✔ Fungsi Media Pembelajaran
Fungsi media pembelajaran yang didasarkan pada media, antara lain:
1. Fungsi Media Pembelajaran Sebagai Sumber Belajar
Secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar. Dalam kalimat “sumber belajar” ini tersirat makna keaktifan, yakni sebagai penyalur, penyampai, penghubung, dan lain-lain. Media pembelajaran sanggup menggantikan fungsi guru, terutama sebagai sumber belajar.
Munadi (2008:37) menyebutkan bahwa sumber mencar ilmu pada hakikatnya merupakan komponen sistem instruksional yang mencakup pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan, yang mana itu sanggup menghipnotis hasil mencar ilmu siswa. Dengan demikian sumber mencar ilmu sanggup dipahami sebagai segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan memungkinkan terjadinya proses belajar.
Pada usia sekolah terutama sehabis menuntaskan sekolah dasarnya, peserta didik telah mencapai tingkat kesadaran sosial yang terperinci sebagai hasil pengalamannya dengan keluarganya, kawan-kawan sekolahnya, dan media sosialisasi lainnya, menyerupai film, program radio, buku, dan majalah.
2. Fungsi Semantik
Fungsi semantik merupakan kemampuan media dalam menambah pembendaharaan kata (simbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami anak didik (tidak verbalistik).
Manusialah yang memberi makna pada kata atau dalam konteks pendidikan dan pembelajaran, gurulah yang memberi makna pada setiap kata yang disampaikannya. Bila simbol-simbol kata lisan tersebut hanya merujuk pada benda, contohnya Candi Borobudur, jantung manusia, atau ikan paus, maka problem komunikasi akan menjadi sederhana, artinya guru tidak terlalu kesulitan untuk menjelaskannya. Ia bisa menjelaskan kata lisan itu dengan memakai photo Candi Borobudur, mock up jantung manusia, dan gambar ikan paus.
Bila kata tersebut merujuk pada peristiwa, sifat sesuatu, tindakan, hubungan konsep, contohnya kata iman, etika, akhlak, atau tanggung jawab, maka problem komunikasi menjadi rumit, yakni bila komunikasinya melalui bahasa verbal. Namun bagi guru yang kreatif dan bisa dengan gampang diatasi, yakni dengan memperlihatkan klarifikasi melalui bahasa dramatisasi, simulasi, dongeng (dongeng), dongeng bergambar, dan lain-lain.
3. Fungsi Manipulatif
Fungsi manipulatif ini didasarkan pada ciri-ciri umum, dan media mempunyai dua kemampuan. Pertama, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi batas-batas ruang dan waktu, diantaranya kemampuan media menghadirkan objek atau kejadian yang sulit dihadirkan menyerupai peristiwa alam, kemampuan media menjadikan objek atau kejadian yang menyita waktu panjang menjadi singkat menyerupai proses ibadah haji, dan kemampuan media menghadirkan kembali objek atau kejadian telah terjadi (terutama pada mata pelajaran sejarah) menyerupai kisah Nabi Nuh dan kapalnya.
Kedua, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi keterbatasan indrawi manusia, yaitu (1) membantu siswa dalam memahami objek yang sulit diamati alasannya terlalu kecil, menyerupai molekul, sel, atom, yakni dengan memanfaatkan gambar, film, dan lain-lain. (2) membantu siswa dalam memahami objek yang bergerak terlalu lambat atau terlalu cepat, menyerupai proses metamorphosis, sanggup dimanfaatkan melalui gambar. (3) membantu siswa dalam memahami objek yang membutuhkan kejelasan suara, menyerupai cara membaca Al Qur’an sesuai dengan kaidah tajwid, mencar ilmu menyanyi, yakni dengan memanfaatkan kaset atau tape recorder.
4. Fungsi Psikologis
Pada fungsi psikologis, media pembelajaran terbagi dengan banyak sekali macam fungsi, diantaranya:
1. Menarik perhatian siswa.
2. Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif.
