. Di samping itu, faktor-faktor lain menyerupai fasilitas melaksanakan, kesederhanaan bentuk instrumen, dan keekonomisan perlu juga dipertimbangkan.
Pengembangan (Development)
Dalam pendahuluan telah dinyatakan bahwa pengembangan (development) ialah pembelajaran untuk pertumbuhan umum bagi individu dan / atau organisasi.
Pengembangan tidak sanggup dipisahkan dari pelatihan, alasannya pengembangan merupakan tindak lanjut dari pembinaan yang harus dilakukan secara terus menerus. Karena itu, sering dalam literatur –literatur pembahasan perihal pengembangan dilakukan bersama dengan pembinaan dan topik “ pembinaan dan pengembangan “.
Mengingat bahwa pengembangan ini mempunyai spektrum yang lebih luas dibandingkan pelatihan, dan dilakukan secara terus-menerus,maka metode –metode yang dipakai juga banyak dan bervariasi. Beberapa metode yang sanggup dipergunakan ialah contohnya rotasi pekerjaan ( job rotation , diskusi, seminar, lokakarya, penataran, kerja tim (team work), studi banding / kunjungan kerja,sampai dengan mempelajari buku-buku, katalog,dan jurnal profesional.
Pre-service training diselenggarakan oleh forum pendidikan (seperti sekolah tinggi tinggi dan sekolah) atau forum pembinaan (seperti Pusdiklat, Balai Latihan kerja, Lembaga kursus dan sebagainya ). Lembaga –lembaga ini menyelenggarakan banyak sekali macam pembinaan dalam rangka penyediaan tenaga kerja yang mempunyai keterampilan, pengetahuan dan perilaku dibidang tertentu. Sebagai referensi BLKI Singosari mempunyai lima jenis kegiatan pelatihan, yaitu: pembinaan institusional ( didanai oleh pemerintah,lamanya 3-5 bulan ), pembinaan swadana ( didanai oleh penerima pelatihan, lamanya 3-5 bulan ), Mobile Training Unit ( MTU ) (dibiayai oleh pemerintah lamanya 1-3 bulan ), pembinaan pihak ke III (misalnya perusahaan /instansi pemerintah, dan siswa sekolah umum,lamanya 1-3 bulan ), dan kegiatan pemagangan ( didanai oleh pemerintah, lamanya 3 tahun). Terdapat 7 jenis kejuruan yang ditawarkan meliputi: (1) Teknologi Mekanik,(2) Otomotif,(3) Listrik (4) Bangunan (5) Tata niaga (6) perhotelan, dan (7) aneka Kejuruan.
In- service Training
In Service Training berfungsi meningkatkan kemampuan pekerja sehabis bekerja dalam waktu tertentu. Pelatihan ini sangat diharapkan alasannya adanya perkembangan teknologi dan perdagangan yang begitu pesatnya. In service Training sanggup diselenggarakan oleh perusahaan yang bersangkutan atau kerjasama dengan lembaga-lembaga pelatihan. Harris, dkk ( 1979 ) mengklasifikasikan pembinaan menjadi 3 macam : ( 1 ) modul pembinaan individual, (2) Latihan dilaboraturium / bengkel, dan (3) simulasi,studi perkara dan permainan.
Model Desain Pelatihan
Berbagai–bagai model desain pembinaan telah dikembangkan, salah satunya ialah Model Kejadian-Kritis (The Critical –Events Model disingkat CEM ) yang diperkenalkan oleh Nadler (1982). Pada dasarnya, CEM merupakan suatu model terbuka, yang menyadari bahwa organisasi dan individu ialah sangat kompleks. Namun, tidak semua variabel sanggup dimasukkan dalam desain pelatihan. Oleh alasannya itu, terdapat titik –titik penting (kejadian-kejadian kritis) yang dicermati dan direncanakan.komponen-komponen dalam desain model CEM terdiri dari: (1) identifikasi kebutuhan organisasi, (2) spesifikasi kinerja pekerjaan, (3) identifikasi kebutuhan penerima pelatihan, (4) penentuan tujuan khusus, (5) penyusunan kurikulum pelatihan, (6) pemilihan taktik instruksional, (7) penyediaan sumber daya instruksional, (8) pelaksanaan pelatuhan, dan (9) balikan dan evaluasi.
Evaluasi Pelatihan
Terdapat tiga topik menarik dalam bidang pengembangan sumber daya insan ( HRD , yaitu evaluasi,pelatihan yang berorientasi pada hasil, dan kontribusi terhadap pengembangan organisasi. Hal ini kerena semakin banyaknya tuntutan terhadap hasil kegiatan –program HRD. Bagian pembinaan dan pengembangan ( T&D ) berusaha memenuhi tuntutan tersebut biar sanggup menawarkan bantuan oleh partisipan yang menginginkan kegiatan yang membawa hasil nyata.
Untuk mengevaluasi hasil pelatihan, Philips ( 1991 ) mengidentifikasi bentuk –bentuk instrumen penilaian sebagai berikut : kuesener,survey sikap, test, wawancara,kelompok fokus, observasi, dan rekaman performansi. Pemilihan bentuk instrumen ini atas dasar bidang kemampuan yang diukur. Di samping itu, faktor-faktor lain menyerupai fasilitas melaksanakan, kesederhanaan bentuk instrumen, dan keekonomisan perlu juga dipertimbangkan.
Pengembangan (Development)
Dalam pendahuluan telah dinyatakan bahwa pengembangan (development) ialah pembelajaran untuk pertumbuhan umum bagi individu dan / atau organisasi.
Pengembangan tidak sanggup dipisahkan dari pelatihan, alasannya pengembangan merupakan tindak lanjut dari pembinaan yang harus dilakukan secara terus menerus. Karena itu, sering dalam literatur –literatur pembahasan perihal pengembangan dilakukan bersama dengan pembinaan dan topik “ pembinaan dan pengembangan “.
Mengingat bahwa pengembangan ini mempunyai spektrum yang lebih luas dibandingkan pelatihan, dan dilakukan secara terus-menerus,maka metode –metode yang dipakai juga banyak dan bervariasi. Beberapa metode yang sanggup dipergunakan ialah contohnya rotasi pekerjaan ( job rotation , diskusi, seminar, lokakarya, penataran, kerja tim (team work), studi banding / kunjungan kerja,sampai dengan mempelajari buku-buku, katalog,dan jurnal profesional.
Belum ada Komentar untuk "✔ Jenis Agenda Training Dan Pengembangan Dalam Pendidikan"
Posting Komentar