3. Waktu pembelajaran bisa dikondisikan.
4. Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu/menimbulkan gairah belajar
5. Meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan siswa dalam aktivitas pembelajaran dan lain-lain.
Media pembelajaran yang disediakan untuk kepentingan efektivitas proses mencar ilmu mengajar di kelas sanggup dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut:
1. Media pandang diproyeksikan, seperti:
3. Media dengar, menyerupai pita kaset, dan radio.
4. Media pandang dengar, menyerupai televisi dan film.
Pada hakikatnya bukan media pembelajaran itu sendiri yang menentukan hasil belajar, ternyata keberhasilan memakai media pembelajaran dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil mencar ilmu tergantung pada (1) isi pesan, (2) cara menjelaskan pesan, dan (3) karakteristik akseptor pesan. Dengan demikian dalam menentukan dan memakai media, perlu diperhatikan ketiga faktor tersebut untuk memperlihatkan hasil yang maksimal.
1. Fungsi Media Pembelajaran Sebagai Sumber Belajar
Secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar. Dalam kalimat “sumber belajar” ini tersirat makna keaktifan, yakni sebagai penyalur, penyampai, penghubung, dan lain-lain. Media pembelajaran sanggup menggantikan fungsi guru, terutama sebagai sumber belajar.
Munadi (2008:37) menyebutkan bahwa sumber mencar ilmu pada hakikatnya merupakan komponen sistem instruksional yang mencakup pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan, yang mana itu sanggup menghipnotis hasil mencar ilmu siswa. Dengan demikian sumber mencar ilmu sanggup dipahami sebagai segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan memungkinkan terjadinya proses belajar.
Pada usia sekolah terutama sehabis menuntaskan sekolah dasarnya, peserta didik telah mencapai tingkat kesadaran sosial yang terperinci sebagai hasil pengalamannya dengan keluarganya, kawan-kawan sekolahnya, dan media sosialisasi lainnya, menyerupai film, program radio, buku, dan majalah.
2. Fungsi Semantik
Fungsi semantik merupakan kemampuan media dalam menambah pembendaharaan kata (simbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami anak didik (tidak verbalistik).
Manusialah yang memberi makna pada kata atau dalam konteks pendidikan dan pembelajaran, gurulah yang memberi makna pada setiap kata yang disampaikannya. Bila simbol-simbol kata lisan tersebut hanya merujuk pada benda, contohnya Candi Borobudur, jantung manusia, atau ikan paus, maka problem komunikasi akan menjadi sederhana, artinya guru tidak terlalu kesulitan untuk menjelaskannya. Ia bisa menjelaskan kata lisan itu dengan memakai photo Candi Borobudur, mock up jantung manusia, dan gambar ikan paus.
Bila kata tersebut merujuk pada peristiwa, sifat sesuatu, tindakan, hubungan konsep, contohnya kata iman, etika, akhlak, atau tanggung jawab, maka problem komunikasi menjadi rumit, yakni bila komunikasinya melalui bahasa verbal. Namun bagi guru yang kreatif dan bisa dengan gampang diatasi, yakni dengan memperlihatkan klarifikasi melalui bahasa dramatisasi, simulasi, dongeng (dongeng), dongeng bergambar, dan lain-lain.
3. Fungsi Manipulatif
Fungsi manipulatif ini didasarkan pada ciri-ciri umum, dan media mempunyai dua kemampuan. Pertama, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi batas-batas ruang dan waktu, diantaranya kemampuan media menghadirkan objek atau kejadian yang sulit dihadirkan menyerupai peristiwa alam, kemampuan media menjadikan objek atau kejadian yang menyita waktu panjang menjadi singkat menyerupai proses ibadah haji, dan kemampuan media menghadirkan kembali objek atau kejadian telah terjadi (terutama pada mata pelajaran sejarah) menyerupai kisah Nabi Nuh dan kapalnya.
Kedua, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi keterbatasan indrawi manusia, yaitu (1) membantu siswa dalam memahami objek yang sulit diamati alasannya terlalu kecil, menyerupai molekul, sel, atom, yakni dengan memanfaatkan gambar, film, dan lain-lain. (2) membantu siswa dalam memahami objek yang bergerak terlalu lambat atau terlalu cepat, menyerupai proses metamorphosis, sanggup dimanfaatkan melalui gambar. (3) membantu siswa dalam memahami objek yang membutuhkan kejelasan suara, menyerupai cara membaca Al Qur’an sesuai dengan kaidah tajwid, mencar ilmu menyanyi, yakni dengan memanfaatkan kaset atau tape recorder.
4. Fungsi Psikologis
Pada fungsi psikologis, media pembelajaran terbagi dengan banyak sekali macam fungsi, diantaranya:
- a. Fungsi atensi, media pembelajaran sanggup meningkatkan perthatian (attention) siswa terhadap media ajar. Ketika kita memperhatikan rangsangan tertentu sambil membuang rangsangan yang lainnya, disebut perhatian selektif / selective attention (Rakhmat, 1985:67).
- b. Fungsi Afektif, yakni menggugah perasaan, emosi, dan tingkat penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu. Dengan adanya media pembelajaran, terlihat pada diri siswa kesediaan untuk mendapatkan beban pelajaran, dan untuk itu perhatiaannya akan tertuju kepada pelajaran yang diikutinya.
- c. Fungsi kognitif, siswa yang mencar ilmu melalui media pembelajaran akan memperoleh dan memakai bentuk-bentuk representatif yang mewakili objek-objek yang dihadapi, baik objek itu berupa orang, benda, atau kejadian/peristiwa. Objek-objek itu direpresantasikan atau dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan atau lambang yang dalam psikologi semuanya merupakan sesuatu yang bersifat mental (Winkel, 1989:42).
- d. Fungsi imajinatif, media pembelajaran sanggup meningkatkan imajinasi siswa. Imajinasi menurut Kamus Lengkap Psikologi (C.P. Chaplin, 1993:239) yakni proses membuat objek atau kejadian tanpa pemanfaatan data sensoris (Munadi, 2008:46)
- e. Fungsi motivasi, guru sanggup memotivasi siswanya dengan cara membangkitkan minat belajarnya dan dengan cara memperlihatkan harapan. Harapan akan tercapainya suatu hasrat atau sanggup menjadi motivasi yang ditimbulkan guru ke dalam diri siswa. Dengan demikian, motivasi merupakan perjuangan dari pihak luar dalam hal ini yakni guru untuk mendorong, mengaktifkan dan menggerakkan siswanya secara sadar untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
- f. Fungsi sosio-kultural, yakni mengatasi kendala sosio-kultural antarpeserta komunikasi pembelajaran. Bukan hal gampang untuk memahami para siswa yang mempunyai jumlah cukup banyak. Mereka masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda apalagi bila dihubungkan dengan adat, keyakinan, lingkungan, pengalaman, dan lain-lain. Sedangkan dipihak lain, kurikulum dan materi didik ditentukan dan diberlakukan secara sama untuk semua siswa. Media pembelajaran mempunyai kemampuan dalam memperlihatkan rangsangan yang sama, memper-samakan pengalaman, dan mengakibatkan persepsi yang sama.
1. Menarik perhatian siswa.
2. Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif.
3. Waktu pembelajaran bisa dikondisikan.
4. Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu/menimbulkan gairah belajar
5. Meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan siswa dalam aktivitas pembelajaran dan lain-lain.
Media pembelajaran yang disediakan untuk kepentingan efektivitas proses mencar ilmu mengajar di kelas sanggup dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut:
1. Media pandang diproyeksikan, seperti:
- a) overhead projector, yakni sebuah alat yang berfungsi untuk memproyeksikan bahan-bahan visual yang dibentuk di atas lembar transparan.
- b) slide, merupakan alat yang dipakai untuk menyajikan gambar atau objek hasil pemotretan yang diproyeksikan secara satu persatu.
- c) projector filmstrip, alat ini hampir sama menyerupai slide tetapi perbedaannya pada film strip berurutan secara satu kesatuan.
3. Media dengar, menyerupai pita kaset, dan radio.
4. Media pandang dengar, menyerupai televisi dan film.
Pada hakikatnya bukan media pembelajaran itu sendiri yang menentukan hasil belajar, ternyata keberhasilan memakai media pembelajaran dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil mencar ilmu tergantung pada (1) isi pesan, (2) cara menjelaskan pesan, dan (3) karakteristik akseptor pesan. Dengan demikian dalam menentukan dan memakai media, perlu diperhatikan ketiga faktor tersebut untuk memperlihatkan hasil yang maksimal.
Belum ada Komentar untuk "✔ Fungsi Media Pembelajaran"
Posting Komentar